Bag.5 - Kuro bercerita

229K 12.6K 479
                                    

Hari ini adalah hari kedua Irgi dan Uma bersekolah di sekolah menengah atas. Kursi yang berada di samping Uma masih belum ada yang menempati. Uma berharap ada siswi yang datang dan duduk di sampingnya agar dia bisa mengobrol.

Di hari kedua ini, pertemanan antara Irgi dan Kuro sudah lebih dekat, dan hari ini Kuro bercerita kepada Irgi sekaligus memberi nasihat dan masukan tentang persahabatan.

Saat Irgi dan Kuro mengobrol, untungnya Uma sedang mendengarkan lagu menggunakan
earphone.

"Dia perempuan, lo laki-laki. Dan lo bilang, lo sahabatan sama dia? Hahaha, mustahil." Kuro tidak percaya dengan status hubungan antara Irgi dan Uma.

"Kenapa mustahil?"

"Persahabatan tidak diciptakan untuk laki-laki dan perempuan. Percayalah!"

"Kenapa begitu? Gue seneng kok punya sahabat kaya Uma."

"Begini Gi, persahabatan lawan jenis bakalan sangat sulit bertahan, karena seringkali berakhir dengan salah satu pihak yang jatuh cinta. Gue yakin, antara lo dan Uma pasti udah ada perasaan cinta," jelas Kuro dengan pede-nya.

Irgi mendelik bingung, dia berpikir tentang perasaannya yang lebih dalam kepada Uma.

"Lo pernah suka, kan, sama Uma?" tanya Kuro dengan ekspresi seperti mengintrogasi. "Apalagi Uma itu cantik, pintar, wangi, kriteria gue banget, Gi," lanjutnya.

"Gue enggak tau, Ro. Gue masih bingung tentang perasaan gue sama Uma. Menurut gue, Uma itu apa ya? Dia lebih dari sahabat...." Belum selesai Irgi bicara, Kuro memotong.

"Nah, bener, kan? Lo pengen nganggap dia lebih dari sahabat."

"Dengerin gue dulu, Ro," kata Irgi. "Setiap hari gue sama Uma selalu sama-sama. Kita tumbuh bersama, kita tinggal di kawasan perumahan yang sama. Dia bikin gue nyaman dengan kehadiran dia, dengan perlakuan dia. Ketika dirinya jauh dari gue, gue sama dia selalu bertukar kabar dan komunikasi enggak pernah putus. Satu lagi, gue selalu mengirimkan pesan sama dia, 'Jaga diri baik-baik'."

"Sahabat kok romantis?" ledek Kuro. "Lo nyaman sama dia, karena lo nganggap semua perlakuan dia itu istimewa, atau dia nganggap lo sebagai orang yang istimewa? Kita enggak tau, tapi, kita akan tau setelah beberapa bulan atau beberapa tahun ke depan. Lihat aja, kalau hubungan persahabatan kalian udah mulai saling main hati, pasti akan ada kecanggungan di dalamnya. Percaya sama gue!"

Saat Kuro berkata seperti itu, Irgi berpikir, sepertinya Kuro sudah sangat berpengalaman dengan hal yang berbau persahabatan lawan jenis.

"Ro, kok kayaknya lo udah tau banget deh tentang hal ini?"

"Iya, gue juga pernah kayak lo, Gi. Punya sahabat perempuan. Tapi sekarang, kita ngejauh, karena udah ada yang enggak beres mengenai perasaan."

"Kalau gue sih enggak bakal kayak gitu, hehe."

"Mudah-mudahan aja, walaupun terdengar mustahil." Ucapan Kuro terdengar seperti pesimis mengenai hubungan persahabatan antara Irgi dan Uma.

"Siapa nama sahabat perempuan lo?" tanya Irgi.

"Namanya Shafa Ayumna. Dia suka bikin gue senyum, sama kaya Uma yang suka bikin Irgi senyum," jawab Kuro dengan nada yang terdengar seperti sedih. Sepertinya dia sangat merindukan sahabatnya. "Dia pergi, setelah gue nyatain perasaan ke dia. Dia pindah ke luar kota, dengan alasan ayahnya dipindahtugaskan. Sebenarnya, gue juga enggak tau kita ngejauh karena perasaan yang udah beda atau karena takdir."

"Setelah dia pindah, emangnya lo enggak pernah SMS atau telponan sama dia gitu?"

"Enggak. Dia pindah dan menghilang. Tapi, dia hilang meninggalkan gelang. Ini, gue masih pake gelangnya, dan gue yakin dia juga masih memakainya," jawab Kuro sambil menunjukkan gelang yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Gelangnya sama?"

"Sama, dia sendiri yang buat," lanjut Kuro. "Gue ke toilet dulu ya? Mules."

Kuro bangun dari tempat duduknya dan meninggalkan Irgi. Tapi, sebelum ke toilet dia berkata, "Persahabatan sejati lawan jenis tidak akan pernah ada."

Tiga menit setelah Kuro pergi, guru masuk ke kelas bersama seorang siswi yang cantik, berkulit putih, hidungnya mancung seperti keturunan blasteran antara Asia timur dan Eropa.

Siswi itu mengenalkan dirinya di depan kelas, "Selamat pagi teman-teman, perkenalkan nama aku Shafa Ayumna."

Mendengar nama tersebut, Irgi menoleh kaget, dan pandangannya langsung mengarah ke pergelangan tangan siswi itu.

"Dia pakai gelang yang sama dengan Kuro. Itu berarti....." gumam Irgi pelan.

Setelah perkenalan, siswi tersebut langsung mencari tempat duduk. Dia duduk di sebelah Uma dan tepat di depan Kuro.

"Hai, namaku Uma," kata Uma sambil mengulurkan tangan.

"Kuro, cepat kembali. Sahabatmu disini," gumam Irgi seraya tersenyum.


~to be continued~

Jangan lupa vote dan komentarnya ya?

Instagram : gaktaudahlupa

SAHABAT KOK ROMANTIS? (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang