Yang patut dicintai itu diri sendiri, sahabat, dan orang tua. Bukan narkotika, dunia malam, dan sex bebas.
-Bintang Kimberlly
»»««
Pagi ini aku dan organisasi sedang berada di sebuah aula yang terletak di area campus SMP Cempaka Ganesha, para anggota Rehat sedang sibuk menyiapkan segala kebutuhan seminar. Seperti in focus, properti, hadiah untuk sesi pertanyaan, dan lainnya. Seminar akan dilakukan kurang dari satu jam lagi, tepatnya setelah waktu dzuhur.
Minggu ini aku yang akan menyampaikan materi. Bu Euis jarang sekali ikut menyampaikan materi, karena beliau memberikan kebebasan pada semua anggota agar kami semakin mahir bicara di depan umum.
Sebagai ketua organisasi, aku mengarahkan yang lain untuk menata dan mempersiapkan semuanya. Mereka semua melakukan semua yang aku ucapkan, tentu saja aku juga ikut membantu. Aku tahu, banyak yang tidak suka dengan aku yang seperti ini. Maksudnya, aku yang selalu mengatur mereka, mengarahkan mereka ini dan itu. Tapi, toh aku juga ikut membantu, kan?
Aku pernah mendengar salah satu anggota kelas sepuluh yang sedang menggunjingkan aku. Banyak yang seperti itu. Banyak yang bermuka dua. Tapi aku biarkan, biar saja karena mereka yang akan berdosa dan aku mendapat pahala. Sederhana.
Alasan mereka bermuka dua? Mungkin mereka menganggap aku terlalu begini dan begitu. Mereka sungkan terhadapku yang notabene ketua sehingga mereka berpura-pura seolah tidak merasa benci, padahal... Ya begitu. Namun, untungnya masih ada teman yang tak memandangku seperti mereka yang bermuka dua. Misalnya Listy, Gista, dan Dania. Aku tahu mereka tulus.
Ada salah satu anggota, dia satu angkatan denganku namanya Calissa. Dia orang yang terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya padaku. Setiap aku bicara padanya pasti dia menjawab dengan ketus dan sering memutar bola mata.
Aku masih bingung apa yang membuat dia selalu seperti itu jika sedang bersamaku.
Aku tidak peduli pada mereka, yang jelas tujuanku membangun organisasi ini adalah untuk memajukan anak remaja, penerus bangsa supaya terhindar dari pergaulan bebas. Pasalnya zaman sekarang hal seperti narkotika, sex bebas, geng motor sudah bukan hal yang tabu lagi.
Aku sendiri sangat miris dan kasihan kepada mereka yang terjerumus. Tidak kah mereka mencintai tubuhnya sendiri? Mereka malah senang merusak diri sendiri dengan miras, narkotika, tawuran, dan sex bebas. Aneh.
Ingat, orang tua kita sudah susah payah menyekolahkan dan mendidik. Maka, timbal balik kita sebagai anak adalah dengan belajar dan menjauhi pergaulan bebas.
Adzan dzuhur sudah usai, setelah menunaikan shalat, kami kembali ke dalam aula. Semuanya sudah siap dan kami tinggal menunggu siswa-siswi masuk. Tidak lama kemudian, suara riuh terdengar bersahutan saat siswa-siswi masuk ke dalam aula.
Setelah semuanya berkumpul, semua anggota organisasi yang bertugas sekarang, seperti aku sebagai pembicara, Mela dan Ajiz sebagai MC, dan ada yang bagian dokumenter, sudah bersiap. Mela dan Ajiz sudah membuka acara, mereka terlebih dahulu menyampaikan informasi terkait sponsor kami setelah mengucap salam.
Giliranku tiba. Aku masuk podium setelah Mela dan Ajiz menyebut namaku dengan lantang, seketika suara tepuk tangan menyambutku. "Nah, ini dia yang akan menyampaikan materi kali ini. Gimana Teh Kimberlly udah siap nih, Teh? Sapa dulu dong adik-adik kita." Ucap Mela.
"Hallo semua, gimana kabarnya?" Tanyaku dan aku semakin semangat saat mereka menjawab dengan power yang luar biasa.
"Alhamdulillah, luar biasa, Allahuakbar!"
"Wadaaaw! Semangat banget yah kalian semua... Jadi makin semangat nih kitanya. Iya gak Teh Kim?" Ajiz pindah posisi menjadi di sebelahku.
Aku mengacungkan jempol. "Pasti dong,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Barllyamore [Terbit]
Jugendliteratur(AMAN DIBACA SIAPAPUN. Bukan hanya cerita fiksi, tapi dengan adanya cerita ini kalian bisa lebih membuka pikiran kalian. Tidak semua orang yang dipandang buruk adalah orang berakhlak buruk pula. Karena sebelum ada akibat, pasti ada sebab. Sebuah kes...