12. Welcome To The Parallel World

14 2 1
                                    


{HAPPY LIFE}
[Aris]

"apakah dia sudah siuman mama?"

"sudah kubilang jangan panggil aku mama, aku bukan mamamu bocah"

"mau aku usir dari sini?"

"....baiklah baiklah bocah aku mengalah"

"nah gitu dong"

       "berisik..." gumamku, aku membuka mata dan mendudukkan tubuhku. "Hey, bocah, dia sudah bangun" ucap seorang gadis yang duduk disamping kasur yang aku duduk sekarang. Rambutnya yang panjang dam berantakan menutupi salah satu dari matanya, wajahnya cantik hanya saja raut wajahnya sedikit menyeramkan.

      "apa lihat-lihat??? Suka?" ucap gadis itu. "tch... Buat apa suka sama cewe sangar sepertimu..." aku pun memalingkan wajahku darinya. Tidak ingin melihat mukanya yang menyeramkan itu. "tch..." sinis gadis itu lalu berjalan keluar kamar. "omong-omong namaku Kenneth... Salam kenal", sahutnya lagi lalu beranjak keluar kamar.

       "halo kak Aris..." suara kecil yang halus terdengar lembut ditelingaku. Aku menoleh dan ya, lihatlah. Si gadis kecil yang selalu menjadi peringkat pertama disekolah. Yang selalu mengalahkanku dalam kompetisi apapun ada disini. Claire Johnsen, saingan terberatku disekolah. "bagaimana bisa kau ada disini bocah?" sambil menatapnya sinis, tubuhnya langsung gemetaran dan menurunkan teh hangat dimeja samping kasur. "M-maaf kalau aku menggangumu kak... Aku akan memberimu ruang untuk sendiri..." aku menarik tangannya tepat saat dia ingin beranjak keluar kamar. "aku tanya... Kenapa kau bisa ada disini? Tempat apa ini? Apa kau sengaja menculikku dengan berlian sialan itu??? Jawab Claire..." ,tanyaku sambil meremas tangannya agar tidak memberontak. "lepaskan
aku kak..."pintanya dengan pasrah. Aku tidak peduli, gadis ini pasti sengaja menjebakku dengan portal besar itu lalu membawaku kesini.

       Tiba-tiba tanganku ditepis oleh Kenneth. Wajahnya berubah semakim ganas dan mendorongku jauh-jauh dari Claire. "tidak ada yang diculik disini, dia bukan penjahat, kami akan menjelaskan semuanya saat tubuhmu sudah membaik. Mengerti?",ancamnya,menyuruhku untuk diam dan kembali istirahat. "tch.. Terserah" decakku sinis dan membalikkan badan. Kedua gadis itu pun pergi meninggalkan kamar sehingga hanya aku yang tersisa didalam sana. "aku tidak akan meminum teh ini,, bisa saja teh ini diracuni olehnya" gumamku lalu beranjak kekasur.

       Tubuhku terasa lebih berenergi setelah beristirahat dan mandi. Akupun membuka pintu kamar dan berjalan menelusuri rumah ini. Setelah lama aku berkeliling, aku berjalan ke ruang depan dan melihat Claire juga Kenneth sedang berbicara dengan... Buku??? Buku lusuh itu terlihat aneh. Saat aku mendekati mereka, aku melihat buku itu berbicara dengan sendirinya sehingga aku tersentak kaget.

"hoooo... Jadi kalau warna baloknya biru neon artinya malam dan warna hijau artinya pagi"

"Iya nona, memang terlihat susah tapi sebenarnya mudah untuk mengerti kok"

"Iya juga ya, tidak susah untuk mengerti bahasa Parallel"

"itu pengecualian Nona Kenneth"

"Eh?? Bagaimana bisa???"

"Bahasa didunia Parallel 1865× lebih rumit dibanding bahasa-bahasa yang ada didunia kalian"

"Apa serumit itu sampai harus bilang 1000× lebihnya itu???"

"Tentu saja Nona Kenneth"

"Jadi bagaimana kalau kita bertemu penghuni dunia parallel???"

"Bukankah itu jelas Nona Claire? Kau hanya perlu membayangkan sebuah Aksesoris kecil yang berguna untuk memahami bahasa asing dan mengganti bahasa Nona kebahasa asing tersebut"

"Benar juga..."

"Oy apa yang kalian bicarakan dengan buku lusuh itu? Seperti orang gila saja..." potongku disela-sela pembicaraan. "ah,, kak Aris sudah baikan?", tanya Claire sedikit menunduk. "sudah..." jawabku singkat. Aku masih belum mempercayai anak kecil ini. Bisa saja dia menjebakku karna ingin membunuhku. Atau mungkin lebih parahnya lagi, dia bersetongkol dengan kak OSIS brengsek untuk memaksaku ikut dengan organisasi bodoh itu.

"3 Menit"

"3...menit? Apa maksudmu dengan 3 menit itu Aris?"

"3 menit untuk kalian menjelaskan apa yang terjadi. Ceritakan sedetail-detailnya padaku"

"3 menit tidak cukup untuk aku menjelaskannya Aris..."

"bukan kau, tapi Claire"

       Claire melihatku keheranan seperti gadis yang tidak bersalah. Benar-benar ekspresi yang kubenci...  "Apa? Kau tidak bisa??? Apa kau butuh waktu untuk mengarang cerita bohonganmu???" ketusku. Kenneth menatapku tajam, tangannya sudah bergetar ingin memukulku tapi aku tidak peduli. Claire langsung berdiri dari tempatnya dan mendekatiku. "Baiklah, 3 menit sudah cukup",ucapnya dengan tegas. "Baiklah, 3 menit dimulai dari sekarang",lanjutku menantangnya.

         Dan sialnya, belum sampai 2 menit dia sudah menyelesaikan penjelasannya.Tcih... Memang saingan yang berat... Benakku. Bahkan semua penjelasannya itu benar-benar rinci dan membuatku mengerti semuanya. "okay young lady... You win..." senyumku sinis. Kami pun duduk dan berunding tentang 'dunia parallel ' ini. "Tunggu... Kalau kau bisa mempunyai kekuatan seperti itu, apa aku dan Aris juga bisa melakukannya?", Tanya Kenneth.

"maaf, hanya penghuni pertama disini yang bisa melakukannya dengan sempurna. Sebaliknya, kalian bisa membantunya untuk menyalurkan energi kalian pada nona Claire saat kalian ingin menciptakan sesuatu yang besar. Kalian memang bisa menciptakan sesuatu, tetapi kalian diberi batasan yang ketat. Seperti nona Kenneth yang hanya diberikan batasan untuk menciptakan barang-barang yang kecil. Dan Aris yang bisa memunculkan unsur-unsur seperti angin, api, air, dan tanah".

        Claire dan Kenneth langsung menoleh kearahku. "apa?" tanyaku heran. "Angin, api, air, dan tanah??? Seperti kekuatan difilm ava*ar saja" tawa Kenneth mengejek.
Aku mendecak kesal. "daripada kau, hanya bisa membuat dinosaurus seukuran semut" ,ejekku membalasnya.

"M-mama... Kak Aris... Jangan bertengkaarr... Kalau kalian begini urusan kita disini gabakal selesa-"

       "Apa hah?!", Ucapku dan Kenneth serentak memotong ucapannya Claire. Tubuhnya langsung bergetar hebat hanya karena kami berbicara dengan nada yang tinggi dan keras seperti membentaknya. Kenneth pun langsung meninggalkanku dan menenangkan Claire sedangkan aku hanya berdecak kesal lalu kembali duduk.


Aku mulai kesal dengan semua yang ada didunia aneh ini. Yang berlian ucapkan itu hanya tipuan belaka. Apa yang aku rasakan disini sekarang adalah mimpi buruk yang akan menjebakku didalamnya selamanya.

Aku harap aku bisa keluar dari tempat ini.
Segera!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Parallel WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang