Bab 4

15.3K 323 1
                                    

                          

                         ****

"Ayo dong sayang, cepetan" teriak sinta dari lantai atas,

"iya ma sebentar"

seperti yang dibilang dengan hery tadi, sekarang keluarga Hezza lagi bersiap-siap pergi ke acara makan malam bersama keluarga temennya.

"Wahh anak papa cantik banget malam ini" puji hery

"ihh papa biasa aja kali, emang kara biasanya gak cantik".

Malam ini kara terlihat cantik dengan menggunakan dress berwarna hitam selutut, dengan lengan terbuka, dan rambut agak bergelombang dibiarkan digerai, dengan polesan make up sedikit.

" hmm cantik juga kok, tapi malam ini jauh lebih cantik ".

Kini keluarga Hezza sudah berada di depan restoran mewah, dengan gaya alami nya,

" ayo kita masuk sekarang " kata hery.

Sesampainya di dalam, terlihat sepasang suami istri yang sedang melambaikan tangan kearahnya, dan mereka pun pergi ke arah meja tersebut.

"Halo apa kabar kamu, lama kita tidak bertemu, tambah sukses aja ya" kata hery sambil memuji-muji

"Ah kamu biasa aja, kamu juga tambah sukses juga"

"Hahahahaha.."

"Wah ini anak kamu ya sinta, cantik banget"

"Ah iya, ayo sayang salam sama om dan tantenya" suruh sinta

"Halo om, tante saya kara"

"Halo sayang, panggil aja tante rahma"

"Iya tante"

"Yasudah kita duduk dulu yuk" ajak Rafi

"Oh iya mana anak mu raf?" tanya hery padanya

"Mungkin kejebak macet, sebentar lagi sampai kok".

Mereka berlima pun larut dalam cengkrama dan nostalgia bersama, sambil bercanda-canda.

" maaf menunggu lama" kata seseorang membuyarkan candaan mereka, dan mereka pun langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut suara.

"Yaudah gak papa duduk dulu"

"Ini anak kamu ya rahma, ganteng loh" puji sinta

"Ah.. Iya kamu bisa aja"

"Ayo kenalan dulu nak pada om dan tante" suruh rafi pada anaknya

"Halo om, tante aku arga" sambil menjulurkan tangannya kearah sinta dan rafi.

Sedangkan disisi lain kara tidak memperdulikan candaan mereka dan asik bermain ponsel, tiba-tiba suara mamanya mengintropeksinya

"Kara kenalan dulu sama anak nya tante rahma dan om rafi"

Saat mendongakkan kepalanya, begitu terkejutnya saat siapa yang ada dihadapannya

"LO" teriak kara dengan lantang

Tetapi yang diteriaki pun malah bingung, "kenapa dia tiba-tiba teriak padaki, emang dia kenal sama gue?" pikir arga

"Loh kalian sudah saling kenal rupanya"

"Eh..eng..enggak kok ma, kara gak kenal"

"Oh yasudah kenalan dulu, biar kenal"

Kara pun menjulurkan tangannya kepada arga

"Kara"

"Arga"

"Yasudah kalian sudah kenal kan, sekarang kita makan ya, makanannya sudah menunggu untuk kita makan"

Hening
Tidak ada yang bicara Hanya suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring, semuanya tenggelam dalam keheningan makan malam hingga selesai. Masih sama, masih tidak ada yang bicara. Hingga tiba-tiba suara terdengar dari mulut Rafi.

"Oke sekarang kita bicara yang serius lagi" katanya

"Bicara serius? Bicara apa sih papi" batin arga

"Perasaan gue gak enak nih"

"Karena semua sudah siap, bagaimana her kesepakatan kita kemaren?" tanya rafi

"Harus dong" hawabnya lantang

"Kesepakatan apa pi?" tanya Arga yang dari tadi tidak tahu apa-apa

"Jadi gini, papa sama om hery sudah sepakat kemaren mau menjodohkan kamu sama Kara anaknya om hery, gimana?" tanya rafi pada anaknya

"APA" jawab arga dan kara serempak

"Tuh kan kompakan, memang jodoh deh anak kita ini jeng"

"Iya ya jeng"

"Mama papa apaan sih main jodoh-jodohin aja, emang ini jaman kabayan, main jodoh-jodohin aja"

"Tau nih papi sama mami, arga gak mau"

"Arga papi gak terima penolakan atau bantahan"

"Kamu juga kara, papa gak terima bantahan"

"Papa apaan sih, papa gak ngerti sama kara, papa selalu keinginannya harus diturutin, tapi papa gak pernah mau nurutin kara, kara selalu minta papa untuk pulang cepet, papa selalu menentang, padahal kara butuh papa, pa" dengan kesalnya kara bangkit dari kursi, dan dicegah langsung sama sinta

"Sayang papa mohon sekali saja papa minta sama kamu, setelah itu papa gak minta apa-apa lagi, dan papa janji akan pulang cepet papa jsnji sayang"
Kara pun kembali duduk dan menangis di pelukan mamanya

"Bagaimana arga kamu mau kan"
Tanya rafi pada anaknya

Arga tidak menjawab melainkan menatap tajam papinya

"Arga gak mau pa"

"ARGA





________________________________________________________________________

Maaf banyak typo ya, ssoalnya cerita pertama author. Maklum hehehe...

Jangan lupa vote and comennya

Arga&KaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang