Satu jam yang lalu semuanya baik-baik saja. Pekerjaannya lancar, bangun tidur disambut dengan cicitan burung dan sinar mentari yang menembus tirai kamarnya. Terdengar klasik, tapi memang begitu faktanya. Ia mendengar suara cicitan burung dan sinar matahari yang menembus tirai membuatnya silau hingga ia terbangun.
Pagi yang indah. Bahkan ia juga menikmati secangkir teh hangat dan melakukan yoga sekitar 15 menit. Suasana meja kantor yang rapi, serta secangkir teh hangat lagi yang akan ia nikmati. Teh hangat buatan OB di kantornya terkenal enak. Sehari ia bisa memesan 5 kali.
Namun, satu jam dari sejak ia hampir menyelesaikan ketikannya, yang hanya ditinggal ke toilet hingga intruksi lain menyuruhnya. Menyuruhnya menemani pria yang sakit punggung yang bahkan bukan ia yang menyebabkan sakitnya ke rumah sakit.
Dan sekarang, ia ada disini. Duduk di sebelah pria yang sakit punggung. Tangan kanannya yang dicengkeram dengan alasan pria ini takut disuntik.
Harusnya ia yang berteriak aaarrhgg karena pria ini mencengkeramnya sangat kuat. Tapi yang keluar duluan adalah suara pria di sebelahnya.
Suster bahkan tersenyum melihat reaksi pria ini. Dan kalimat suster sebelum pergi, membuatnya kesal. "Pacar anda lucu sekali," kata suster.
Wanita ini ingin menjawabnya tapi lagi-lagi suara pria ini lebih cepat. "Terimakasih suster. Tapi pacarku ini lebih lucu dariku." Suster itu hanya tersenyum, kemudian bergegas keluar.
"Sudah pegangannya?" tanya Jane. Ya, sekarang kita tahu nama wanita ini.
"Jane, aku masih sakit."
"Lalu?"
"Memegang tanganmu, membuat sakitku sedikit berkurang."
Jane hanya memutar bola matanya. Baiklah, ia akan membiarkan temannya ini memegang tangannya.
"Lagipula, kenapa bisa terpeleset sih?" Tanya Jane.
"Aku melihatmu, dan aku buru-buru keluar dan aku kehilangan keseimbangan karena ternyata lantainya berair. Aku tidak melihat tandanya."
"Dam..."
"Hei sudah kubilang jangan panggil dengan itu! Orang yang tidak tahu akan mengira kamu mengumpat. Ejaan namaku yang benar adalah-"
"De-mi-an," potong Jane.
"Benar sekali."
"Kalau begitu, aku akan menebus obatmu dulu." Jane melepas genggaman tangan Damian dari tangan kanannya. Saat itu juga, Damian merasa ada sesuatu yang hilang. Namun ia tidak protes.
Hubungan mereka berdua, Jane dan Damian bisa dikatakan abu-abu. Yang artinya tidak begitu jelas. Jane dan Damian adalah teman satu universitas. Entah siapa yang mendekati duluan, tapi sepertinya Damianlah yang mendekati Jane duluan.
Awalnya, Jane membiarkan Damian yang tanpa disuruh selalu ikut Jane ke perpustakaan tiap hari Jumat. Namun, lambat laun Jane menerima kehadiran Damian yang bertolak belakang dengan dirinya.
Jane tidak menyukai sifat orang yang heboh dan berlebihan. Itulah sifat Damian. Tapi entah kenapa ia merasa baik-baik saja dengan Damian. Sementara Damian, ia tahu sikap awal Jane terhadap dirinya adalah dingin dan cuek. Akan tetapi, lambat laun ia menemukan sifat dan sikap Jane yang sebenarnya hangat dan perhatian.
Jane tidak mengira jika pertemanannya dengan Damian berlangsung lama hingga mereka sama-sama lulus. Jane bahkan juga tidak menyangka, setelah perpisahan 1 tahun sejak kuliah ia akan satu kantor dengan Damian. Ia bahkan lebih tidak menyangka, jika Damian menjadi salah satu ketua tim. Untung saja saat pembagian tim, Jane tidak masuk ke dalam anggota Damian.

KAMU SEDANG MEMBACA
US
ContoUS Cerita pendek dari berbagai pemeran dalam kisah romantis Kamu bisa menemukan kisah romantismu disini. Karena ini tentang US