Bag.25 - Cemburu

111K 6.3K 559
                                    

Malam Minggu ini, sama seperti malam-malam Minggu yang sebelumnya. Irgi dan Pau, dua makhluk hidup berjenis kelamin jantan dengan spesies yang berbeda diselimuti oleh rasa bosan.

Irgi dan Pau hanya berdiri di belakang pagar balkon sambil memandangi jalan komplek perumahan yang terlihat sepi.

"Lu enggak ke rumah si Kitty, Pau?" tanya Irgi kepada kucingnya.

"Meong," jawab Pau.

"Ooh," Irgi membalas seolah mengerti bahasa Pau.

Saat mereka tengah asik memandangi jalan yang tidak ada apa-apa sama sekali, tiba-tiba paman Ata memanggil.

"Irgi!" teriak paman Ata dari ruang keluarga.

"Kenapa Paman?"

"Cepat kesini!"

"Sebentar Paman, on the way."

"Ada apa Paman?" tanya Irgi saat sudah sampai di hadapan pamannya.

"Kamu disuruh ke rumah Uma sama ibunya. Dia sendirian, kesepian katanya, minta ditemenin sama kamu."

"Siap, Paman!" ucap Irgi sambil hormat kepada pamannya.

•••

Sambil menunggu Irgi menuju ke rumahnya, Uma hanya duduk di ruang tamu sambil memainkan handphonenya yang malam ini terlihat sepi dan juga seraya memakan setoples kue kering yang kini sedang dipeluknya.

"Malam ini dia gak ngechat, kemana ya dia?" tanya Uma kepada dirinya sendiri.

"Permisi, paket." Terdengar suara orang yang familiar dari balik pintu.

"Akhirnya, datang juga tuh orang," kata Uma seraya bangun dari duduknya dan segera membukakan pintu.

"Ba," ujar Irgi saat Uma membuka pintu.

"Kekok."

"Meong." Pau ikutan.

"Seksi amat," ucap Irgi saat dia melihat Uma hanya memakai tanktop dan rok pendek.

"Namanya juga pakaian untuk tidur," jawab Uma.

"Kamu cuma berdua doang loh sama aku, enggak takut?"

"Aku percaya sama kamu," jawab Uma seraya tersenyum. "Yaudah yuk, masuk."

"Kamu kesepian?" tanya Irgi sambil mulai duduk.

"Iya, malam ini Beny gak ngechat aku."

"Beny suka ngechat kamu?"

Irgi terkejut saat dirinya mengetahui hal tersebut.

"Iya, kenapa?"

"Enggak, gak apa-apa," jawab Irgi walaupun sebenarnya dia sedikit tidak senang.

"Dia baik Gi, lucu juga."

"Oh."

"Malam ini dia kemana, ya?" tanya Uma.

"Gak tau," jawab Irgi singkat.

Melihat perubahan sikap Irgi yang tiba-tiba tidak banyak bicara, membuat Uma curiga kalau sebenarnya Irgi cemburu.

"Kamu kenapa?"

"Enggak."

"Kalau cemburu bilang aja."

"Gak mau."

"Tuh kan cemburu."

"Enggak."

"Sahabat kok cemburu?" ledek Uma.

"Kamu calon istriku, bukan sahabatku."

"Mau amin tapi males."

"Terima kenyataan aja sih." Irgi memaksa.

"Gak mau," jawab Uma.

"Aku mau tiduran di paha kamu, enggak mau tau," paksa Irgi sambil bangun dari duduknya dan pindah ke sofa yang diduduki Uma.

Uma duduk di sofa yang paling panjang.

"Eh," reaksi Uma saat Irgi mulai menaruh kepala di pahanya.

"Ah, nyaman," kata Irgi. "Pau, aku pinjam dulu ya paha Umanya."

"Uma, aku enggak suka kalau kamu bicara tentang laki-laki lain. Mudah-mudahan pembicaraan kita teralihkan dengan ini," batin Irgi.

"Mengahadap ke arah tubuhku, aku tonjok," ancam Uma.

"Tubuhmu indah, sayang kalau enggak diliat."

"Kamu mesum ih sekarang."

"Bercanda doang Uma."

"Jangan bercanda kaya gitu lagi, aku enggak suka!"

"Iya Uma, maaf."

"Gi, menurut kamu, Beny itu....." Belum selesai Uma berbicara, Irgi langsung memotong. Karena Irgi tau, pembicaraan Uma akan merujuk ke sana lagi.

"Uma, elus rambutku dong," potongnya.

"Banyak mau kamu," kata Uma.

"Nih, upil," lanjut Uma sambil menaruh upilnya di tangan Irgi.

"Ih Uma jorok, ih," kata Irgi dan dia bangun dari paha Uma.

"Hahaha, rasain."

•••

"Uma, Beny itu ketua geng Kurab, aku takut kamu kenapa-napa. Saat ini, banyak anggota Kurab yang sedang mengincarmu. Jadi, kumohon, jangan terlalu dekat dengan Beny. Dan satu lagi, aku cemburu."

~to be continued~

Kalian lebih setuju mana, Irgi-Uma atau Beny-Uma?

Jangan lupa vote dan komentarnya. Kalian menunggu lanjutan cerita, saya menunggu komentar kalian. Terimakasih.

Instagram: @gaktaudahlupa

SAHABAT KOK ROMANTIS? (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang