Ryan & Kory

1.9K 64 15
                                    


Ryan terus membolak-balikkan bukunya, setiap 1 soal dia selalu melirik menatap Kory seakan-akan ingin memberitahu sesuatu.

"Kory, kenapa kau..... tidak mengerjakan tugasmu?" Tanya Ryan kepada Kory meskipun dia tertidur.

Tanpa Ryan sadari juga, seseorang menatap mereka dibalik pintu. Seseorang yang mengenakan headphone di lehernya, Dylan.

"Apa kau sudah gila Ryan? Dia tertidur..." Tanya Dylan namun Ryan tidak mendengarnya karena Dylan sama sekali tidak keras ketika mengucapkannya alias berbisik.

Setelah itu Dylan pun pergi meninggalkan Ryan dan Kory.

.

.

.

"Aku bangun... jam berapa sekarang?" Tanya Kory yang baru saja bangun dari tidurnya.
"Ini pukul 4 sore, kau belum mengerjakan tugasmu.... Cepat kerjakan" jawab Ryan.
"Tidak mau, aku malas, masih mengantuk!" Tolak Kory.
"Akan aku katakan pada ayah kalau kau tidak mau mengerjakan tugasmu!" Ancam Ryan.
"Jangan!" Teriak Kory dan dengan cepat, dia duduk dan membuka buku tugasnya.

Sedangkan Ryan hanya ternganga melihat Kory berubah drastis setelah mendengar kata 'ayah'.

Kurasa aku tahu, kau takut jika ayah memarahimu kan? Kory.... Kory... kau ini ada-ada saja, pikir Ryan.

"Pokoknya tugasmu harus dapat seratus!" Ucap Ryan.
"Apa?!" Tolak Kory terkejut.
"Seenaknya! Pokoknya aku tidak akan mau itu, nilai tujuh puluh saja sudah cukup untukku!" Sambungnya.
"Tujuh puluh dianggap cukup? Dasar Kory..." balas Ryan.
"Yang penting raport tidak sampai peringkat dua puluh satu lebih kan?" Tanya Kory.
"Memang tidak sampai dua puluh satu lebih sih, tapi di kelas kan hanya mempunyai lima belas siswa?! Dan kau selalu peringkat dua belas Kory!!" Jawab Ryan kesal.
"Ryan, tidak boleh marah-marah, nanti cepat tua" nasihat Kory.

"Koryyyy!!" Geram Ryan kesal.

Tobot: War!!!🔥🔥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang