14

2K 116 3
                                    

Lisa berlari masuk kedalam rumah Rea meninggalkan Jeffri yang sibuk dengan motornya

"REAA!!" triak Lisa yang membuat seluruh atensi kini beralih padanya

"kenapa? sadar lo ga bisa jauh dari gue?" saut Rea tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel

"waalaikumsalam" saut Winwin yang membuat Lisa hanya terkekeh malu

"assalamu'alaikum" ucap Lisa

"telat" balas Nita

"Apaan sih triak-triak?" tanya Luke penasaran

"tadi gue sama Jeffri anu" ucap Lisa sambil mengatur napasnya yang tersegal karena berlari

"kenapa sih?" tanya Rea yang mulai penasaran

"Jep jelasin" titah Lisa yang langsung menyambar paperbag di tangan Jeffri

"Sebelum nya gue mau nanya Re"
"suami lo dimana?" tanya Jeffri

"kantor, kayaknya" jawab Rea ragu, perasaannya tidak enak karena topik yang diambil masih tentang suaminya

"kenapa lagi emang?" tanya Luke

"pak Ray ketemu cewe, namanya Tari" jelas Jeffri

"hah?!! Serius lo?" tanya Nita

"gue benci pelakor" ucap Winwin

"Jadi nama cewe semok itu Tari" ucap Luke

Nita langsung memukul punggung Luke tanpa rasa manusiawi "kita lagi serius dongo"

Luke hanya menggerutu sambil merasakan sakit di punggungnya

"Nih gua ada videonya" Lisa menyodorkan ponselnya yang sebelumnya ia gunakan untuk merekam pembicaraan Ray dan Tari, karena sebelumnya posisi duduk Lisa lah yang dapat melihat wajah Tari, berbeda dengan Jeffri yang berpunggungan dengan Ray

mereka semua merapat untuk melihat video yang disodorkan oleh Lisa, kecuali Jeffri yang asik memotret minumannya untuk ia posting di snapgramnya

"pak Ray ga selingkuh, dia cuman punya urusan yang belum selesai sama cewe ini" tutur Nita yang diangguki Winwin dan Luke

Rea mengangkat bahunya acuh"yaudah biarin aja"

"gausah cemburu gitu" saut Jeffri yang sedang menyedot minumannya

"bacot"

🕸🕸🕸

Kini Ray sedang berada di caffe dekat kantornya bersama Seno dan Chandra, ia menceritakan pertemuannya dengan Tari pada kedua sahabatnya

"wah gila tu cewe" hanya itu yang bisa keluar dari mulut Seno mendengar cerita Ray

"bukan gila, jatohnya gatau malu" tambah Chandra

"lo gapunya pikiran buat balik ke dia setelah dia mohon-mohon kan Ka?" lanjut Chandra

Ray yang kerap dipanggil Aka oleh kedua sahabatnya ini hanya menyesap kopinya tanpa ada niat menjawab

"tolol sih kalo balik lagi ke Tari" ucap Seno

"gue udah nikah" balas Ray

"Pernikahan ga menjamin seseorang bakal berubah, itu tergantung kesadaran masing-masing. Kalo punya otak, orang yang udah nikah ga akan mikirin dirinya sendiri, tetapi keluarganya juga" jelas Chandra yang diangguki Seno

"thanks sarannya, kalo gitu gue cabut" ucap Ray seraya berdiri

"mau kemana lo?" tanya Seno

"balik"

"cepet banget" tanya Chandra

"gue sibuk" Ray seraya membuka dompetnya untuk membayar pesanannya

"mau ngapain lo ngeluarin dompet? jangan hina gue, caffe gue ga akan bangkrut cuman karena bayarin lo berdua" tutur Chandra sewot

"oke" Ray kembali memasukan dompetnya dan pergi dari sana meninggalkan Seno dan Chandra yang menggeleng

"sok sibuk banget tu orang, padahal tinggal bilang khawatir sama istri apa susahnya" cibir Seno yang diangguki Chandra

Ray melajukan mobilnya membelah jalan raya. Ia memikirkan pembicaraanya dengan sahabatnya barusan. Apa Ray harus memulai semuanya dari awal bersama Rea

sesampainya di rumah Ray dapat melihat pintu rumah yang terbuka menandakan adanya seseorang yang bertamu kerumahnya

Ray tidak pernah menduga bahwa kini di ruang tamu terdapat Rea dan Tari yang sedang duduk bersama

"Ray..." panggil Tari saat menyadari kehadiran Ray

"mau apa lagi? pergi!" ucap Ray dingin

"Ray.."

"pergi Tari" ucap Ray lagi penuh penekanan

Tari menatap Rea meminta pembelaan darinya

Rea menarik napas sebelum berucap "dia hamil"

"apa?" tanya Ray tidak percaya

"aku hamil Ray, kamu mau kan tanggung jawab" pinta Tari memohon

"selesain urusan kalian" ucap Rea dingin lalu pergi keluar.

"Rea!" Ray yang hendak menyusul ditahan oleh Tari

"APAANSIH?!" bentak Ray yang sudah mulai tak sabar

"kamu harus tanggung jawab Ray!!!" triak Tari

Ray tertawa remeh "halu lo? lo pikir gue kaya lo yang suka main gila sana sini" ucapnya lalu menghempaskan tangan Tari yang sedari tadi menahan lengannya untuk mengejar Rea

Terlambat. Rea sudah menaiki taksi dan pergi

tanpa menunggu lebih lama Ray melajukan mobilnya, pikirannya sekarang hanyalah rumah Jeffri, karena Rea tidak mungkin kembali ke rumahnya. Orang tuanya sedang mengurus bisnis keluarga mereka di luar negri

Mobil Ray berhenti di depan gerbang rumah milik keluarga hyundanis

Jeffri yang sedang membuang sampah di depan rumahnya kaget melihat sosok Ray keluar dari dalam mobil

"bapak ngapain?" tanya Jeffri setelah berhasil mengatur ekspresinya

"dimana Rea?" tanya Ray langsung

"ga salah bapak nanya itu sama saya?" Jeffri bingung, sebenarnya kemana Rea sampai Ray kelimpungan mencarinya

"bapak apain temen saya?" tanya Jeffri pada akhirnya

"sepertinya kamu memang tidak tau, kalau begitu saya permisi" sebelum Ray sempat melangkah kembali ke mobilnya tangan Jeffri lebih dulu menahannya

"saya ga lagi ngomong sebagai guru dan murid, tetapi sebagai sahabat dan suami dari sahabat saya" ucap Jeffri penuh penekanan

Ray hanya menatap Jeffri datar "untuk sekarang mencari istri saya lebih penting dari pada menjelaskan semuanya kepada sahabat istri saya"

Jeffri melepaskan cekalannya pada lengan Ray membiarkan Ray kembali kemobilnya dan menjalankannya dengan terburu-buru

"lo kemana sih Re astagaa" gumam Jeffri lalu berjalan tergesa menuju kamarnya untuk mencari ponselnya guna melacak keberadaan Rea





tbc

Phase //REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang