"wae yo?" Tanya gadis tersebut yang merasa mulai tidak nyaman.
Pria tersebut menarik kembali tangannya dan melangkah sedikit kebelakang memberi jarak kepada gadis tersebut.
"Oh mian" ucapnya sambil menutup mulutnya dan menunduk. "Apa..kau.." matanya tak sanggup melihat lurus kepada lawan bicaranya, jika ia melakukan itu lagi maka ia akan teralihkan lagi.
"Apa kau tidak bisa melihatku?" tanya nya dengan lebih jelas.
"Ya, aku tak bisa melihat" jawabnya singkat.
"Ah..." Gong Yoo beralih menghadap ke Jimin "kurasa kau salah satu orang yang beruntung, kau menemukan teman yang dapat menerima mu bukan dari fisik mu huh"
Jimin mengangguk sembari tersenyum sedikit. Ia memang menyadari bahwa dirinya sangat lah beruntung dapat bertemu dengan gadis itu di taman tersebut.
Dari yang ia alami, dunia pada jaman ini hanya memandang seseorang melalui fisik dan kehebatannya bukan dari bagaimana ia seharusnya. Hal itu dapat ditutupi demi harga dirinya dan statusnya dilingkungan sekitarnya.
Namun (Y/N) mungkin berbeda, tidak dia memang berbeda. Dia dilahirkan di dunia untuk tidak dapat memandang hal itu, ia dilahirkan di dunia ini mungkin untuk mengajarkan kebenaran yang sesungguhnya.
"Kurasa sudah waktunya kita berpisah, aku harus beristirahat untuk casting besok" ucap pria tua tersebut sambil berpamitan dengan mereka. Ia berjalan menjauhi mereka hingga lama kelamaan punggungnya sudah hilang dari pandangan.
"Kuharap dia aman dari fans itu" Jungkook menyeringai mengingat kejadian yang tadi. Kalau boleh jujur, mungkin jantungnya berasa ingin copot pada saat ia tahu ia dikerumuni.
"Lalu sekarang apa?" tanya (Y/N) sambil mengadah ke kanan dan kiri. "ganti baju?" ajak bibi yang ternyata sudah membawa handuk dan baju (Y/N) ditangannya.
°•°•°
"Hey darimana saja kalian?" Jimin menghentikan langkahnya dan menemukan Jin sedang berdiri di dekatnya sambil melipat kedua tangan di dada dan tentunya, dengan wajah serius.
"Hyung!" sontak terkejut dari Jimin sambil menurunkan tas yang ada di tangannya. "Y-ya kami mencari udara tadi"
Jin berjalan mendekati Jimin masih dengan tatapan seriusnya namun kali ini ditambah dengan kecurigaan. Ia melirik ke belakang Jimin lalu kembali lagi sosok yang ada di hadapannya.
"Kukira tadi kau pergi bersama Jungkook, apa maksudnya 'kami'?" tanya Jin.
Terdapat ekspresi bingung sejenak terlukis di wajah Jimin namun setelah itu ia menoleh kearah belakangnya yang ternyata tidak ada siapa-siapa.
"Sialan kau Jungkook."
--
°•°•°Jungkook's POV°•°•°
"Jiminie hyung aku sangat menyayangi mu."
Berterima kasih kepada Jimin karena ia rela mengorbankan dirinya untuk masuk duluan ke dorm kami untuk mencari alasan atau mungkin alibi agar kami tidak terkena masalah.
Dan ya mungkin aku sedikit menyuruhnya untuk membawa tas-tas kami dahulu. Kau tahu itu sangat berat.
Jadi awalnya hyung menyupiri kami hingga sampai di dorm. Lalu ia turun untuk masuk duluan. Baru setelah itu aku gantian yang menyupiri (Y/N) dan bibi ke rumahnya.
"Jungkook-ssi kau tahu alamatnya?" tanya bibi sambil mengeluarkan gadgetnya.
Hey ternyata gadget milik bibi benar-benar tidak kalah dengan anak muda jaman sekarang! Canggih sekali!

KAMU SEDANG MEMBACA
unsee • p.jm
Fanfiction[BTS JIMIN X BLIND!READER] "Matamu indah sekali.." "Maaf..apa?" "Siapa namamu?" "(Y/N)" "Aku menyukaimu (Y/N)." •°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°• WARNING! => bakal banyak typo => Update mungkin agak terlambat => Yang pasti agak garing...