Tanpa terasa, cairan merah ngucur ke kaki gue yang udah dingin karena ketakutan dari tadi.
Nickolas nusuk gue tepat dipinggang sisi kiri gue. Saat Nickolas melayangkan pisau kedua kalinya untuk nusuk dada gue...
Bruk.
Nickolas ambruk ke bawah karena ditendang Pak Beni, guru olahraga sekolah gue sekaligus guru kesiswaan yang selalu nanganin siswa brandal kaya si bangsat ini.
"BIA!!!" Teriak Cley yang histeris ngeliat gue lemes ga berdaya karena kehabisan banyak darah.
Seketika. Hitam.
----------
"Ma? Bia abis mimpi buruk." Ujar gue pas pertama kali ngebuka mata.
"Mimpi apa kamu sayang?" Tanya mama sembari ngelus pala gue yang bau anyir gatau kenapa.
"Bia mimpi abis ditusuk sama kakak kelas Bia di pinggang sebelah kiri." Ujar gue menerangkan mimpi gue sambil neken pinggang sisi kiri gue mastiin kalo gue emang abis mimpi.
"Aw."
"Ma, kok pinggang Bia pas Bia teken ngilu ya?"Mama yang panik buru-buru ngebuka selimut gue.
"Ya Allah!"
Mama yang shock abis ngebuka selimut gue, buru-buru nelpon dokter keluarga kita.
Emang kenapa sih pinggang gue. Batin gue, penasaran dan langsung bangun dari posisi tidur untuk ngeliat pinggang gue.
And then...
Yang pertama kali gue liat.
Blood.
Sesuatu yang bakal bikin gue pusing dan setelah itu pingsan.Alay? Wajarkan ya anak cewe takut darah. Setomboi-tomboinya anak cewe pasti takut darah, termasuk gue hehe.
----------
Luka gue terpaksa dijait ulang karena robek dan setelah itu, gue disuruh istirahat sama dokternya. Ya kali gue istirahat.
Fyi, nama dokter cantik yang nanganin gue dr. Anna trus gue lupa gelar dibelakangnya, pokoknya dia dokter spesialis luka luar dah yang gue tau.
Oke ini gapenting.
Pertanyaan demi pertanyaan melayang ga sopan di otak gue.
"Ma.." Ujar gue.
"Bia ga nyangka mama bisa sejahat ini.""Kok kamu ngomong gitu sayang?" Tanya mama kebingungan yang menurut gue sok polos.
"Mama kan yang udah mecat papanya Nickolas? Dan ngasih tau semua relasi mama untuk ga nerima papanya kerja di perusahaan mereka." Ujar gue dengan suara yang mulai bergetar mengingat betapa frustasinya Nickolas sampe pengen ngebunuh gue.
"Itu ganjaran yang pas supaya anaknya ga macam-macam lagi sama kamu." Jawab mama yang gak merasa bersalah sama sekali.
"MA!!" Bentak gue kesel.
"Mama liat Bia sekarang!""Ini semua demi kamu sayang..."
"Ini semua gara-gara mama!!!" Teriak gue frustasi sambil mukul luka tusuk gue yang baru aja dijait ulang.
Alhasil. Blood is drain...
Mama teriak histeris karena ngeliat aksi nekat gue dan ngelakuin hal yang sama yaitu nelpon dr. Anna.
Ari yang baru aja dateng dan ngeliat gue pendarahan (bukan pendarahan keguguran), langsung nyamperin gue dan buru-buru ngangkat gue.
"Ri bawa gue pergi dari sini." Pinta gue karena seketika gue muak ngeliat muka mama.
"Ri, tolong anterin tante sama Bia ke rumah sakit ya."
"Ri, kalo lo sayang sama gue, gue minta lo bawa gue pergi dari sini." Ujar gue dalam gendongan Ari dengan mata melotot.
Ari yang bingung bercampur panik ga menggubris omongan gue dan mama lagi. Buru-buru Ari bawa gue masuk ke mobil.
Gue cuma bisa meringis kesakitan karena jaitan yang baru aja diperbarui robek lagi. Wadaw.
Ari ngebawa gue ke rumah sakit lain yang gabiasa gue dan keluarga gue datangin karena paham cekcok yang terjadi antara gue dan mama.
"Lo telpon mama, abis lo sama gue!" Ancem gue ke Ari setelah ditangani dokter ganteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
You & I
Romance"Jorok banget sih." Komentar Ari ngeliat gue ngupil. "Lo komen sekali lagi, gue kasi ni upil." ... Kisah cinta gue ga semenarik kisah cinta Romeo & Juliet, ga sesetia Habibie & Ainun, dan ga juga seromantis Zayn Malik & Gigi Hadid. Satu hal yang gue...