XXI. Permintaan Maaf Theo & Kejutan

6.3K 490 15
                                    

Al memegangi tangan Joshua terus dari tiga jam yang lalu. Matanya memandang Joshua kosong. Perasaan bersalah gak henti-hentinya menyelimuti diri Al. Coba dari dulu,dia gak pernah ketemu Joshua. Pasti sekarang Joshua sedang belajar di kelas bareng teman-temannya atau sekedar hang out. Bukannya terbaring kaku di ranjang rumah sakit,dengan beberapa bagian tubuh di perban.

"Al.."

Al tersadar dari lamunannya saat mendengar seseorang memanggil namanya. Dia menengok dan mendapati perempuan paruh baya yang dia kenali sebagai Ibunya Joshua,dengan mata sembab dan hidung merah.

"Kamu pulang dulu gih,baru entar kesini lagi. Biar Tante yang gantian jagain Joshuanya," ucap Aya lembut.

Al menggeleng. "Nggak usah Tante. Tante keliatan capek banget,biar aku aja. Ini salah aku soalnya,"

"Al.." kata Aya prihatin. "Coba kamu ngaca,penampilan kamu lebih acak-acakan dibanding Tante. Dan kamu tolong jangan salahin diri kamu sendiri,ini namanya takdir."

"Tapi kalo aku gak pernah ketemu Joshua,dia gak bakal kayak gini kan Tan?" Al merasakan matanya memanas lagi.

"Sayang,semuanya udah diatur sama Tuhan. Ini takdir kamu,kamu ketemu sama Joshua. Jadi,jangan salahin diri kamu ya?" kata Aya lembut.

"Nggak Tante," Al tetap pada pendiriannya. "Ini salah aku,dan aku bakalan nebus itu."

Aya menghela nafas. "Tante tau,kamu sayang sama Joshua. Tapi kamu butuh istirahat oke?"

"Emang.. Tante gak kesel sama aku? Gak benci gitu? Alasan Joshua balapan 'kan karena aku," kata Al pelan sambil menghapus air matanya yang sudah mengalir.

"Gak kok. Tante tau sifat Joshua. Dia bakalan ngelakuin apapun demi orang yang dia sayang. Dan dari yang Tante liat,kamu sayang banget ya sama Joshua?"

"Banget Tante." Al berhasil tersenyum kecil. "Gak bisa diukur lagi,"

"Nah," kata Aya. "Tante yakin Joshua gak mau ngeliat perempuan yang dia sayang nangis. Jadi,jangan nangis lagi ya?"

Al baru aja ingin membalas perkataan Aya saat pintu kamar dimana Joshua dirawat,di ketuk dan masuklah Theo dengan wajah bersalah.

"Mau ngapain lo disini?!" bentak Al.

"Al.." tegur Aya.

"Saya mau minta maaf,Tante." kata Theo menatap Aya dengan bersalah. "Saya yang bikin Joshua masuk rumah sakit dan koma. Saya yang bikin mobil Joshua remnya blong. Saya yang nentuin tantangan ini,padahal saya tau Joshua ngebut aja gak berani. Saya yang dari awal pengen nyelakain Joshua,"

Aya membeku di tempat mendengar penuturan Theo. Sedetik kemudian,tangannya sudah melayang ke arah pipi Theo. Sedangkan Theo,menerimanya dengan pasrah.

"JADI KAMU YANG BIKIN ANAK SAYA KAYAK GINI?!" teriak Aya histeris.

Theo mengangguk menahan sakit. Ternyata,tamparan ibu-ibu yang lagi marah itu lebih dahsyat.

"Kenapa.." Aya mulai mengontrol emosinya dan terduduk di sofa ruang rawat Joshua dengan lemas. Air matanya sudah tumpah daritadi.

"Saya.." suara Theo tercekat, "Bukan maksud saya.. saya gak maksud.. maksud saya..-"

"APA?!" teriak Aya histeris,lagi. Al mencoba menenangkan Aya dengan mengusap-ngusap punggungnya.

"Saya minta maaf intinya," Theo menunduk. "Saya cuman iri sama Joshua. Dia bisa bikin Al nyaman. Dia bisa bikin Al sayang sama dia. Dan saya siap di lapor ke polisi. Saya juga sudah menanggung semua biaya administrasi Joshua,Tan."

Jadi begini,saat Joshua menabrakan dirinya ke tembok. Seketika itu juga Theo memberhentikan mobilnya dan berlari kearah Joshua diikuti oleh Al. Mereka berdua di tolong oleh orang-orang yang ada di café tersebut untuk mengeluarkan Joshua dari situ. Secepatnya,Theo langsung membawa Joshua ke rumah sakit.

DignumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang