Hallo, dengan Sheliu di sini.
Mulai hari ini, aku akan merevisi lapak Wayne dengan versi terbaru.
Aku janji, nggak akan membuatmu kecewa 😊Jadi, udah siap terima serangan dari Wayne, setelah Nathan?
Atau masih belum move on dari Nathan?Lanjutkan perjuanganmu, Genks 🤣
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Seorang pria muda bernama Wayne Joseph Setiawan, baru saja keluar dari mobil dan langsung mendesah malas ketika bisa melihat ada mobil orangtuanya terparkir di basement rumah.
Dia mendengus, dan perasaan tidak nyaman yang mulai menjalar dalam tubuh. Tidak biasanya, Warren dan Louis -orangtua Wayne, bisa berada di rumah, di jam seperti ini. Kesibukan Warren, sebagai seorang Vice President di sebuah perusahaan penerbangan terbaik kelas dunia, membuat ayahnya hampir menghabiskan seluruh waktu di luar rumah, dengan Louisa yang menemani.
Tanpa ingin berasumsi lebih banyak, dengan berbagai pikiran buruk yang sudah memenuhi isi kepala, Wayne berjalan masuk ke dalam rumah, dan berdecak malas ketika melihat orangtuanya sedang duduk di ruang tengah. Terlihat seperti menunggunya. Mau ngapain lagi sih? batinnya sewot.
Seharusnya dia merasa senang dengan kepulangan orangtuanya, sebab Wayne tinggal sendiri di rumah besar itu, semenjak Lea menjalani magang di NYC sekitar sebulan yang lalu. Tapi, melihat ekspresi wajah kecut yang ditampilkan Warren, rasanya Wayne ingin keluar dari rumah itu sekarang juga.
"Hello, parent," sapa Wayne berbasa basi.
Dia berjalan menghampiri Louisa yang sedang merajut dan memberikan ciuman ringan di pipi. Ibunya tersenyum dan membalasnya dengan pelukan erat. "I miss you, Son."
"Miss you more, Mom."
Sebagai anak lelaki kesayangan, tentu saja pencitraan sebagai anak teladan sangat diperlukan di depan Louisa. Sebab, Wayne membutuhkan sekutu yang kuat untuk menghadapi Warren yang selalu saja menyudutkan dengan berbagai tuntutan kehidupan yang tidak diperlukan.
Sekutu kedua adalah adiknya, Lea, yang adalah anak kesayangan Warren. Jika ada Lea, posisi Wayne sangatlah aman. Sebab Lea akan menjadi sukarelawan yang sangat menggemaskan dalam membela hak asasi seorang kakak di depan ayahnya yang begitu keras dalam mendidik Wayne.
"Duduklah, Wayne," suara Warren bernada perintah, membuat Wayne mendengus dan duduk tepat di sebrang orangtuanya.
Warren menutup koran dan menaruhnya di hanger yang terletak di samping sofa. Louisa memberikan tatapan hangat pada Wayne, seolah menenangkan. Biasanya tatapan itu berhasil, tapi tidak untuk sekarang. Wayne bisa merasakan ketegangan dari ekspresi wajah Warren yang dingin.
"Santai aja, Dad. Nggak usah ngegas gitu mukanya, bisa kan?" celetuk Wayne datar, sambil melonggarkan dasi dan membuka dua kancing teratas dengan malas.
"Dad nggak bisa santai selama kamu masih terus menjadi orang yang nggak bisa menjaga sikap di luaran sana!" balas Warren tegas.
Wayne berdecak pelan. "Apa lagi sih yang dipermasalahin sekarang? Aku udah jalanin hukuman dan nama baik Dad udah balik lagi. Masih kurang puas?"
Wayne merasa gerah dengan tuduhan yang menyudutkan dirinya akibat kejadian sekitar beberapa bulan yang lalu. Kejahatan yang dilakukan oleh seorang Ethan Natalegawa yang menculik Lea, membuat Wayne dan tiga temannya melakukan kekerasan kepada Bajingan itu. Alhasil, dia harus menjalani hukuman sebagai tahanan kota selama dua bulan, dan masa hukuman itu sudah diselesaikan dengan sangat baik sekitar dua bulan yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSPOKEN MARRIAGE (SUDAH TERBIT)
RomansaUnspoken Series # 2 : Wayne's Story Cerita ini sudah tamat sejak April 2018 dan akan saya revisi. Beberapa part yang hilang adalah EX. PRIVATE, yang berubah menjadi draft dengan sendirinya. Akan saya republish, seiring dengan revisi yang akan saya b...