20

2.1K 87 2
                                    

Rea turun dari motor besar milik Juna dengan menenteng satu gelas chatime hazelnut di tangan kanannya. Ia meminta Juna mengantarkannya hingga sampai di depan rumah karena ia yakin Ray belum pulang mengurus urusannya di kantor milik Tirta

"makasih" ucap Rea

"yoi, ngomong-ngomong itu sodara lo?" tanya Juna yang melihat Tari bersandar pada tralis balkon lantai dua mengamati mereka berdua.

"bukan" jawab Rea malas

"terus?"

"parasit" jawab Rea cepat

"hah??" Juna memastikan pendengarannya

"bukan siapa-siapa, gue mau masuk jadi mending lo balik" usir Rea

"tck iyaa" Juna melajukan motornya meninggalkan rumah Rea

Rea melangkahkan kakinya memasuki halaman rumahnya sambil menyedot chatime di tangan kanannya

"siapa tuh? pacar ya?" tanya Tari dari balkon

"gue bukan tukang selingkuh kaya lo" balas Rea tanpa melihat ke arah Tari dan terus berjalan masuk. Tanpa Rea sadari Tari mengepalkan tangannya menatap dengki pada Rea

Tujuan Rea kini adalah kamarnya. Ia ingin mengistirahatkan badannya, lelah.
Tanpa melepas jersey basketnya ia merebahkan dirinya di kasur

"siapa yang nelfon sih, ganggu banget" ucap Rea saat ponselnya berbunyi. Ia menatap Layar ponsel dan mengangkat panggilan dari Hanum- ibunya.

"halo"

"halo sayang, gimana kabar kamu? baik-baik aja kan sama Ray?"

"ya gitu"

"lagi ada masalah ya?"

"engga"

"kamu mau coba bohong sama mama yang udah ngerawat kamu dari masih sperma sampe udah siap di buahi?" ucap Hanum

"mama apaansih ih!!" ucap Rea menahan malu. Walaupun hanya melakukan panggilan suara Hanum bisa mengetahui bahwa Rea sedang salah tingkah

"ada masalah apa sayang?" tanya Hanum

"ga ada apa-apa" jawab Rea

Rea bisa mendengar Hanum menghela napas di seberang sana

"denger Rea, yang namanya masalah dalam rumah tangga itu wajar. Justru kalau datar-datar aja itu yang patut di curigai" tutur Hanum. Rea hanya bisa mendengarkan, tidak tau harus berkomentar apa

"Semua tergantung gimana cara kalian nyelesain masalah itu. Sikap kamu dan Ray dalam menghadapi masalah yang jadi penentunya"

"ketika masalah datang, itu bukan hanya menjadi masalah Ray saja atau masalah kamu saja. Tetapi masalah kalian berdua sebagai orang yang terikat dalam suatu hubungan sah" jelas Hanum panjang lebar

"mama yakin kalian bisa nyelesainnya, mama percaya sama kalian"

"makasih udah percaya ma" ucap Rea

"kalo gitu mama tutup ya, papa kamu mau ngajak makan malam di luar" ucap Hanum lalu terkekeh kecil

"bucin. Yaudah takecare ma"

"you too"

🕸🕸🕸

Rea sedang menyiapkan makan malam dan menatanya dimeja. Semenjak tinggal bersama Ray, kemampuan memasaknya menjadi lebih baik. Entah ia harus bersyukur atau mengesalkan hal tersebut karena tugas rumahnya bertambah

Phase //REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang