Pada saat Nino baru saja datang, dan ia melihat Nina yang sedang berbicara dengan Faiz, ia memundurkan langkahnya dan sedikit menguping karena ia penasaran.
"Faiz mending lo aja yang minta maaf, gua gak berada di pihak lo atau pun Nino gua cuman mau ngebenerin persahabatan lo, ini juga gara-gara gua, sebernya pas pertama gua nangis itu emang penyebabnya Nino tapi yang waktu itu gara-gara kelinci gua, gua gak bohong sumpah deh!"
"Dan menurut gua juga kalau lo sahabatan sama siapa pun dan lagi ada cekcok gini sama sahabat lo, lebih baik salah satu nya minta maaf duluan walaupun gak salah, biar masalahnya cepet selesai dan dia juga nanti bakalan contohin lo gini, ini saran gua aja, terserah lo sekarang" Jelas Nina sekarang lalu ia keluar kelasnya.
Nino yang masih berdiri di depan kelasnya hanya memasang senyum yang sangat lebar dan tidak menyadari kalau Nina sudah mengetahuinya.
"El, lo juga harus gitu, sama kayak Faiz" kata Nina memperingati lalu pergi entah kemana.
"Makasih woy!" Teriak Nino lalu ia masuk kelasnya dan mendapati wajah Faiz. Faiz bangun dari kursinya lalu menghampiri Nino.
"Kali ini gua kayaknya yang gak punya perasaan, gua salah ternyata waktu itu, gua minta maaf ya, terserah lu sih sekarang guanya mau di maafin atau gak, tapi gua janji kalo lo maafin gua nanti istirahat gua beliin mie goreng sambel matah, serius!" Jelas Faiz yang membuat Nino ingin ketawa sekarang juga karena melihatnya, menunjukkan tangan yang berbentuk V.
"Iye gua maafin, matah nya jadi ya" jawab Nino.
|||
Selesai deh masalahnya nino sama Faiz.
KAMU SEDANG MEMBACA
El Dan La [Revisi]
Teen FictionMungkin dalam artian El Nino itu angin panas sedangkan Lanina angin dingin, bagaimana saat mereka bertemu dan bersatu? Apakah jadinya panas dingin?