P a r t | 9. Kejutan

19.8K 1.2K 124
                                    

»»««

Hari pertama UN, hatiku berdentum cepat. Semua siswa-siswi sangat wajar kalau merasakan hal yang kurasakan. Ada ketakutan besar. Takut soalnya susah lah, takut ngeblank waktu mengerjakan tugas, takut belajar kami kurang maksimal, sampai takut tidak lulus. Padahal menjalaninya saja belum, kan. Tapi wajarlah. Kami ingin yang terbaik, termasuk aku.

Ujian kali ini dibagi menjadi dua sesi, sesi pagi dari pukul 08.00 - 10.00 dan sesi siang dari pukul 11.00 - 13.00. Hari ini dan besok aku ujian di sesi pagi dan dua hari selanjutnya di sesi siang. Ada keuntungannya masing-masing. Kalau sesi pagi, bisa tidur siang terlebih dahulu. Kalau sesi siang, aku tidak yakin bisa tidur siang, tapi waktu paginya bisa dipakai untuk belajar.

Ada satu hal yang membuatku terus kepikiran. Tentang Sarah. Tadi setelah turun dari mobil yang disupiri Mang Iman, tidak sengaja aku dan Sarah berpapasan. Kami tidak sengaja saling menyenggol, dia sudah benar-benar membenciku semenjak hari itu, buktinya dia menyikut tanganku cukup kencang sampai aku hampir saja terjatuh.

Tuhan... seperti ini kah beratnya menjadi orang yang dibenci habis-habisan? Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan orang yang dibully lebih dari yang terjadi padaku akhir-akhir ini. Yang kualami termasuk bully, kan?

Bully itu kejam! Apa ada manfaatnya untuk mereka si pembully? Tidak!

Seharusnya aku juga menyuarakan anti bullying di Remaja Sehat, tapi tidak terpikirkan sama sekali dan baru terpikirkan saat aku merasakannya sendiri. Dibully itu sakit, mental maupun fisik. Jadi jangan sesekali kamu menjadi pembully.

Bel masuk sudah terdengar kencang. Aku, Listy, dan Gista masuk ke ruangan. Tidak ada Dania, karena dia di ruangan yang berbeda. Sekarang, yang bisa kulakukan hanya berdo'a semoga UN Bahasa Indonesia hari ini berjalan lancar.

"Semangat kalian! Kita harus lulus bareng-bareng." ucapku memberi semangat untuk kami -Listy, Gista, dan aku.

"Pasti dong!" Gista dan Listi menjawab serentak.

Insya'allah aku siap. Siap bertempur melawan perang akhir di masa SMA selama empat hari ke depan, dimulai dari sekarang.

Mama, hari ini Kim akan berjuang mati-matian untuk memberikan yang terbaik untuk Mama. Membanggakan Mama dengan nilai Kim. Setidaknya itu yang akan Kim berikan sebelum mengecewakan perasaan Mama sebagai seorang ibu terbaik.

»»««

Hari pertama, hari kedua, dan hari ketiga lancar menjalani UN dan hari ini hari terakhir kami berjuang melawan soal-soal UN. Di hari ini juga kami mengerjakan soal dari mata pelajaran pilihan. Dari tiga mata pelajaran: fisika, kimia, dan biologi, aku lebih memilih kimia.

Alasannya karena kimia lebih mudah dari fisika dan kenapa aku tidak memilih biologi yang memang paling mudah di antara kedua mata pelajaran lainnya, karena aku tipe orang yang malas menghapal banyak bacaan. Jadi aku memilih kimia.

Menit demi menit terasa berlalu begitu cepat, tinggal tersisa 30 menit lagi dan sisa soal yang belum terjawab sebanyak sepuluh soal. Itu artinya aku hanya punya 3 menit untuk menjawab setiap satu nomor soal. Awalnya aku menjawab dengan lancar tanpa hambatan, tapi semakin menuju nomor-nomor akhir, aku rasa soalnya semakin sulit.

Tepat tujuh menit sebelum bel tanda berakhirnya waktu untuk mengisi soal berbunyi, aku sudah menyelesaikan semua soal kimia tersebut. Alhamdulillah... lega sudah hati ini setelah menyelesaikan ujian akhir ini.

Sebenarnya dalam empat hari ini adalah hari terberat bagiku. Aku harus menahan mual saat ujian, sampai rasanya aku ingin menangis sejadi-jadinya saat itu. Tapi kutahan, demi hasil yang memuaskan. Lalu saat di rumah aku tidak konsentrasi saat belajar, karena apa lagi? Jelas karena mual itu terus muncul dan itu gara-gara bayi ini.

Barllyamore [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang