Actually, aku lagi sedih karena gak jadi nonton konser Westlife hari ini 😭
Sedihnya tuh sampe nyesek di hati.
Pesan buat kamu :
Selagi kamu masih single, nikmati.
Habis nikah, kamu gak akan bisa sebebas dulu untuk pergi2.
Entah itu ijin suami atau anak sakit yang akan menghalangi 😑Ugh! Jadi curhat kan? 😡
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Jika ada orang yang merasa tidak nyaman dalam ruangan itu, mungkin Cassandra orangnya. Bertempat di sebuah ruang private yang ada di restoran yang menyajikan masakan asal China, di situ Cassandra menghadiri pertemuan dengan calon investor utama, mendampingi Jose Ferdinand.
Bumi Tekindo, investor utama yang katanya tertarik dengan proposal yang diajukan Mexindo untuk proyek perkebunan sawit yang ada di Kalimantan, kini bersedia memberikan waktu untuk membicarakan lebih lanjut rencana merger itu. Di hadapannya, sudah ada Wayne yang datang bersama dengan orang kepercayaannya yang bernama Hendrik Tee.
Jose pun tampak sumringah sejak dari perjalanan menuju ke tempat pertemuan hingga kini. Dengan berbagai macam menu yang sudah tersaji di atas meja, mereka bernegosiasi sambil menikmati makan siang. Namun yang mengherankan adalah Wayne yang sedari tadi tidak menyentuh makanannya. Piring kecilnya hanya berisi sebuah pangsit udang goreng yang sudah digigit setengah dan gelas berisi es teh. Hanya itu.
“Proposal sudah dipelajari dan akan kami angkat dalam rapat manajemen minggu depan,” ujar Hendrik, pria tua berkacamata yang duduk di samping Wayne.
Pembicaraan masih berlangsung dan Cassandra hanya menjadi pendengar. Tangannya sudah sibuk menulis di buku memo untuk mencatat hal-hal penting, sebab Jose sudah memperingatkan dirinya agar jangan sampai ada yang terlewatkan olehnya terkait pembicaraan ini.
Kini, tatapan Cassandra mengawasi Wayne yang mengambil alih pembicaraan dengan ekspresi serius di wajah. Sama sekali tidak ada seringaian atau senyuman yang sering dilemparkan Wayne seperti kemarin. Pria itu tampak berbeda saat bekerja. Terlihat penuh kendali.
Penampilan Wayne pun patut diacungi jempol. Dia memakai setelan jas mahal yang seolah tercipta hanya untuk dirinya. Tampak atletis dan proporsional. Rambut hipster haircut-nya ditata rapi dan membingkai indah di bentuk rahang yang tegas, sorot mata teduhnya yang tajam, tutur kata yang begitu lugas, dan cukup sopan dalam menyeimbangi pembicaraan dengan dua pria yang jauh lebih tua darinya, meski posisi tertinggi ada pada Wayne.
“Saya sangat berharap jika pihak Anda bisa menjalin kerja sama dengan kami. Seperti yang kalian ketahui bahwa Mexindo adalah perusahaan asing yang masih membutuhkan support dari perusahaan lokal untuk mengembangkan sayapnya,” ujar Jose lugas, setelah Wayne menyelesaikan pembahasannya.
Hendrik menganggukkan kepala dan Wayne tersenyum saja. Pria itu meraih minuman dan menyedot es teh dengan enggan. Pangsit goreng yang ada di piringnya sama sekali tidak dilirik lagi. Cassandra menahan napas ketika Wayne tiba-tiba melirik ke arahnya dan memberikan senyuman setengah, seperti merasa diperhatikan oleh Cassandra.
Cassandra pun segera menundukkan kepala untuk menulis apa saja di buku memo, meski apa yang penting sudah ditulisnya di situ. Damn! Rasa gugup kembali menyergap diiringi rasa tidak nyaman yang semakin membesar.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSPOKEN MARRIAGE (SUDAH TERBIT)
Roman d'amourUnspoken Series # 2 : Wayne's Story Cerita ini sudah tamat sejak April 2018 dan akan saya revisi. Beberapa part yang hilang adalah EX. PRIVATE, yang berubah menjadi draft dengan sendirinya. Akan saya republish, seiring dengan revisi yang akan saya b...