#10 (Flashback)

21 6 2
                                    

"Coba aja kalo bisa. Wleee." Tantang gue yang dibales Ari dengan ngacak-ngacak rambut gue pake satu tangannya.

"Liat aja, bentar lagi lo bakal berlutut dikaki gue."

"Emang lo siape? Kaga peduli gue mah. Yang ada lo yang gabisa move on dari gue."

"Sok cantik lo."

"Emang."

Ari ngajak gue ke tempat nongkrong dia biasanya.

"Baru lagi ni, Bro?" Tanya temen Ari pas kita baru nyampe.

"Baru baru. Pala lo baru. Emang gue sepatunya dia."

"Widih. Galak juga ya yang ini."

"Mangsa gue selanjutnya nih. On the way gue tinggal."

"Najisun." Gumam gue.

Kasian bat dah cewe-cewe yang dibikin klepek-klepek trus ditinggal sama si bangsat. Untungggg banget dia bukan tipe gue. Huh.

Kita duduk dan ditemenin sama temennya Ari yang pertama kali ngajak kita ngobrol.

"Nih ya gue kasih tau ke elo. Jangan mau sama Ari. Abis lo entar."

"Emang gue pena. Abis."

"Oh ya kita belom kenalan, gue Arman." Sambil julurin tangannya untuk disambut.

"Bia." Jawab gue ketus tanpa nyambut juluran tangannya.

"Jutek amat dah."

"Biarin."

"Tahan lo Ri sama yang beginian?"

"Jaga omongan lo ya?!" Bentak gue yang seketika langsung jadi pusat perhatian.
"Ri, gue mo pulang. Rusak mood gue disini."

"Sorry Man. Yang satu ini beda dari yang lain makanya gue tertarik banget buat naklukin."

"Semangat Ri hahaha."

Kalian kira gue barang. Bisa dipake seenaknya, pas udah bosen bisa dibuang kapan aja.

----------

"Maafin temen gue yang atu tu yak, kalo ngomong emang kaga suka dijaga." Ujar Ari pas udah dimobil nyoba buka percakapan dengan gue.

"Ri, satu hal yang bikin gue ga abis pikir. Lo ga takut karma?"

"Kan gue ga ngapa-ngapain. Mereka aja yang kegeeran kalo gue suka mereka."
"Bilang suka aja kaga pernah."

"Tapi cara lo yang bikin mereka geer."
"Lo berbuat seolah-olah mereka cewe yang paling lo idam-idamkan."

"Baru pertama kali ada orang yang ngingetin gue."

"Sumpah lo?"

"Iya. Seumur-umur gapernah ada orang yang berani nasehatin gue kecuali bokap gue."

"Nyokap?"

"Udah kaga ada."

"Ohh sorry."

"Santeee."
"Ya deh kaga bakal gue ulang lagi."

"Halah, gue tau ke semua cewe pasti juga ngomong gini kan. Makanya mereka sampe jatuh cinta sama lo."

"Enggak. Sumpah."

"Tiati kemakan sumpah lo."

Setelah parkir didepan rumah, Ari langsung pamit pulang.

Alhamdulillah ni anak ga minta mampir. Gaperlu jawab pertanyaan mama yang kepo bin introgasi deh.

"Bagus dah."

"Anjing lo."

"Lo anjing"

Keren ga? Perpisahan bukan diakhiri dengan kata hati-hati tapi lo anjing.

----------

"Siapa tuh sayang?" Tanya mama tiba-tiba.

"Ah mama, bikin kaget aja dah."

"Cowo ya?"

"Kalo iya kenapa emangnya?" Jawab gue ketus.

"Cie anak mama udah besar nih ye. Bilang ke papa ah nanti."

"Bodo amat." Ujar gue sambil berlalu pergi ke kamar.

You have a new message.

-Via line-

"Masih memar pipi lo?"

"Menurut lo?"

"Enggak."

"Sotau."

"Kan udah gue kiss jauh tadi."

"Pala lo kissing dengan tembok."

"Emang."

----------

"Yaampun Bia, kok gamasuk sih!!! Gue kan duduk sendiri jadinya." Sembur Cley tanpa basa-basi pas ngeliat gue masuk kelas.

"Diancem gue sama nyokap."

"Diancem kenapa?"

"Nanti deh gue cerita. Pala gue pusing."

"Bi, ada surat nih." Ujar ketua kelas yang ngedatangin meja gue sambil ngasih surat.

"Jaman bat dah surat-suratan."

Temuin gue dibelakang perpus pas istirahat.

"Enak banget ni anak merintah-merintah gue. Dia kira dia siapa?"

"Udah, jangan emosi. Lo ga penasaran siapa yang ngirim surat?"

"Penasaran sih."

"Yaudah nanti gue temenin ya."

You & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang