Kekejaman

15 1 0
                                    

Perang adalah Kekejaman, Gak Peduli Dengan Lain. Langsung Dibunuh, Disiksa Dan Sebagainya Terutama Perang Dunia II. Kami, Para Yahudi Selalu Disiksa Oleh Pemimpin Kami Untuk Membunuh Semua Yahudi. Mereka Gak Ada Kasihan,Hanya Diejek Dan Melempari Batu Batuan Ke Kami.

Namaku Ingelbert Adalard Friedrich. Aku Tinggal Di Dresden,Jerman. Aku Lahir Pada Tanggal 12 April 1924. Nama Itu Dikasih Oleh Ayahku. Arti Nama Itu Pembawa Perdamaian. Aku Selalu Diejek Atau Dibully Oleh Teman Teman Saya. Untungnya Saya Orangnya Sabar Nggak Pernah Marah Apapun.

Agama Saya Yaitu Yahudi. Saya Selalu Beribadah Kepada Tuhan Setiap Hari.

Pada Tahun 1931, Negara Kami Mulai Kemiskinan Dikarena Negara Ini Terlibat Perang Dunia I.

Saya Dan Orang Tua Saya Selalu Bertahan Dari Kelaparan, Saya Selalu Sekolah Dengan Semangat Saya. Saya Dapat Rangking 1 Di Kelas Pada Umur 7 Tahun. Tapi Negara Kami Berubah.

Pada Tahun 1933, Negara Kami Republik Weimar Menjadi Nazi Jerman. Semua Orang Dijerman Diserukan Dengan Nama Adolf Hitler.

Namun Bagi Saya, Orang Ini Pasti Akan Terlibat Perang Yang Paling Serius Dan Bisa Menghancurkan Negara Ini.

Negara Kami Masuk Olimpiade Musim Panas 1936 Di Berlin Tapi Semuanya Menjadi Kekejaman Yaitu Menghancurkan Perabotan, Menghancurkan Jendela Toko Dan Membuat Larang Yahudi Untuk Masuk Ke Negri Ini. Pemimpin Bilang

"Yahudi Adalah Membuat Jerman Kekalahan, Kemiskinan, Inflisasi, Dan Sebagainya".

Saya Pulang Dari Sekolah. Tiba - Tiba Orangtuaku Panik.

"Ingel, Kamu Harus Sembunyi. Kalau Tidak,Kamu Akan Ditembak!"

Aku Pun Kaget Dan Mencoba Mencari Tempat Sembunyi.Dan Akhirnya Ibuku Menemukan Tempat Sembunyi Di Gudang.

"Cepat Nak, Selamatkan Dirimu. Ibu Dan Ayah Akan Mencegah Gestapo Darimu"

Aku Pun Panik, Jantungku Mulai Berdebar-debar. Dan Seketika Orang Gestapo Datang Dan Mengeledek Rumahku

"Dimana Anakmu?!"

"Dia Sudah Pergi" Ibuku Bilang Dengan Lantang

"Bohong Kamu!"

Aku Melihat Ibuku Ditampar Dengan Seorang Bersenjata

"Karena Anakmu Gak Ada, Kami Akan Menembak Kepalamu"

Orangtuaku Panik Dan Mereka Nggak Akan Beritahu Aku Berada Di Gudang.

"Cepat Katakan! Dimana Anakmu?!"

"Sudah Kubilang, Dia Sudah Pergi"

Orang Itu Menodongkan Pistol Keibuku Dan Aku Mulai Gelisah 'Apakah Ibu Selamat?'

Rupa Rupanya Dia Tertembak Dengan Pistol.Ayahku Langsung Teriak Dan Hati Saya Mulai Merasa Kesakitan.

"Dasar Para Gestapo Brengsek, Akan Kubalas Dengan Tanganku Atas Perbuatan Ibuku! "

Hatiku Mulai Berbicara Berulang Ulang Kali. Dan Mereka Menodongkan Pistol Ke Ayahku. Ayahku Melihatku Dan Dia Bilang...

" Semoga Tuhan Bersamamu Di Hari Kelak......"

Dia Tertembak Kepala Ayahku Sampai Aku Menangis Histeris. Air Mataku Meneteskan Terus Menerus Tanpa Berhenti. Polisi Rahasia Atau Disebut Gestapo Keluar Dari Rumahku Dalam Keadaan Berdarah Dan Berantakan.

Akupun Bingung Dalam Keadaan Menangis. Tanpa Orangtuaku Hidupku Akan Singkat.

Aku Nggak Tau Berbuat Apa Apa Selain Melihat Kedua Orangtuaku Kena Tembak.

Pada Keesokan Harinya, Aku Menguburkan Orangtuaku Dengan Berdoa

"Semoga Orangtuaku Berada Di Akhirat Dalam Keadaan Aman"

Soldaten, die das Land schützenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang