LIMA BELAS

35 2 0
                                    

Heh.” Ucap Fika yang sok jutek.

“ Eh Lo udah dateng.” Reno memutar badannya untuk beradapan dengan Fika.

Reno memeluk Fika tanpa berucap dahulu. “ Gue sayang Lo Fik.”

Spontan Fika mendorong Reno. Ntah kenapa jika Reno memluk nya ia menjadi tidak nyaman. “ Apa sih.”

“ Gue sayang sama Lo Fik.” Kini tangan Reno beralih memegang tangan Fika.

“ Sayang sama Gue juga sayang sama Siska? Iya?.”

“ Jangan sebut Siska kalau kita lagi berdua.”

“ Ohh gitu ya cara Lo buat bertahan dengan keduanya Lo gamau sebut salah satu dari kita.”

Reno terdiam, sekarang ia tak bisa berkata apa apa lagi.

“ Iya Ren?”

“ Tapi Gue masih sayang sama Lo Fik.”

“ Sayang sama Siska juga?.”

Reno terdiam sebentar. Dan kembali berkata. “ Iya. Tapi  Gue juga sayang sama Lo.”

“ Lo ga bisa mencintai dua orang sekaligus. Lo harus memilih salah satu diantaranya. Atau Lo menyakiti keduanya.”

Skakk Fik skakk 😄 jangan biarin dia nyakitin Lo lagi.

Reno masih terdiam. Ia bingung akan memilih siapa.

“ Oke Gue kasih waktu seminggu untuk Lo pilih Gue atau Siska!. Saran Gue sih Lo pilih Siska aja. Sayang kan kalau hubungan udah bertahun tahun kandas karena ada orang baru diantara kalian.”

Reno mendongak mendengar ucapan dari Siska.

“ Tapii...” Ucapan Reno Terputus.

“ Gue tunggu SEMINGGU.” Fika menekan kan ucapan terakhir nya.

Setelah mengucapkan beberapa kata pada Reno kini Fika beranjak untuk pulang. Fika berjalan menuju parkiran sekolah untuk mengambil sepeda motor nya.

Tapi apa yang di lihatnya sungguh membuat Fika marah. Sepeda motor milik nya tidak terlihat seperti sepeda biasanya. Sepeda nya kini penuh dengan tepung, tanah, kecap, saos dan sebagainya yang menyebabkan bau yang semakin menusuk hidung.

Siapa yang berani melakukan ini pada nya. Ia sungguh kesal saat ini. Fika melihat lihat area parkir tapi tidak ada satu  orang pun di sana. Kertas, sebuah lipatan kertas yang sengaja di selipkan di bagian roda motor itu terlihat.

Dengan sigap Fika mengambil lipatan kertas itu. Ia membuka surat itu dan membaca nya.

Kalau cerita Lo ga bisa hidup please jangan ngerusak cerita orang lain.

Jauhi Reno atau ga Lo akan nerima yang lebih berat dari ini!

Fika berdecih ia paham siapa yang melakukan ini. Mata nya kini memerah, ia tak dapat menahan amarah nya.

Ia berpikir apa yang harus ia lakukan. Membalas perlakukan ini? Ahh tidak, apa bedanya Fika sama Siska. Ya, yang melakukan hal tak berguna seperti ini hanya Siska, tidak ada lagi selain Siska yang membenci nya seperti ini. Atau Fika membiarkan saja? Tidak ini tidak adil.

Ahhh iya. Ia harus bilang ke Reno apa yang sedang ia alami saat ini. Berharap Reno akan memarahi Siska. Ia segera mengeluarkan Smartphone miliknya. Memfoto keadaan sepeda motor nya dan memfoto surat yang di selipkan di roda. Segera ia kirimkan foto foto itu pada Reno.

Nih liat apa yang di lakuin pacar Lo ke Gue! Puas Lo. Sekarang Gue yang jadi sasarannya!

Tak menunggu lama, pesan yang di kirim kan Fika itu langsung di balas oleh Reno.

Lo dimana? Pulang bareng sama Gue saja. Maafin Siska, ini karena Gue. Maaf.

“ Sorry Ren gue kecewa sama Lo.” Gumam Fika setelah melihat isi pesan dari Reno.

“ Fiikk ayo.”  Laki-laki itu tiba tiba  datang tanpa disangka.

“ Gak. Gue naik taksi online aja.” Cetus Fika.

“ Fik please maafin Gue.” Tapi Fika hanya tertunduk diam.

“ Lo kenapa Fik?” Suara itu membuat Fika mendongak. Dia Raka, Syukurlah dia datang jadi Fika bisa buat alasan untuk menolak ajakan Reno.

“ Motor Gue ada yang ngotorin.” Ucap Fika sembari menunjuk motornya dengan dagunya.

Raka memang belum pulang dari sekolah, ia masih ada di sekolah untuk mengikuti latian basket.

Mendengar ucapan dari Fika kini mata Raka menatap tajam Reno. Ia tahu pasti siapa yang melakukan hal murah seperti ini.

“ Yaudah Lo bareng Gue aja. Dan Lo” mata Raka kini menatap Reno. “ Lo harus tanggung jawab sama apa yang sudah di perbuat oleh pacar Lo Siska.” Lanjutnya.

Reno mendengus kasar. “ Hmm”

Akhirnya Fika dan Raka pulang bersama dan meninggalkan Reno dan motor Fika yang sudah tak berupa itu.

Di dalam perjalan pulang, mereka berdua berbincang bincang.

“ Fik besok ini kan ada ujian Matematika tambahan. Dan setelahnya libur, Ayo kita bertiga pergi ke puncak. Itung-itung buat refreshing lah.” Ucap Raka dengan pandangan yang masih lurus ke depan.

“ Bertiga? Kita sama Mala gitu?” Tanya Fika.

“ Iya sama Mala.”

“ Ohh okee. Jangan lupa kasih tau Mala Ka.”

“ Lo aja dong.”

Fika memukul pelan punggung Raka. “ Ya Lo lah Ka. Lo yang ngajak kok.”

“ Hmm iyaa deh.”

                                -o0o-

Hari ini adalah hari ujian Matematika tambahan. Siswa siswi yang berada di kelas sibuk menghapal rumus dan mempelajarinya.

Ada juga yang sibuk memainkan Handphone ada juga yang menaruh kepala nya di atas meja.

Fika yang baru saja memasuki kelas terkejut melihat Meja dan kursi miliknya yang ia duduki tidak ada di tempat. Meja dan kursi Mala yang bersebelahan dengan meja Fika itu masih ada dan tertata rapi di sana. Ia mencari Mala di sekitar kelas, tapi Mala tidak ada. Apa mungkin Mala belum datang?

Fika akhirnya menanyakan hal ini kepada ketua kelas. Dimana meja dan kursi miliknya itu.

“ Hei Don, Lo gatau kemana meja dan kursi Gue?.” Ucap Fika sembari berjalan mendekati Doni ketua kelas nya.

Cintaku atau SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang