12

2.2K 115 5
                                    

Rea melangkahkan kakinya memasuki rumah yang sekarang ia tempati dengan Ray, entah apa yang menunggunya di balik pintu masuk

Rea membuka pintu dengan perlahan dan melangkahkan kakinya menuju ruang tengah

"dari mana?"

sontak Rea langsung menoleh ke sumber suara, Ray tengah duduk pada sofa dengan buku di tangan kanannya

"kan tadi aku udah bilang, dari rumah jeffri" jawab Rea

Ray menutup bukunya dan menatap Rea "saya sudah bilang, jangan biasakan main dengan seragam"

"kalo harus pulang dulu ngabisin bensin dong, lagian juga mainnya kan dirumah" Rea mulai kesal dengan tingkah Ray

"saya sudah bilang, kurangi main. Kurangi bukan berarti tidak main kan?"

"ini juga udah kurangi!!"

Ray hanya menghela napas kasar lalu bangun dari duduknya. Ia berjalan mengambil kunci mobil yang tergantung di tempat kunci

"cepat bersiap, kita akan makan malam di luar"

tanpa mau banyak komentar Rea melangkahkan kakinya menuju kamar untuk berganti baju, ia akan mandi setelah makan malam. Lagi pula perutnya juga sudah merasa lapar.

Di dalam mobil tidak ada yang berniat membuka suara, hanya suara radio yang memecah keheningan diantara mereka, Rea hanya mengamati jalan raya yang sedikit padat karena jam pulang kerja.

"mau makan apa?" tanya Ray yang memutuskan untuk membuka suara

"Apaan aja yang bisa dimakan" jawab Rea tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel miliknya

"Kurang spesifik, terlalu banyak sesuatu yang bisa dimakan"

"mau mi goreng uncle muthu, minumnya kopi exo universe" ucap Rea asal

"saya serius"

"tadi nanya, giliran di jawab ga trima gimana sih" ucap Rea ketus

Ray mencengkram erat stir mobilnya berusaha meredamkan emosi yang sedari tadi menggrogotinya. Gadis di sampingnya selalu saja berhasil membuat kesabarannya habis

tidak mau menanggapi kebodohan murid yang berstatus sebagai istrinya itu, Ray melajukan mobilnya menuju bumbu desa yang letaknya tidak terlalu jauh

sesampainya disana Ray memarkirkan mobilnya dan mereka masuk bersama. Rea fokus pada makanan yang tersedia, begitu pula Ray

Mereka duduk berhadapan.Tidak ada kegiatan lebih selain memakan makanan masing-masing.

Rea merasa moodnya sudah kembali setelah perutnya terisi penuh.

"ayo pulang" ajak Ray yang sudah lebih dulu berdiri

Rea hanya mengangguk dan berjalan keluar lebih dulu dengan perasaan yang lebih baik sampai tiba tiba sebuah tangan merengkuh tubuhnya dari belakang membuatnya tersentak kaget

"ngapain sih?!" Rea berniat melepaskan pelukan Ray dari tubuhnya namun Ray lebih dulu menahannya

"cepat jalan ke mobil" titah Ray di samping telinganya tanpa melepas rengkuhannya dari tubuh Rea

"ya tapi gausah pel-"

"kamu tembus" potong Ray yang sukses membuat wajah Rea merah padam menahan malu

tanpa menunggu lagi mereka berjalan ke mobil dengan Ray yang setia di belakang Rea untuk menutupi noda pada celananya

orang-orang berfikir mungkin mereka sedang bermesraan di tempat umum karena Ray yang setia memeluk Rea dari belakang sejak dari pintu keluar hingga ke mobil

di dalam mobil Rea hanya bisa menunduk malu, lagi-lagi keheningan melanda mereka berdua

"mau beli di supermarket?" tanya Ray

"iya" jawab Rea cepat. Entah mengapa membahas hal seperti ini dengan Ray membuat ia ingin mengubur diri

"maaf jok nya jadi kotor" ucap Rea lagi

"bisa di cuci"

tidak ada obrolan lagi sampai mobil mereka berhenti di depan super market

"tunggu disini" titah Ray lalu turun dan masuk ke dalam super market

"bisa bisanya gue lupa tanggal halangan dasar Rea begoooo" maki Rea pada dirinya sendiri sampai ponselnya berbunyi menandakan ada yang menelfon nya

Luke is calling

"lah kok lo angkat"

"oke bye"

"Eh bentar dulu anjir"

"apaan sih"

"lo lagi dimana"

"kepo lo"

"supermarket deket bumbu desa?"

"lo ga ngikutin gue kan?"

"ini gue di dalem supermarket, ada pak Ray sama cewe gue kira lo soalnya pegang pegang tangan, tapi gue liat lagi ternyata lebih semok dari pada lo"

"i hanging up"

"becanda!!! "

"yaudah biarin aja itu urusan dia"

"Re..."

"gue gapapa anjing, lebay lo. Lagian gue sama dia cuman orang asing yang tinggal serumah"

"terserah kalo lo mikir gitu, yang jelas kalo ada apa apa cerita aja sis"

"bawel"

Rea memutuskan sambungan secara sepihak, entah mengapa perasaannya kembali buruk mengetahui kabar yang di berikan Luke barusan

tidak lama Ray kembali degan satu plastik berisi benda yang sangat di butuhkan Rea

"makasih" ucapnya saat menerima plastik itu

Rea tidak ingin ambil pusing mengenai hubungan Ray, walaupun status mereka adalah sepasang suami istri sekarang namun tidak menghilangkan fakta bahwa itu adalah pernikahan yang dilakukan secara terpaksa dan tidak ada perasaan diantara keduanya








vote
👇

Phase //REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang