Part 7 - Truth That Is Not Revealed

1.4K 145 10
                                    

Info:

Maaf jika alur cerita maupun pemeran di sini tidak sesuai dengan kehidupan aslinya. Karena ini hanya sebuah cerita belaka...



Happy reading

Sorry typo

* * *

Sore harinya Tiffany dan Jessica pulang bersama karena hari ini Jessica tidak dijemput oleh Donghae. Katanaya sih Donghae ada lembur di kantor, yang pastinya akan pulang malam.

Daniel tidur sangat nyenyak dari tadi siang hingga sore pukul 5 baru bangun tidak seperti biasanya. Hah kalau begini dia pasti akan tidur malam.

"Fany kau sedang memikirkan sesuatu?"

"Ani... Hanya lelah saja.... Kau mau menginap di rumahku?"

"Nginap? Dirumah mu? Yang benar saja" Jessica kaget dengan penawaran Tiffany yang tiba-tiba.

"Ayolah Jessi sekali ini saja" ucap Tiffany sambil memohon.

" Wah jjinja.. ada angin apa ini nyonya Hwang mengajak ku menginap di rumahnya" Jessica meledek Tiffany

"Aniyo... hanya butuh teman saja. Dirumah sepi Jessi-ya" Jessica melotot mendengar Tiffany memanggil namanya menggunakan akhirnya -ya

"Baiklah aku akan menginap... Tapi baju ku- ...."

"Kau pakai saja punya ku. Bukankah ukurannya sama "

"Baiklah"

Daniel hanya diam mendengarkan mommy dan Aunty nya berbincang. ia hanya duduk dipangkuan Tiffany sambil memainkan kancing baju kemeja Tiffany. Sebenarnya Tiffany tidak masalah hanya saja ia takut Daniel melepaskan kancing kemejanya.

Sedangkan Jessica yang melihat itu hanya senyum sendiri. Lucu juga kalau kancing kemeja Tiffany di lepas oleh Daniel. Ia pasti menjadi orang pertama yang akan tertawa .

* * *

Malam ini Stella bertemu lagi dengan kekasihnya. Karena ia sangat merindukan kekasihnya itu yang tidak bertemu sejak kemarin.

"Hai... baby" sapa pria itu sambil mengecup bibir Stella

"Hai juga, malam ini kita pergi ke mana?" Stella memegang tangan pria itu dengan manja.

"Terserah dirimu baby, kau mau ke mana?"

"Yasudah kita langsung ke hotel atau ke apartemen mu?"

" Kita ke apartemen ku saja"

"Baiklah" Stella menggandeng tangan pria itu dengan senang hati.

Sesampainya di apartemen, mereka melepas rindu yang sudah tidak bisa di tahan lagi. Ibarat tidak bertemu selama​ berpuluh puluh tahun.

Pria itu langsung menempelkan bibirnya diatas bibir Stella yang sangat ia rindukan. Mereka berciuman sangat dalam hingga lidah mereka saling bertemu dan menyesap merasakan kenikmatan satu sama lain.

Pria itu membawa Stella ke sofa yang ada di ruang tamu dan langsung menindih tubuh Stella tapi dengan pelan karena ia tidak mau anak yang dikandung kekasihnya itu kesakitan di dalam sana.

Ciuman pria itu berlanjut ke leher, bahu dan payudara Stella. Dia meninggalkan jejak-jejak percintaan diatas tubuh Stella. Dan Stella hanya bisa melenguh dan mendesah di bawah kukungan kekasihnya.

"Ahhhh... Oppa..."

"Apa baby..."

"Disnahhhhh"

Wait For Me (Sifany)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang