1. Helene Rea

42 3 2
                                    

Helene tidak menyukai jika sesuatu tidak berjalan sesuai kehendaknya. Semua harus sesuai dengan jadwal atau list  yang sudah ia tulis.

Seseorang yang sudah berjanji juga harus menepatinya. Datang juga harus tepat waktu. Jika tidak, maka harus menghubunginya 1 jam sebelumnya.

Ia perfeksionis? Iya itu benar.

Hidupnya sudah teratur. Dan pria yang mempunyai janji dengannya akan merubahnya sedikit demi sedikit.

"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh," kata Helene berhitung. "Okey, aku pergi."

Helene beranjak dari duduknya. Sudah 1 menit dari waktu perjanjian. Ia melangkah ke pintu keluar. Langkah kelima dari pintu keluar, seseorang mencengkeram lengannya. Helene tersentak.

"Kau mau kemana?" tanyanya.

Helene menoleh. Mendapati raut wajah ngos-ngosan dari Rea. Pria yang memiliki janji dengannya.

"Kantor," jawab Helene.

"Tapi aku bagaimana? Mak-maksudku kencan kita."

Helene melepas tangan Rea dari lengannya. Membenarkan kaca matanya.

"Kemarin aku bilang apa?"

Rea nampak berpikir. Kemarin Helene mengatakan banyak hal.

"Kamu mengatakan banyak hal," jawab Rea.

Helene melihat jam tangannya. "Setengah jam lagi aku harus sampai ke kantor."

"Oke Helene maafkan aku. Aku terlambat. Hanya 1 menit."

"Tetap terlambat." Helene malanjutkan langkahnya yang tertunda.

Rea mengekor di belakangnya. Demi Tuhan ia hanya terlambat 1 menit tapi Helene begitu mempermasalahkannya.

"Bagaimana dengan kencan kita?" tanya Rea yang sudah di sampingnya.

"Kita bisa mengatur jadwal ulang."

"Tapi Helene. Ayolah..." Rea terlihat memohon. Masa bodoh.

"Itu konsekuensinya. Kamu terlambat, dan sebagai gantinya aku akan melakukan hal lain."

"Kalau begitu aku antar. Jangan naik bis." Rea mencengkeram lengannya lagi.

"Baiklah."

Rea tersenyum. Setidaknya ia memiliki kesempatan bersama Helene selama di perjalanan menuju kantor Helene.

Ini kencan kedua mereka meskipun gagal, setelah Helene menjawab iya tentang pernyataan Rea bahwa pria ini menyayanginya sejak 3 bulan yang lalu. Usia hubungan mereka masih sejagung. Namun Rea bahkan tidak mendapatkan sikap manis atau bermanja-manja ria. Ia telah menjalin hubungan dengan wanita perfeksionis dan kaku.

Teman-teman Rea telah memperingatinya jika tidak ada yang menarik berhubungan asmara dengan Helene. Wanita ini begitu kaku dalam sosial pertemanan.

Helene yang perfeksionis dan kaku sementara Rea yang fleksibel dan dinamis.

Namun ada diri Helene yang membuatnya jatuh cinta dengan wanita terpaut muda 5 bulan dengannya.

Rea menoleh ke arah Helene. Tidak ada obrolan. Apa iya perjalanan ke kantor Helene akan diam saja?

"Benar tidak ada kesempatan untukku. Aku hanya terlambat 1 menit Helene," kata Rea. "Kau bahkan tidak menanyakan alasan terlambatku. Aku tadi menolong kucing yang menyeberang jalan. Banyak suara klakson untukku karena aku menghentikan mobil di tengah jalan," jelas Rea.

"Kita buat janji lagi."

"Tapi kau sungguh sibuk. Bagaimana kalau kau menginap di apartemenku?"

"Tidak," jawab Helene cepat.

USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang