3. Helene Rea - 2

24 2 3
                                    

Aku sakit :(

Begitulah isi pesan yang Helene terima dari kekasihnya, Rea. Sepulang dari kencan camping mereka, Helene mendapat kabar jika keadaan Rea semakin memburuk. Helene sudah menyuruhnya untuk berobat, tapi, pria itu kekeuh tidak mau pergi ke dokter dengan alasan takut.

Jadi, apa yang harus Helene lakukan jika kekasihnya sakit? Menjenguknya itu sudah pasti, kalaupun merawatnya, ia ingin tapi waktu yang tidak bisa. Pekerjaannya kantornya banyak. Timing-nya tidak tepat. Rea sakit ketika ia harus menyelesaikan laporan keuangan.

"Kau masih di sini?" Tanya Roy, bosnya tapi juga temannya.

"Aku bekerja di sini," jawab Helene yang sontak membuat Roy tertawa.

"Ya, aku tahu kamu bekerja di sini Helene. Tapi, jam segini kamu masih di sini? Tidak ingin menjenguk kekasihmu?"

"Nanti. Dia bukan bayi. Kurasa demam bisa ia atasi."

"Oh ya ampun Helene. Kasar sekali. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Rea?"

Ucapan Roy barusan sukses membuat tangan Helene berhenti mengetik. "Dia akan baik-baik saja," kata Helene. Roy hanya menganggukan bahu kemudian pergi.

Awalnya Helene ingin mengalihkan ucapan Roy barusan, tapi perkataan itu mengganggu pikirannya. Helene menjadi tidak fokus saat mengetik. Pikirannya dipenuhi oleh Rea. Bagaimana keadaan pria itu? Kemarin Helene sudah menjenguknya dan demam Rea sudah turun. Jadi Helene mengambil keputusan untuk hari ini saja ia akan menyibukan diri.

Tapi perkataan Roy tadi dan pesan dari Rea membuat Helene mengambil tindakan dengan mengemasi barang-barangnya. Pulang, tetapi bukan ke apartemennya melainkan ke tempat Rea.

***

Rea berhambur manja ke pelukan Helene ketika kekasihnya datang. Ada sedikit perbedaan dari pelukan Rea, Helene merasakan suhu tubuh kekasihnya ini lebih panas dari kemarin.

"Kamu sudah minum obat?" Tanya Helene di sela pelukan.

"Sudah," jawab Rea. Pelukannya semakin kencang. Entah kenapa Rea semakin suka harum tubuh kekasihnya ini.

"Kapan terakhir kamu minum obat?" Tanya Helene lagi. Kali ini ia yang melepas pelukan. Menatap Rea apakah ia akan berbohong atau tidak.

Cara itu selalu Helene lakukan ketika bertanya dengan lawan bicaranya. Dari sana, Helene bisa melihat apakah lawan bicaranya berbohong atau tidak.

"Sore tadi," Rea menjawabnya dengan arah mata ke kanan.

"Tadi?"

Rea tahu jika Helene tidak mudah dibohongi. Maka dari itu ia mengalihkan topik dengan memeluknya lagi.

"Aku rindu."

"Sore kemarin bukan?"

"Iya-iya. Kamu benar kemarin sore." Rea melepas dan bergegas ke sofa. Memakai selimut kemudian tidur lagi.

"Kamu tidur di sini?"

"Aku bosan tidur dikamar, Helene. Jangan memarahiku."

"Kamu mengeluh sakit karena kamu tidak minum obat secara teratur dan kamu tidur disini."

"Jadi keluhanku mengganggumu? Atau mengganggu pekerjaanmu?"

"Rea.."

"Aku mau tidur. Jangan menggangguku.

Pertemuan mereka berakhir dengan perdebatan yang tidak selesai dengan baik. Rea tidur miring menghadap sandaran sofa dan membelakangi Helene yag berdiri menatapnya.

USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang