XIX. Second Challenge

6K 479 26
                                    

From : Satya

Kemana lo beberapa hari yang lalu? Gue minta tanding ulang. Gak usah jadi pengecut. Gue tau,lo menang karena hoki,jadi lo takut tanding ulang 'kan?

Al memejamkan matanya saat menerima SMS dari Satya. Kenapa sih,omongan Satya gak bisa di saring dulu? Selalu bikin kesel. Mungkin Al harus menyalahkan Joshua,karena udah bikin Al lupa tentang tanding ulang,gara-gara kelakuan manisnya.

Ah,tentang kelakuan manis. Al jadi ingat kemarin. Saat Joshua datang dengan kerennya membawa beberapa film,dan mereka memutuskan untuk menonton Valentine's Day. Film itu sekarang berada di daftar film kesukaan Al. Satu-satunya film drama yang Al suka,karena Joshua.

Balik ke Satya. Nah,orang ini,bener-bener sering bikin Al naik darah. Entah di arena,atau SMS. Mungkin,dia merasa bahwa,dia ketuanya jadi dia boleh seenaknya. Dan Al benci itu.

To : Satya

Gue keluar.

Ya,Al sudah mempertimbangkannya dari jauh-jauh hari. Karena Al sadar,sejak dia gak balapan,dia jarang menyentuh rokok. Kalau untuk minuman beralkohol sih,dia memang tidak menyentuhnya sama sekali.

Tidak berapa lama kemudian,Satya membalasnya.

From : Satya

Lo keluar? Keluar? Serius nih? Haha emang dasarnya lo tuh pengecut. Gue ulangin,PENGECUT. Lo gak bisa apa-apa kecuali berantem sama kembaran banci lo itu.

Al menggebrak meja di kelasnya. Untung sekarang lagi istirahat,jadi,gak ada siapapun di kelasnya.

Satya benar-benar keterlaluan. Mungkin sekali-sekali Al harus datang ke rumahnya dan mencuci mulutnya menggunakan sabun cuci piring. Atau mungkin otaknya aja yang di cuci,supaya dia bisa mikir. Al heran,dia manusia,tapi otak gak pernah di pake.

Gak boleh ada yang menghina Ali,di depan muka Al. Kalau Ali akan melindunginya dan membelanya kapan pun,Al akan melakukan hal yang sama. Mungkin hanya untuk membela. Kalau melindungi,Al tidak bisa. Dia cewek.

Al tersenyum miring menatap iPhonenya. Satya benar-benar sudah melakukan kesalahan fatal. Sekarang,dia seperti memberi sinyal ke sisi buruk Al. Dia memberi sinyal,Al akan menangkapnya.

To : Satya

Lo udah ngelakuin kesalahan fatal karena ngomong itu. Jangan harap,lo bisa lari dari sisi buruk seorang Al.

Dan dengan itu,bel berbunyi menandakan istirahat selesai.

***

Theo baru aja memberitaunya tentang tantangan kedua. Yaitu,membuat video untuk Al. Entah itu menyanyi,atau ngegombal,atau apapun. Joshua sih berharap kalau Theo bakal twerking aja sekalian,atau lipgloss dance. Pokoknya,hal-hal yang aneh. Tapi Joshua tau,Theo gabakal mau kalah.

Dan oh,Theo juga meminta untuk mengscreenshot tanggapan Al tentang videonya.

"Josh,josh." panggil Gilang sambil menyenggol bahu Joshua.

"Apaan sih?" tanya Joshua risih karena Gilang menyenggol bahu Joshua lebih dari satu kali.

"Itu,anak baru,si Raisa," kata Gilang sambil menunjuk ke arah pintu kantin.

Dahi Joshua mengerut. "Raisa?"

"Iya,yang kata lo itu,Raisa." jawab Gilang masih dengan mata mengarah ke pintu kantin.

Joshua mengikuti pandangan Gilang,lalu menoyor kepalanya. "Itu Rassya,bukan Raisa."

"Oh iya maksud gue Rassya," kata Gilang,mengalihkan pandangannya dari pintu kantin.

DignumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang