Episode 21

39 3 0
                                    

Hai...

Setelah sekian lama hehe...

Sempet kaget lihat rank TGP di #28 :-)

Happy reading...!!!

***


"Bahaya! Bahaya! Sistem otomatis rusak! Sekali lagi! Bahaya! Bahaya! Sistem otomatis rusak!"

Naad sekali lagi menggeram kesal. Kemudi di genggam erat hingga buku-buku jarinya terlihat, matanya menatap hewan menyebalkan itu dengan bengis. Flyng fox sialan!

Dengan kecepatan maksimum kereta itu melesat maju, lalu oleng seketika kala Naad dengan sengaja menabrakkan badan kereta ke arah salah satu Flyng fox di samping kereta. Mereka sangat cepat, bahkan kecepatan kereta ini hampir di dahului.

"Sial sekali! kanapa kau tidak memberi tahu bahwa ada flyng fox di siang hari Ving?" geram Naad.

Ving menahan napas. Beralih menatap Bi. "Maafkan aku Naad. Seminggu yang lalu sudah dilakukan Pembersihan mahluk menyebalkan itu. Aku kira sudah tidak ada, ternyata... masih ada yang tersisa."

"Tidak.. Ving. Seharusnya aku yang meminta maaf, kalau bukan karna permintaan konyolku pasti—"

"Berhenti mengukapkan kalimat tidak berguna! Sekarang saatnya mencari cara untuk mengalahkan mereka! Sialan mereka cepat sekali!" Ucap sebal Naad. Ia membanting stir ke kiri dengan tajam, tanpa menurunkan kecepatan.

"Itu benar, apa kelemahan mereka wahai.." sambut Sou.

"Tidak ada."

Bi manahan napas mengdengar jawaban Ving.

"Tapi, kita harus menciptakan kelemahan itu."

"Apa maksudmu Ving? Bicara yang jelas! Aku sedang tidak bisa berpikir." geram Naad.

"Benar Ving, apa maksud gerangan?"

"Mereka jenis yang cukup unik, berbeda dengan Flyng Fox kebanyakan. Kecepatan, ketangguhan, dan ketejaman indra mereka mempunya sumber keseimbangan."

"Astaga Ving! Intinya! Intinya sekarang atau kita akan di hantam mereka lagi." Naad.

Bi meringis melihat Naad yang terlihat sangat marah. Ia juga khawatir, lihatlah kelelawar itu sangat mengerikan. Cakarnya panjang dan tajam.

"Butakan matanya!" teriak Ving. Sepertinya mereka juga cukup sebal.

"Apa itu artinya kita harus keluar melawan mereka?" tanya Bi.

"Benar." Jawab Ving.

"Bagus, aku sudah cukup geram ingin menonjok mulut mereka yang berisik itu." Naad tertawa kecil sambil mengatakan itu.

Sou menggeleng kepala,"Ya, Dewa laut. Astaga.."

Bi menghela napas. Baiklah, ini juga kesalahannya. Setidaknya Bi harus bertanggung jawab. Tak akan apa, Bi pernah melawan Naga dan Robot, lalu sekarang kelelawar raksasa. Bi pasti bisa.

Tapi sangat disayangkan, mereka tertinggal jauh dari Para Ksatria dan Pimpinan.

*

Pertama, alihkan perhatian mereka. Buka jendela, Ving akan menjerat mereka dengan dahan pohon oleh kekuatannya. Begitu juga Sou menggeluarkan air, menggulur waktu. Lalu kita keluar bersiap menyerang.

Itu rencara Naad. Dan berhasil.

Kita sudah diluar kereka. Lalu yang kedua apa?

Ving, Sou dan Bi. Menetap Naad bertanya.

Naad memutar bola mata. Para Flyng Fox itu berusaha keluar dari jeratan tali tanaman, mungkin lima detik lagi mereka bebas. Itu perkiraan Naad dan sangat tepat.

"Sou, Bi dan Aku akan menyerang dari jarak dekat. Ving, kau berada di tengah menyerang dari jarak jauh bergantian dan berusahalah menghubungi bantuan. Mengerti!"

Ya, Naad selalu bisa diandalkan.

Bi mengangguk yakin, sehari disini Bi merasa telah menjadi berbeda. Entalah itu positif atau negatif, Bi tidak tahu.

Kesiur asap emas mengelilinginya, Bi menggepalkan kedua tanganya, menatap waspada kelelawar jelek yang menuju padanya. Naad sudah melesak terbang menyerang, Sou ikut berlari ke depan. Bi mengangguk pada dirinya, melesat maju.

Bi menegadah ke atas. Tepat pada Flyng Fox yang menjadi bagiannya. Bi membuat tameng dengan tangan kanan kala Flyng Fox itu hendak mencabik dengan cakarnya. Lalu, tangan kiri Bi yang terkepal ia acungan cepat pada Flyng Fox yang langsung terpental jauh radius sepuluh meter.

Terdengar suara jeritan kencang. Sou terpental di samping Bi. Bi terkejut bukan main melihat lengan Sou yang berdarah.

"Astagah Sou!"

Bi membantu Sou berdiri. Flyng Fox yang melawan Sou langsung terpenjara oleh ratusan tali ranting pohon. Setelah mengikatnya, Ving berteleportasi menuju Flyng Fox itu. Kedua tangan nya bercahaya hijau lembut, lalu muncul semacam akar pohon yang runcung dan mengkilap. Bi tertegun melihat Ving menancapkannya tepat pada kedua mata Flyng Fox.

Kemudian terdengar suara kesakitan yang begitu mengerikan dari Flyng Fox itu.

Naad yang melawan dengan seimbang tanpa sadar menoleh kaget karena suara keras yang ditimbulkan oleh Flyng Fox dan tanpa sadar sesempatan itu dimanfaatkan oleh Flyng Fox yang melawannya.

Naad terpental jauh terkena hantaman kaki bercakar itu.

Bi melotot kaget melihat Naad. Namun, Bi tidak menyadari bahwa lawannya sendiri telah bangkit dari pukulannya. Sekarang tengah menuju cepat ke arahnya dengan cakar runcing yang siap menancap dipunggungnya.

*

Vote dan Komen yaa....



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Great PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang