Dandelion 32

1.6K 125 5
                                    

NARUTO belong OM MK!

DLDR :)

Happy Reading

.
.
.
.

Hinata membuka kelopak matanya perlahan, membiarkan bias cahaya masuk dalam pupil nya yg bening lalu ia menyipit untuk mengurangi cahaya nakal yg berlebihan masuk ke dalam retinanya. Hal yang pertama kali ia lihat adalah wajah Naruto yg tersenyum padanya juga Sasuke yg sepertinya terkejut melihat nya telah sadarkan diri, ia bernafas lega akhirnya dapat bangun dari mimpi panjang yg menenangkan, rasanya sudah bertahun tahun Hinata ada dalam mimpinya, butuh waktu lama bagi Hinata untuk mau kembali ke dalam dunia nyata, berterimakasihlah ia pada Nejii yg sudah membujuknya untuk bangkit dan melihat dunia, bahkan hatinya masih merasa sakit mengingat tak ada lagi seorang yg memandangnya sinis di bangku kosong itu, hatinya, Hampa. Kebas. Tak lagi sama.

Dan pada akhirnya Hinata tidak hanya membuka suara, meraih pipi tirus pria di depannya membuat hatinya kembali berdesir dan lagi-lagi bertanya. "Apa perasaan ini?". Hinata tersenyum kecil sambil mengusap lelehan air mata yg keluar dari onyx tajam pria di hadapannya dan mengabaikan tatapan luka dari sang Saphire. Hinata terkekeh saat mengingat dulu ia pernah berfikir bahwa Sasuke tak akan menangis di depannya, namun sekarang? Pria itu menangis untuknya, hanya untuk seorang, Hyuga Hinata.

"Kenapa menangis hm? Jelek tau!". Hinata kembali terkekeh kecil melihat perubahan raut muka pria di sampinnya, kan? Lagi-lagi alis nya menikuk, jidat nya berkerut dan jangan lupa bibir pria itu membentuk garis lurus yang lagi-lagi membuatnya tertawa.

"Dasar tidak tau diri! Air mataku itu mahal asal kau tau!". Sasuke menangkup tangan Hinata yang berada di pipi kanannya, memberikan sensasi menggelitik pada sang pemilik tangan.

"Yare... yare! Aku disini jika kalian tidak menganggapku- ttebayo!". Kalian pasti tau bagaimana kesalnya Naruto saat ini, bagaimana tidak jika gebetanmu  sedang bermesraan dengan sahabat mu bahkan dirinya tidak dianggap! Menyebalkan!

"Ahahaha kemarilah Naru-kun, aku ingin mencubit pipi mu itu haha". Ucap Hinata tanpa peduli tatapan sengit Sasuke padanya.

"Eeh? Jangan melihatku seperti itu suke-kun, goshigoshi hehe". Hinata merentangkan tangannya guna memeluk mereka berdua, tak ada desiran aneh ketika Naruto mencoba menempelkan bibirnya pada pipinya yang tentu saja mendapat jitakan gratis oleh Sasuke.

Hari itu, Hinata merasa bahagia bahkan lebih bahagia daripada saat ia tertidur, mungkin benar kata Nejii bahwa Hinata memang harus kembali pada cahanya.

"Arigato Nii-san". Setetes air mata mengalir dari manik indahnya, entah kenapa sesak itu kembali muncul dalam hatinya, berfikir bagaimana ia begitu jahat mengorbankan kebahagian orang lain hanya untuk kebahagiaannya sendiri.
Ruangan putih ini terasa senyap, 3 jam yang lalu ia memaksa 2 pahlawan desa itu kembali ke rumahnya masing masing, apalagi setelah ia tau bahwa Sasuke terus menunggunya padahal tubuhnya masih memerlukan perawatan dan istirahat, tidak jauh berbeda dengan Naruto kan? 

Pintu berdenyit menandakan ada oramg yg baru masuk, Hinata menatap gadis musim semi itu bimbang, merasa bersalah karna dengan tak sengaja melukai hati teman nya ini.

"Maaf". Suaranya terdengar lirih bahkan sulit di dengar, gadis itu menunduk dalam.

Hinata mengernyitkan alisnya bingung,merasa aneh mengapa Sakura meminta maaf padanya.

"Aku yg menjebak Naruto agar dia menyatakan cinta padaku, a-aku menyesal". Ucap Sakura.

Hinata tersenyum lembut sedikit mengerti bagaimana perasaan Sakura meski hal itu tak bisa di bilang benar, setidaknya Hinata juga pernah merasa dunia tidak adil karna ada sesuatu yg merebut miliknya.

"A...aku mungkin tidak pantas mengatakan hal ini padamu tapi sungguh a...aku tidak mau kehilangan Naruto, a...aku merasa, Kesepian." Ucap Sakura lirih.

Membosankan memang menyebalkan tapi Kesepian lebih biadap dari Membosankan.

"Aku mengerti, aku sudah memaafkan mu, aku juga mengerti bagaimana perasaan mu, sebenarnya aku yg seharusnya meminta maaf padamu Sakura-san. Kadang aku berfikir tak seharusnya aku di cintai oleh lelaki hebat seperti Naruto, mungkin kau baru menyadari Naruto itu penting bagimu lagipula Naruto pasti senang mengetahui bahwa kau membalas cintanya hehe". Tak ada raut kecewa di wajah Hinata, rasanya lega sekali entah mengapa perasaannya bisa hilang begitu cepat nya, apa karena ....

Sakura melihat wajah Hinata yg tanpa beban, bukan nya ia tak senang bahwa Hinata sudah tak menyukai Naruto, tapi bagaimana dengan Naruto sendiri? Bagaimana perasaannya jika ia mengetahui bahwa Hinata sudah tidak mencintainya, ini kan juga gara-gara Sakura yg membuat Hinata salah faham, ia mengingat ketika Hinata menghilang dulu, Naruto dan Sasuke bahkan benar benar tak mau melihatnya, dan fakta lain kalau Sasuke mencintai Gadis di depannya ini membuat hati Sakura kembali memanas tapi ia tak mau termakan oleh keegoisan, ini sudah cukup. Sakura tak mau lagi.

Bohong jika ia tak mendengar pengakuan dari kedua pahlawan desa itu saat ruang dimensi pecah dan membawa Hinata yg tak bernyawa, Mereka mencintai Gadis Hyuga itu.

"H...hinata, apa kau menyukai Sasuke-kun?" Ucapnya fengan nada kecil sontak membuat orang yg mendapat pertanyaan itu kaget.

"A...aku t...tidak t...tau hehe"

Sakura tersenyum, Hinata begitu cantik menurutnya pantas saja Sasuje jatuh cinta, namun ia juga sedih, ia pun seorang gadis Hinata belum bisa mengeluarkan semua perasaannya

"Semoga ini yg terbaik" batin Sakura sambil melambaikan tangan ke Hinata meminta izin untuk pamit.

Tbc :)

Gajadi chap akhir :( wkwkwk see u next chp

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang