Joshua berhenti di depan toko CD. Setelah kabur dari kakaknya,dia langsung bebas kemana pun. Capek ngikutin kakaknya yang muter-muter di dalam Mal,dan masuk ke segala macem toko baju atau sepatu tapi gak ada yang di beli.
Dia masuk ke toko CD,niatnya mau cari album barunya Avenged Sevenfold yang "Hail To The King".
"Mbak,ada album barunya Avenged Sevenfold gak?" tanya Joshua ke salah satu pegawai di toko itu.
"Abis,baru tadi ada yang beli." kata Mbak-Mbak itu.
Joshua mengangguk setengah hati. "Yaudah deh,makasih."
Joshua langsung keluar dari toko CD tersebut. Menengok kiri kanan siapa tau aja ada yang dia kenal.
Joshua mendengus. "Sedit amat sih hidup gue. Pacar gak punya,temen sibuk,kakak gi-"
Perkataan Joshua terpotong karena ada orang yang menabraknya dari samping. Tapi,orang itu langsung kabur tanpa bilang maaf.
Sebelum orang itu pergi,Joshua menahan tangan orang itu.
"Eh eh,gak boleh pergi dulu lo enak aja." kata Joshua, "Bilang maaf dulu kek."
Orang itu tidak menjawab atau memberontak. Dia hanya menunduk,dan bahunya bergetar.
Joshua yang tadinya kesal,perasaan kesalnya hilang entah kemana ngeliat orang di depannya ini. Menurut firasat,orang itu lagi nangis.
Joshua membungkuk agar bisa melihat wajah orang itu. Sedetik kemudian,dia langsung kaget.
"Al?" panggil Joshua tidak percaya.
Al mendongak dan langsung memasang wajah datar sambil menghapus air matanya kasar. "Hai,Jo."
"Lo kenapa nangis?" tanya Joshua heran.
Al mendengus. "Bukan urusan lo,"
Joshua menarik tangan Al dan menuntunnya ke tempat duduk yang di sediakan di Mal itu.
"Gue tau kok kita baru kenal 24 jam atau mungkin lebih beberapa jam. Tapi,lo bisa kok percaya sama gue," kata Joshua.
"Udah deh,dibilang bukan urusan lo. Entar aja gue ceritanya,masih bete," kata Al. "Bisa anter gue pulang?"
"Sori,bukannya gak mau,cuman gue lagi nunggu kakak gue." jawab Joshua.
Al beranjak dari tempat duduk bertepatan dengan bunyi iPhone Joshua yang menandakan ada LINE masuk.
Jena : Josh,gue pulang bareng temen gue,tadi ketemu. Lo pulang sendiri aja,gapapa 'kan?
Dalam hati,Joshua bersorak senang. Dia masih sayang sama jantungnya,dan dia gak mau jantungnya kenapa-napa. Bener 'kan perkiraan Joshua,Jena nyetirnya kayak orang kesetanan.
Joshua mendongak untuk bilang dia bisa nganterin Al,tapi orangnya udah jauh di depan.
"AL!" teriak Joshua sambil berlari kearah Al.
Al menengok sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Apa?" tanya Al saat Joshua udah disampingnya dengan ngos-ngosan.
"Gue bisa nganterin lo pulang," kata Joshua, "Kakak gue pulang bareng temennya."
Al manggut-manggut. "Gue yang nyetir ya? Plis,sekalian latihan."
Mata Joshua membulat. "Latihan nyetir? Nggak! Gue gamau mobil gue kenapa-napa."
"Apaansi lebay," kata Al. "Latihan buat balapan entar malem."
"Balapan apaan?"
"Ituloh yang biasa diadain di daerah Kemang."
"LO IKUT BALAPAN LIAR?!" pekik Joshua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dignum
Teen Fiction"Dia cowok. Tapi kadang-kadang sifatnya ... yah,kayak cewek. Sebenernya,gue kurang suka sama cowok kayak gitu. Tapi gatau kenapa kalo dia yang kayak gitu,jatohnya unyu. Dan ya,sejak ketemu dia hidup gue lebih ... keren?" — Aleeya Citra Kori...