3 bulan berlalu.
Lucas sedang duduk dilantai sambil menyenderkan punggungnya pada sisi tempat tidurnya. Matanya menatap kosong dinding dan tangannya memegang sebotol minuman beralkohol.
PRANGGG!!!
Lucas dengan brutal melempar botol minuman tersebut di dinding menimbulkan bunyi yang sangat nyaring. Benerapa pecahan kaca bahkan mengenai kulit kaki dan tangannya menimbulkan beberapa sayatan-sayatan kecil. Tangan Lucas yang penuh luka kini mengacak kembali rambutnya yang bahkan sudah berantakan akibat tidak pernah ia urus.
Lucas sekarang benar-benar terlihat sangat mengenaskan.
"ARRGHHH!! JUNGWOO!! Hiks kau kemana.." Menangis, Lucas lagi-lagi menangis. Ia mengusap kasar wajahnya dan bangkit. Ia kembali meninju tembok untuk melampiaskan kekesalannya. Lebam dan luka di punggung tangannya tidak membuatnya berhenti untuk terus meninju tembok tersebut. Persetan dengan darah yang menetes.
Lucas saat ini benar-benar sudah putus asa. Ia sudah 2 bulan lebih mencari keberadaan Jungwoo dan sama sekali tidak membuahkan hasil. Lucas akhirnya menyerah dan memilih mengurung diri didalam kamar apartemennya. Bahkan perusahaan sudah sepenuhnya ia serahkan pada Minho.
Lucas sangat ingin bertemu dengan Jungwoo. Ia ingin mengetahui bagaimana kabar anaknya yang tengah dikandung oleh Jungwoo, bagaimana kabar Jungwoo dan dia ingin meminta maaf.
Tetapi takdir sepertinya ingin menghukumnya lebih lama.
BRAK!! BRAK!! BRAK!!
Sementara diluar, Minho sedang mencoba mendobrak pintu apartemen Lucas. Dibelakang Minho, terdapat Ten, Taeyong, Kun dan Mark. Haechan memilih tidak ikut karena ia belum siap melihat keadaan Lucas. Bagaimanapun juga Haechan masih merasa bersalah karena Lucas begini akibat perbuatannya.
"H-hyung, apa sebaiknya aku memanggil pihak keamanan saja?" Tanya Ten.
Minho mengangguk cepat. "Cepatlah, Ten!" Ten baru saja akan berlari sebelum akhirnya Mark menahannya.
"Biar aku saja, kau sedang hamil hyung." Ucap Mark kemudian dirinya dengan cepat berlari meninggalkan empat orang yang masih berdiri didepan pintu.
"A-aku tidak menyangka kalau Lucas akan berbuat sejauh ini.. Kuharap dia tidak melakukan hal yang tidak-tidak." Ucap Ten dengan mata berkaca-kaca, otaknya sudah memikirkan hal-hal buruk yang terjadi pada Lucas. Taeyong dengan cepat memeluk Ten, mencoba menenangkannya.
Tidak lama kemudian, Mark datang dengan beberapa orang pihak keamanan. Mereka dengan cekatan mencoba membuka pintu apartemen Lucas.
Setelah pintu terbuka, mereka pun masuk dan langsung menuju kamar Lucas yang kebetulan pintunya tidak tertutup itu.
Dan begitu mereka masuk, bau alkohol, sedikit bau anyir darah dan rokok langsung menyapa penciuman mereka. Ten bahkan sudah mual mencium perpaduan aroma tersebut.
Tangan Minho terangkat untuk meraba dinding, mencari saklar.
Clek.
Lampu menyala dan saat itu juga kaki Ten melemah, ia dengan cepat berpegangan pada Taeyong dan Kun.
Disana, Lucas tengah duduk dengan kepala tertunduk. Tangannya penuh lebam dan luka, bahkan darahnya menetes pada permukaan lantai. Suasana didalam kamar tersebut sangat kacau. Pecahan kaca dimana-mana, noda darah yang tertempel di dinding, botol minuman dimana-mana.
"Lucas." Minho berjalan maju mendekati Lucas. Ia mengguncang pelan badan Lucas, tetapi Lucas tidak kunjung mengangkat wajahnya membuatnya panik.
Minho mencoba mengangkat wajah Lucas dan saat itu juga matanya terbelalak. "Astaga, Lucas. Kau pucat sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYBE - caswoo (Lucas x Jungwoo)
Fanfic#1 in taeten (150518) #101 in fanfiction (040418) Tentang Lucas, sorang playboy yang jatuh hati pada Jungwoo, kekasih dari sahabatnya sendiri. Ia tidak tau kalau perasaannya justru membuat kehidupan mereka dipermainkan oleh takdir. Apa mereka mampu...