Bab 48 [Revisi]

68.7K 4.3K 24
                                    

Hula!!!

Akhirnya aku kembali semua

Yeay!!

Siap-siap akan update yang bertubi yaa 

Hari ini kudedikasi hanya untuk menulis

*******

-Flashback-

Demi menatap Selina. Berusaha meyakinkan wanita itu agar tetap di sini. Di rumah sakit dengan seluruh perawatan yang ada.

"Aku baik-baik saja. Percayalah. Indri juga sudah menungguku di tempat parker."

"Lalu Radit? Apa kamu akan meninggalkannya?" tanya pria itu mencari kepastian.

"Tidak. Aku hanya ingin sedikit menenangkan hati. Lagipula aku yakin ia akan baik-baik saja di sini."

"Apa kamu akan mengujunginya?"

"..."

Tidak ada jawaban. Tapi Demi tahu itu artinya adalah sebuah penolakan.

"Aku pikir melihat Radit saat ini hanya kembali membuatku terpuruk. Perasaan putus asa setiap melihat pria itu tertidur, tahukah kamu akan rasa itu?" tanya Selina sedih sembari menatap netra Demi.

"Lalu kamu hanya akan menelantarkan dirinya?"

Wanita itu kembali menunduk. Dengan bibir gemetar ia berusaha berucap. Mengatakan satu kalimat penting yang membuat Demi terus mengingatnya.

"Aku hanya ingin menunggunya pulang. Seperti biasa. Menunggu pria itu mengetuk pintu rumahku, dengan senyum cerah yang bagai matahari. Lalu sembari menunggu saat itu datang, maka aku akan membereskan semuanya.

"Masalahku. Masa lalu yang rumit. Semuanya. Aku ingin menghapus semua hal yang membuat langkahku terhenti. Melupakan segalanya dan bergerak maju bersamanya."

Selina menyelesaikan kalimatnya. Berusaha tersenyum di kala semua sakit yang mengelilingi hidupnya.

"Pergilah. Jika ini yang terbaik, maka pergilah. Tenangkan hatimu itu sembari menunggu Radit bangun," balas Demi dengan senyum terpaksa tak kalah sedih. Membuat Selina mengangguk pelan, lalu berbalik. Mulai melangkah melewati lorong sepi rumah sakit untuk menuju tempat Indri menunggu.

Namun belum jauh kaki wanita itu melangkah, Demi telah memanggil kembali namanya. Membuat Selina menoleh dengan tatapan bingung.

"Aku menyukaimu," kata Demi dengan merah muda yang pekat di pipi.

Ah, akhirnya aku bisa melihat warna itu sekarang.

Batin Selina paham. Kembali tersenyum sebelum mulai berucap.

"Aku tahu. Aku bisa melihatnya sekarang. Terima kasih dan sampai jumpa lagi. Maaf. Aku tidak bisa membalas perasaanmu."

"Aku paham. Dan maaf juga telah membuatmu harus mendengar pernyataan payah seperti ini," jawab Demi lega.

Ia kecewa namun juga menjadi tenang. Setidaknya... Setidaknya pria itu tidak bertindak seperti pengecut dan lari. Ya. Ia akan menghadapi takdir anehnya itu apa pun yang terjadi.

Baik Demi dan Selina. Kedua orang yang masih saling menatap tersebut mencoba untuk kembali maju. Bergerak dengan berani menghadapi setiap rintang dan sakit yang ada.

-Flasback End-

******

Mengingat kejadian beberapa hari lalu membuat Demi bertanya-tanya akan kondisi Selina sekarang. Kabar dari Indri mengatakan bahwa wanita itu baik-baik saja.

Ya. Semenjak kepergian Selina lima hari lalu, Demi memang jadi sering berhubungan dengan Indri. Menanyai kondisi Selina tiap harinya. Mencoba untuk tetap menjaga semua kondisi agar berjalan tenang.

Merasa telah selesai dengan semua pikiran dan makannya, maka Demi beranjak pergi. Berdiri untuk melangkah keluar dari kafeteria Rumah Sakit. Sekarang ia harus kembali menunggui Radit. Menemani pria itu sebagai satu-satunya keluarga yang masih ada.

******

"Hoahm!"

Demi menguap besar sepanjang perjalanan di tengah lorong. Rasa lelah yang menumpuk karena urusan pekerjaan dan hidup, membuat Demi tak memiki banyak waktu untuk tidur.

Pria itu capek. Sangat letih hingga merasa seluruh tulang belakangnya terasa ingin patah. Tapi, ia berusaha menahan. Tetap terjaga dan menjalani setiap tugas yang bisa ia lakukan.

Kriett!

Digeser pelan pintu rawat Radit, lalu ia masuk. Menyembulkan wajah ke dalam, baru tubuh kemudian menatap ranjang pasien yang harus ditungguinya. Dan Demi terdiam. Masih merasa tak percaya saat mata hitam Radit telah menatap dirinya.

Ia sadar?! Radit sadar!

Dan begitu batinnya kembali menyadarkan akal sehatnya, maka pria itu berlari. Menuju tombol pertolongan, mencoba menekan beberapa kali untuk memanggil perawat dan dokter.

*****

Yaa! Kuupdate

Ini sedikit pembukaan dari hiatus dua hari saya wkwk

Jangan lupa vote, follow, sama komentar yaa

Follow uga igku di @safitridsy

Dan tunggu update selanjutnya

-XOXO

[End] Behind The ColorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang