6

21 4 0
                                    

[Aris]

 
     
           Hari Minggu, Hari dimana aku akan menghabiskan waktuku didepan monitor ,melihat apa saja yang sedang dibicarakan diinternet. Aku juga akan menonton film serial kesukaanku. Aku membuka berita diinternet dan aku menemukan artikel yang menarik. Seorang tentara ditemukan mati tertembak dilokasi markas dekat Panti asuhan. Dan A.S. Christian Aldin, tentara dengan pangkat tertinggi menghilang dilokasi kejadian.
     
         Aku penasaran apa yang terjadi disana, kurasa akan menjadi petualangan yang seru bagiku untuk berperang disana. Ya... Meski pada akhirnya aku akan mati. Toh, juga aku kangen dengannya. Tak sabar ingin Bertemu nanti disurga. Ya ampun Aris... Apa yang kau pikirkan? Kuburannya jauh diIndonesia. Sedangkan aku? Aku ada disini,diNorwegia. Negara damai yang selalu menjadi idaman setiap umat untuk menjalani kehidupan mereka disini.

       Aku menutup mataku untuk mengingat pertama kalinya datang kesini. Udara yang segar, pemandangan yang indah. Dan ayah yang selalu mendampingiku kemana aku pergi. Ya... Sampai ibuku menjadi gila dan membunuh ayahku dengan meracuninya saat ayah sedang mandi. Ibuku menyemprotkan gas beracun dan mengunci pintu kamar mandi dari luar. Karena hanya aku yang melihat kejadian itu, ibuku mengancamku untuk tidak melapor dan memberitahu orang lain soal ayah. Atau... Aku akan dibunuh dengan cara yabg sama seperti ayah. Akhirnya ayah dikuburkan ke Indonesia karena ibu takut masuk penjara. Ibu juga selalu menyalahkanku saat aku masih kecil. Bocah tengik, hitam, jelek, bodoh, pencari perhatian, babi gila, tak berguna, menyusahkan orang tua, dan pembawa sial. Bahkan untuk kata bodoh pun tak cocok denganku. Mengingat aku dulu memenangkan piala umum diolympiade fisika seIndonesia saat aku masih berumur 7 tahun. Saat itu masih belum cukup umur untuk mempelajari fisika.

          Aku membuka mataku lagi. Melihat kata menghilang aku jadi teringat. "kemana Claire?" tanyaku. Gadis pemalu itu tidak ada kabar selama seminggu. Kata pak guru, dia izin untuk pergi menjadi relawan selama sebulan. Tapi menjadi relawan apa? Apa untungnya jadi relawan??? Kenapa dia berbaik hati sekali untuk menjadi relawan yang tidak akan mendapatkan upah apapun saat membantu?. Tapi tidak apa-apa, dengan waktu sebulan aku pasti bisa mengalahkannya dan merebut juara umum itu darinya. Gadis itu memang pintar, tapi belum tentu I.Q
nya bisa mengalahkan I.Qku yang mencapai angka 450 itu. Aku tertawa pelan, menutup artikel tersebut dan kembali menonton film kesukaanku.

           Tak terasa sudah siang. Aku kelaparan, perutku yang bergejolak meminta makan pun memaksaku untuk keluar kamar. Saat aku jalan kedapur, suara yang paling kubenci pun datang. "sayang... Kamu mau makan apa??? Mau makan kepiting? Ayam? Daging? Bahkan ibu rela pergi ke Indonesia untuk membeli soto kesukaanmu sayang". Tanya ibuku sambil mencium pipi adik perempuanku. Rasanya ingin muntah tepat dihapannya, tapi aku mengurungkan niatku. Aku mengambil  hoodieku dan tas pinggangku lalu pergi keluar rumah untuk mengambil uangku diatm. Tabunganku selalu terisi dengan uang beasiswaku yang bahkan bisa digunakan untuk membeli rumah diNorwegia setiap 3 bulan sekali. Aku mengambil uang secukupnya dan pergi mencari makan ditengah-tengah kota.

            Tepat saat aku ingin menyebrang jalan,aku melihat sikakak ketua osis sialan dengan bajunya yang formal. Sial... Ucapku dalam hati. Aku menggunakan hoodieku untuk menutup wajahku lalu menyebrang saat lampunya berubah hijau. Saat berpapasan dengannya, aku menundukkan kepalaku dan berjalan seolah tidak ada yang terjadi. Aku kembali melihat sekeliling untuk mencari tempat makan yang harganya murah namun enak."ah disitu... " aku melihat sebuah restauran sederhana dan masuk untuk mencari meja kosong. Aku memesan makanan yang menurutku enak, harganya juga murah. Aku menunggu pesananku sambil membuka handphone dan melihat berita terbaru. Saat aku membukanya, yang paling menarik hanya tentang 2 pemberontak paling terkenal diPalestina dan yang paling diincar oleh pasukan Israel. Bahkan salah satu dari Mereka adalah perempuan. Lokasi tempat mereka tinggal pun tak bisa dilacak. Berbeda dari yang lain, mereka tidak mau membentuk kelompok pemberontak dan hanya bekerja berdua saja. Mereka selalu berhasil menjalankan misi dan selalu lolos dari kejaran para tentara. Wow...

     Aku terlalu asik membaca artikel sampai tak sadar ada seseorang yang duduk dimejaku. "maaf... Aku hanya ingin duduk sendiri" ucapku. Belum genap aku berbicara. Aku terkejut melihat sosok seorang pria yang sedang duduk tepat dihadapanku. Pelayan pun datang dengan makananku. Menaruhnya dimeja dan melayani pria brengsek ini lalu pergi. Pria ini bahkan tersenyum kearahku. "kau.... " geramku. Bajunya yang kasual namun rapi, dengan aksen prancis yang dia ucapkan. Aku mendengus kesal lalu menatapnya dengan tatapan tajam dan penuh kebencian.

  ya... Siapa lagi kalau bukan si kakak OSIS yang sok cool ini?

Parallel WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang