Ada yang bilang tungguin Wayne kayak tunggu seribu purnama 😏
Masa sih? WkwkwkBerhubung revisi aku tulis ulang, jadi agak lama karena ngantri.
Mungkin Wayne akan absen karena aku kudu fokus revisi naskah Nathan sekaligus extra parts baru.Happy Reading 💜
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Wayne mengembangkan senyuman ketika melihat ekspresi cemberut Cassandra saat ini. Sedari tadi, wanita itu mendelik tajam padanya lalu pada Marseille, sang perancang gaun yang sudah menjadi kenalan lama Wayne.
Demi menghadiri pesta ulang tahun ayahnya, Wayne ingin membuat sebuah kejutan. Tentunya dia tidak akan tanggung-tanggung dalam menjalankan sebuah rencana, jikalau bisa, sekalian memberikan serangan jantung pada Warren nanti.
Setelah dua hari membujuk wanita keras kepala yang mati-matian tidak ingin diajak membeli gaun, akhirnya Cassandra menyerah dan mengikuti Wayne sampai ke sini.
"Nice catch, Wayne," bisik Marseille setelah selesai mengukur tubuh Cassandra.
Wayne menyeringai senang mendengar pujian Marseille. "I know."
"Tumbenan bisa ajak cewek ngukur baju. Biasanya, lu yang main ngukur aja pake tangan sama batangan lu," celetuk Marseille sambil menulis di atas memo.
"Ini beda. Bukan barang atau pengalihan," balas Wayne dengan suara rendah.
Marseille spontan berhenti menulis untuk mendongak dan menatap Wayne dengan ekspresi tidak terbaca. Menatap selama beberapa saat, akhirnya Marseille mengangkat satu alis setelah mendapat kesungguhan dari ekspresi Wayne lewat sorot mata teduhnya.
"Jadi udah tobat lu? Wah, gue jadi tersinggung pas sama gue, lu malah makin bejat," ejek Marseille sambil kembali menulis.
"Jangan ngomong yang udah lewat. Kita sama-sama khilaf waktu dulu, jadi nggak usah baper kalau ada mantan fuck buddy yang mulai bisa mikir," balas Wayne kalem.
Marseille memutar bola mata dan tersenyum hambar setelahnya. "Mudah-mudahan langgeng, Wayne. Gue cuma bisa bantu dalam doa."
"Sekalian bantu bikin gaun yang keren dalam waktu 24 jam. Gue mau dia tampil sempurna dan seksi. Itu aja."
"Ckckck, beli aja lingerie VS atau La Perla yang masih new arrival. Nggak usah pasang muka turn on lu yang nyebelin itu, kesannya kayak lu lagi minta jatah sama gue."
Wayne tertawa pelan mendengar ejekan Marseille yang semakin menjadi. Teman dekat yang menjadi sahabatnya selama tiga tahun terakhir itu, memang selalu bersikap sinis dan terbuka padanya. Sama sekali tidak tersinggung karena Wayne tahu jika Marseille hanya menyindir tanpa maksud jelek.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSPOKEN MARRIAGE (SUDAH TERBIT)
RomanceUnspoken Series # 2 : Wayne's Story Cerita ini sudah tamat sejak April 2018 dan akan saya revisi. Beberapa part yang hilang adalah EX. PRIVATE, yang berubah menjadi draft dengan sendirinya. Akan saya republish, seiring dengan revisi yang akan saya b...