Bagi Jane, hubungannya dengan Damian tetap seperti biasa. Meski sekarang ada perbedaan yakni mengenai status mereka. Yakni sebagai kekasih yang saling me-nya-yangi.
Kendati begitu, jika mau menelusuk jauh, Jane tanpa sadar ia sudah sayang dengan Damian. Tapi untuk sekarang, ia merasa rasa sayangnya bertambah. Ada sesuatu yang menyebabkan begitu namun ia tidak tahu.
Jane sekarang menikmati perasaan mengenai kupu-kupu yang terbang di dalam perutnya. Rasa mual tapi bukan untuk muntah. Serta degub jantung yang menambah feromonnya kepada Damian.
Pria itu mampu membuat kehidupan berwarnanya semakin bertambah. Kehiduan normal yang dianggap Jane, semakin membuatnya sadar bahwa nilai normal tiap manusia itu berbeda-beda. Dan Jane, ia menyukai kehidupan normalnya keluar dari zona nyaman.
***
Sudah dua minggu, dan mereka berdua belum juga bertemu satu sama lain. Lucu bukan jika kalian berhubungan satu perusahaan tapi selama dua minggu tidak saling jumpa.
Jane dan Damian sama-sama tahu kesibukan masing-masing. Meski komunikasi tetap lancar seperti biasa. Pesan-pesan singkat dari Damian yang sejak kapan Jane selalu menunggunya.
Selamat pagi.
Apa kau sudah makan?
Jaga kondisimu.
Aku sibuk tapi masih bisa memikirkanku.
Perusahaan ini tak seluas lautan tapi kita jarang bertemu.
Ingatkan aku, apa hari ini aku sudah mengucapkan jika aku menyayangimu?
Jane tahu itu menggelikan, tapi ingatlah mengenai perasaannya di awal jika ia tengah menikmati kupu-kupu yang melayang di perut. Meski hanya pesan singkat, Jane seperti tahu bagaimana nada pria itu saat mengucapkannya. Nada manja dengan raut polos.
***
Demi apapun, aku ingin kita bertemu.
Hampir menginjak 3 minggu, dan mereka belum juga bertemu. Perusahaan mereka memang sedang genting saat ini. Yakni sebuah peluncuran produk baru. Jane tidak sesibuk Damian. Ia masih bisa pulang tepat waktu, berbeda dengan kekasihnya.
Sebenarnya tadi pagi Jane sempat melihat wajah Damian. Demi apa pun, pria itu terlihat sedang menjaga penampilan. Sayangnya, Jane tahu jika Damian tengah menahan gejolak yang dapat ia lihat melalui sorot mata meski hanya sebentar.
Puncaknya adalah malam ini. Jane dikejutkan dengan sosok Damian yang ternyata adalah seseorang yang menekan bel apartemennya. Seingat Jane, Damian tahu kode masuknya. Lalu kenapa ia harus susah payah menunggunya untuk membuka pintu?
"Hai," sapa Jane di awal. Tidak ada balasan selain wajah lelah dari Damian. Jane tidak marah, ia lantas memberikan senyum terbaiknya. "Mau masuk?"
Berakhirlah Damian yang mengekori Jane menuju dapur. Damian masih diam dengan pikirannya.
"Aku tadi akan membuat cokelat hangat. Sangat pas saat kamu datang." Jane berhenti di depan lemari dapur. Ia baru ingat jika Damian tidak terlalu suka cokelat, lantas akan menawarinya cokelat rasa green tea yang tak terlalu enek.
Jane terkejut. Ia tahu jika Damian mengikutinya ke dapur. Namun siapa sangka jika pria dengan surai hitam yang sudah acak ini berdiri tepat di belakangnya.
"Astaga Damian, kamu membuatku terkejut," kata Jane protes. Ia memegangi dada kirinya.
Tidak ada reaksi ucapan dari Damian, tapi pria itu malah maju ke depan. Membuat Jane secara otomatis berjalan ke belakang hingga langkahnya berhenti karena terhalang dengan dinding dapur.

KAMU SEDANG MEMBACA
US
Short StoryUS Cerita pendek dari berbagai pemeran dalam kisah romantis Kamu bisa menemukan kisah romantismu disini. Karena ini tentang US