TUJUH BELAS

57 2 0
                                    

Hallo pemirsa✋ *Etdah udah kayak tipi tipi gitu.
Maafin author yang baru update😭, di karena kan sibuk yang berkepanjangan😪

Oke langsung baca aja layaa..😊😊
_______________________________________

“ Yaudah sekarang Lo pengangan yang erat biar ga jatuh.” Perintah Raka pada Fika. Fika membalas dengan anggukan kecil.

Raka mendorong ayunan Fika dengan keras sehingga kini ia berteriak kegirangan karena ia bisa melayang di udara. Sesekali Raka tersenyum melihat Fika berteriak. Tersenyum melihat Fika? Ohh mungkin saja karena sahabatnya itu seperti anak kecil karena suka bermain ayunan.

“ Ka berhentiin Gue, suara Gue mau abis nih.”

“ Hahaha dasar.”

Raka berusaha memberhentikan ayunan yang Fika naiki, seperti nya agak sulit karena Raka mendorong ayunan itu cukup kuat. Raka berdiri tepat didepan Fika yang masih duduk di kayu ayunan. Raka memegang Tali ayuanan itu dengan kedua tangan nya, fika mencengkram baju Raka dan mereka jatuh bersamaan.

Kini pandangan mata mereka bertemu secara tidak langsung. Tidak begitu lama Fika berada di atas tubuh Raka, ia langsung berdiri dan menepuk nepuk pelan baju nya yang kotor.

“ Lo itu gimana sih Ka.”

“ Maaf. Apa ada yang luka?”

Fika mengerutkan kening nya, ia bingung dengan nada bicara Raka yang kini lembut pada nya.

“ Ada.”

“ Yang mana? Biar Gue obatin.”

“ Ini hati Gue,” Fika menunjuk dengan jari nya. “Hati gue sakit karena banyak kebohongan yang Gue terima.” Lanjutnya.

Raka mengacak ngacak rambut Fika. “Gue beneran Fikaa.”

“ Gaada Ren.”

“ Ren? Nama gue Raka. Sejak kapan nama Gue ganti."

Fika terdiam, apa yang di ucapkan nya tadi memang benar dia berkata ‘REN’ kenapa ia memanggil Raka dengan panggilan Ren? Apa ia rindu dengan Reno? Ohh jangan Reno sudah banyak menyakiti Fika. Cinta boleh bodoh jangan.

“ Hello apa ada orang disini.” Raka melambai lambaikan tangan ke wajah Fika ia berusaha membuat Fika tersadar dari lamunan nya.

“ Ohh hmm...”  Ucap Fika gelagapan.

“ Lo kepikiran Reno ya. Lo Rindu sama dia? Apa Lo juga masih cinta sama Reno?”

Fika terdiam lagi, Fika tak bisa mengelak nya lagi. Memang benar  bahwa dia masih cinta dengan Reno. Dan ia juga rindu saat saat ia bersama dengan Reno.

“ Woy.. lagi ngapain? Serius banget.  Gue di sebelah kalian, masak gak dianggep.” Tegur Mala yang kini mulai kesal.

Mereka berdua spontan memutar kepala untuk melihat siapa yang bersuara sangat keras ini.

“ Nih Raka habis jatuh in Gue, sakit tau Ka.” Ucap Fika dengan bibir mengerucut.

“ Ih kita kan jatuh barengan. Tadi gue tanya gaada yang luka Lo jawab gaada.” Timpal Raka.

“ What jatuh barengan? Kayak di tipi tipi gitu. Hmm jangan jangan kaliaannn....”

“ Gaaakk...” serkah Fika dan Raka.

“ Eh buset kompak banget. Hahaha. “ Tawa Mala kini meledak.

“ Maaaallllllaaaaa....” Teriak Fika yang kini sudah tak tahan lagi dengan Mala.

“ Hahaha iya deh maaf .”


***

“ Ka Lo tau ga hape gue dimana?” tanya Mala.

“ Mana gue tau, hape hape Lo.”  Balas Raka dengan sinis karena merasa terganggu.

Iya mereka sekarang sudah berda di dalam Vila. Raka yang sibuk memainkan gadget,Fika yang asik menonton TV dan Mala yang tengah kebingungan mencari Handphone nya.

“ Nih Hape Lo La.” Ucap Fika sembari menyodorkan Handphone milik Mala.

“ Kok ada di Lo... jangan jangan....”

“ Raka tadi yang ngambil, dan nyuruh gue sembunyiin Hape Lo.” Putus Fika sebelum Mala berburuk sangka padanya.

“ Raaakkkkkaaaaaa.....” Teriak Mala dengan keras. Eh ralat sangat keras.

Yang di panggil namanya tidak menoleh ataupun bergerak sedikit, Raka sibuk memainkan Game yang ada di smartphone nya itu.

“ Eh bangsadh sini Lo....” Kini kedua tangan  Mala sudah ada di pinggang seperti orang mau FashionShow.

“ Ga denger....”

Kurang keras apa suara Mala hingga Raka bilang seperti itu. Jika memang tidak mendengar ucapan Mala harusnya ia tak menjawab.

“ Ga denger tapi nyahut aja Lo setan.” Gerdik Fika.

Mala semakin marah ia langsung berjalan ke arah Raka mengambil paksa handphone nya dan mendorong bahu Raka dengan keras. Raka mengaduh sakit karena ia di dorong Mala hingga jatuh ke lantai.

“ Lo tuh yaa Ka..

“ Buset nih cewek kuat benerr.” Putus Raka.

“ Gue itu ga suka kalau ada yang jahil nyembunyiin barang milik Gue. Apalagi Handphone.” Lanjut Mala.

“ Gue bercanda kali La.” Ucap Raka dengan nada membela.

“ Tapi becanda Lo ga lucu! Gue trauma kaa....” Seketika Mala terisak oleh tangisannya.

Fika yang mendengar isak tangis Mala langsung berjalan menuju Mala, berusaha untuk menenangkannya.

“ Lo sihh Ka...”

“ Lahh Gue kann can...”

“ Lo gapapa nyembunyiin apapun barang milik Gue yang penting jangan Hape. Karena ini salah satu alat buat gue bisa komunikasi sama Mama Gue. Gue pernah kehilangan hape gue ya gara gara seperti ini,  jahil nyembunyiin hape habis gitu ilang beneran. Terus Mama Gue ngehubungi Gue gimana.” Jelas Mala dengan tangis yang masih terseduh seduh *kayak pop mie yaa wkwk.

“ Udah udahh La Lo tenangin diri. Raka kan gatau kalau Lo punya trauma.”

“ Iyaa Laa Gue minta mangap yaa.”

Fika memukul lengan Raka karena ucapan nya salah.“ Iss Lo itu Ka.”

Mala meringis mendengar Raka yang salah berucap. “ Iya gapapa Gue maafin. Jangan di ulang lagi, kalau ga gue bener bener marah sama Lo.”

Raka menggaruk kepala nya yang tidak gatal. “Iya.”



Oke sampai sini aja dulu. Maaf kalau terlalu lama update nya. Semoga kalian suka dengan cerita ini meskipun banyak yang jadi sider 😢

Oke see you

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cintaku atau SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang