[Kenneth]
"ooyyyy....aku lapar, mana makananku brengsek???"tanya sibadan besar satu ini. Sudah lebih dari puluhan kali dia bertanya seperti ini. Manja sekali, ucapku dalam hati. Tidak makan itu biasa bagiku. Bahkan aku bisa bertahan tanpa minum dan makan selama sebulan saat dimedan perang. Dan dia? Hanya merengek minta makan dan digiurkan dengan harta dan jabatan. "Raven, ini makananmu. aku menemukan kelinci gemuk didekat sini, lumayan untuk mengganjal perut kita. Jangan lupa minum air hangatnya ya. Aku tidak mau kau kedinginan dimalam begini," ucap kakakku halus. Dia menaruh sepiring daging kelinci bakar dan segelas air hangat didepanku. Aku menoleh kearah samping dan melihat wajah lucu sibadan sembilan merajuk. Wajahnya jelek sekali hahaha ucapku dalam hati sambil menahan tawa.
"nih,"kakakku melemparkan piring berisi daging dan air hangat kearah sigendut. "Hey! Air ini panas bodoh! Tumpah lagi, bajuku kena sialan," makinya. Ya ampun ingin sekali aku tertawa didepannya sampai ludahku mengenai wajah jeleknya itu. Tapi mengingat situasi yang tegang seperti ini, aku mengurungkan niatku. "oh iya, omong2 namamu siapa?? Aku penasaran. Bosan juga memanggilmu gendut," tanyaku. "hah?! Orang terkenal seperti aku ini bahkan namanya tidak tahu olehmu?! Hahaha tampaknya kau tertinggal berita gadis jalang. Namaku Efraim," jawabnya. Hah?? Tertinggal berita?? Aku tidak pernah tertinggal berita, aku hanya tidak peduli dengan Israel ketusku dalam hati. Aku pun memotong daging bakar itu dan memakannya.
"hoaaaammmhhh...". Aku menguap dan mataku berat untuk dibuka. Ya, kurasa aku mengantuk setelah menghabiskan makananku. "kau mengantuk Raven??? Kau tidurlah dulu, aku akan menjaga malam ini. Kita akan bergiliran setiap
2 jam, " ucap kakakku. Aku mengangguk. Namun belum genap anggukanku, aku melihat Efraim tertawa geli. Sigendut satu iniii... Kalau saja kakakku tidak ada disini sudah kuhabisi kau dari awal marahku dalam hati. Cih, memang keparat satu ini. "kalian ini benar2 pasangan yang romantis ya. Cocok deh dinikahin. Sicewek jalang dan siPangeran tersayang yang dengan bodohnya mau sama sicewe sok cantik ini. Ppffttt... HAHAHAHA!!!" tawanya. "KAU BILANG APA?! KAU INGIN KEPALAMU KUMASUKKAN KEDALAM AIR PANAS HAH?! SINI KAU SIALAN!!" aku berdiri dan berlari kearah Efraim, namun aksiku dihalang oleh kakak. "kak jangan halangi aku..." pintaku. Namun belum selesai aku memohon, dengan sigap tangan kakakku menghantam wajah Efraim. Gigi-gigipun berjatuhan dari mulutnya. "kau boleh saja mengejekku, Aku tidak peduli. Tapi jangan adikku, jika kau melakukannya aku tidak segan-segan menyiksamu," ketus kakakku. Tubuhnya gemetaran mendengar ucapan kakakku. Dia memang seram kalau sudah marah.Kakakku membangunkanku disaat aku sedang nyamannya bermimpi indah. "giliranmu untuk berjaga dik, maaf aku membangunkanmu. Tapi aku sudah ngantuk berat. Aku takut hal buruk bisa terjadi dikondisiku yang seperti ini," ucapnya. Aku bangun dan tersenyum kearahnya "tidak apa-apa kak, kita hanya memiliki satu sama lain. Itu lah gunanya saudara," jawabku tulus. Kakakku membalasnya dengan senyumannya dan mengecup keningku. "jangan paksakan dirimu Raven. Aku tidak mau sesuatu terjadi padamu," kata kakakku lalu terlelap dalam tidurnya.
Aku melihat sekitar untuk berjaga-jaga. Masih aman... Lalu aku merebahkan tubuhku kepohon rindang di sampingku. Tiba-tiba ada cahaya terang dari langit yang membuatku memejamkan mata. Cahaya apa itu?? Tanyaku dalam hati. Cahaya itu meredup dan aku membuka kedua mataku. Whoaa... Aku terpukau melihat bongkahan berlian jatuh diatas tanah. Aku melirik sekitar. Hanya ada kakakku dan Efraim yang tertidur nyenyak. Aku berdiri berjalan mendekati berlian itu dengan hati-hati. Hey, bisa saja berlian itu berbahaya, kan?.
Menyentuh berlian itu. Aku terkejut dan melompat menjauh dari sana. Bagaimana tidak? Berlian itu tiba2 bercahaya saat aku menyentuhnya. Berlian itu bercahaya semakin terang dan... "kau adalah yang kedua,, ikuti jalan ini dan kau akan bahagia selamanya... " . HAH?! BERLIAN INI BISA BICARA?!?! Tanyaku dalam hati. Lalu sebuah cahaya yang berbentuk hologram panah muncul mengarah selatan. Aku mengambil berlian itu dan melirik kakakku. Apa dia akan baik-baik saja jika kutinggal seperti ini???bagaimana kalau sesuatu yang buruk terjadi padanya?? Namun rasa cemasku hilang begitu saja setelah mendengar kata-kata 'kau akan bahagia selamanya'. Apa aku akan bahagia jika aku mengikuti arah dari berlian ini?? Aku tidak tahu. Aku berjalan mengikuti arah panah yang ditunjukkan oleh berlian ini dan pergi meninggalkan kakak dan Efraim disana.
Sudah sejam aku mengikuti petunjuk ini. Mau sampai kapan aku mengikuti arah ini??? Berlian sialan... . Kakiku terasa lelah akibat lama dan panjangnya perjalanan yang harus kujalani hanya untuk mengetahui aoa maksud dari berlian ini. Memang sialan. Belum selesai aku berketus dalam hati, aku melihat lahan kosong yang dikelilingi pohon- pohom rindang disekitarnya. Dan berlian itu bersinar lebih terang dari sebelumnya. Membuat nataku sakit sehingga aku harus memejamkan mataku lagi. Saat sinarnya meredup, aku membuka mataku dan terpukau.
Sebuah portal besar berwarna hitam legam muncul tepat didepanku. Aku kagum sekaligus takut melihat portal tersebut. Berlian ini, tempat ini, dan portal ini sukses membuatku penasaran untuk mengetahui lebih dalam. Aku benar-benar ingin mengetahui apa yang ada dibalik portal hitam ini. Dengan hati-hati aku memasukkan tangan kiriku kedalam portal. "tidak ada apa-apa..." ucapku. Namun aku masih penasaran, ingin melihat semuanya yang ada dibalik sana.
Tapi,, suara tembakan terdengar dekat dari danau. Aku bisa melihat dari atas sini. Sipantat panci dan gadis boneka dikejar-kejar oleh tentara lain dan Sigadis boneka masuk kedalam... Portal??? Aku tersentak kaget melihat portal yang sama denganku. Dan portal yang dimasuki oleh gadis itu tiba-tiba menghilang Begitu saja. Whoah! Aku jadi ingin masuk juga!. Dan dengan bodohnya aku meloncat masuk kedalam portal hitam itu.
Gelap... Benar-benar gelap...
Kakak... Aku takut...
Kakak...tolong aku...
KAMU SEDANG MEMBACA
Parallel World
FantasyAku hanya ingin lari dari kehidupanku dan... Aku melihat sebuah berlian yang pecah dari yang lain dilangit dan menuju kearahku Kurasa berlian itu menunjukkanku kesuatu tempat Ya... Tempat kebahagiaanku Kisah petualangan, persahabatan, dan kisah men...