Saat pelajaran dimulai hatiku berubah menjadi nyaman, ntah kenapa hatiku ini bisa nyaman.
Pelajaran dimulai sampai bel pulang sekolah berbunyi, para siswa mulai meninggalkan sekolah. Aku menaruh buku kedalam tas."Zi aku pulang dulu ya?" Tanya Ariel sambil mengambil tasnya.
"Oke, hati hati Riel di jalan."
Arzi mulai meninggalkan kelas, tiba-tiba dikejutkan dr belakang yang ternyata dia adalah kakak kelas yang tadi menabrakku saat istirahat.
"Hai dek, Maaf aku mengagetkanmu, hehehe"
"Nih jajan mu dek, maaf ya tadi ga sengaja menabrak mu, abiz aku terburu-buru si dipanggil sama kepala sekolah" lanjut Kakak kelas itu.
"O ya gpp kok kak, lagian jajannya hanya sedikit yang jatuh" jawab Arzi.
"Kamu kenapa sedih dek, kan udah kakak gantikan jajanmu ini?" tanya Kakak kelas itu.
"ehmm... gapapa kok kak" jawab Arzi dengan perasaan gugup.
"O ya kita belum berkenalan, Namaku Hans, kamu siapa? Tanya Hans.
"Aku Arzi kak" .
"O ya sepertinya aku tak pernah melihat kamu?" Tanya Hans kebingungan.
"Ekh.. emm.. iya kak aku baru masuk ke sekolah ini" jawab Arzi.
"Ooo pantes kok baru wajahnya g pernah liat disekolah ini" ucap Hans dengan wajah candaan.
"O ya aku boleh minta no WA mu, ya mungkin buat basa basi gitu, hehehe abiz aku kadang bosen juga dirumah, kerjaan ku cuman belajar, membaca dan belajar dan itu membosankan he he he" Ucap Hans lagi dengan bergurau.
Akhirnya Arzi memberi nomor WA nya kepada Hans dan Hans menyimpannya.
"Sudah kan? Kalau begitu aku pulang dulu ya, di depan sekolah sudah ada yang menjemputku" ucap Arzi.
"Oke hati-hati dek" salam Hans.
Setelah kedepan dan masuk ke dalam mobil ibu pun bertanya kepadaku
"nak kok lama sekali, yang lain sudah pada pulang kok kamu belum kelihatan si nak?" Tanya ibu cemas.
"Itu bu tadi abis nglihat lingkungan sekolah dulu, kan Arzi baru masuk sekolah jadi masih pingin liat-liat dulu bu" jawab Arzi.
"Ooo yaudah gpp, gimana sekolahmu nak? Merasa nyaman di sekolahmu yang baru ini? Atau ga? " Tanya ibu.
"Semuanya baik kok bu, aku merasa nyaman di sekolah ini" jawab Arzi dengan senyum.
Sesampainya diapartemen aku pun ganti pakaian lalu mandi dan makan. Setelah selesai makan aku masuk ke dalam kamar dan menjadwal pelajaran besoknya.
Lalu Aku membuka Hp dan membuka instagramnya. Saat masih membuka instagram, Arzi mendapat pesan WA tak dikenal, disitu tertulis salam saja tanpa nama seseorang, aku pun ingin membalasnya namun perasaanku terasa tak enak untuk membalas.
Tapi aku memberanikan diriku untuk membalas pesan itu aku membalasnya dengan menyapa dan menanyakan siapa orang tak dikenal itu. Saat ku balas, ternyata langsung di Read dan dibalas.
Saat mendapat pesan baru lagi, dia membalas dan ternyata dia adalah Kakak kelas yang tadi aku temui di depan kelasku. Hatiku mulai merasa ada rasa senang dan gt rasanya.(Chat WA)
"Hai dek, simpan ya nomor WA kakak ini" tanya Hans."Oke kak siap".
Setelah disimpan kemudian kami mulai melanjutkan obrolan itu.
"Kak, katanya kakak rangkingnya sama nilainya selalu tertinggi terus ya kak dikelas?" Tanya Arzi.
"Eh Enggak kok dek, kata siapa ah dek he he he" jawab Hans.
"Ooo ya dek, adek dah makan belum?" Tanya Hans .
"Uhmm udah si kak tadi sehabis pulang sekolah" jawab Arzi.
Kami pun saling bertanya jawab, sampai sampai aku lupa waktu untuk belajar. Tapi karna aku sudah mulai mengantuk aku pun mulai mengakhiri chat WA tersebut.
"kak Hans aku udah ngantuk nih aku mau tidur dulu ya besok takut bangun kesiangan" Ucap Arzi.
"Oooya, oke deh dek, selamat malam ya dek Mimpi Indah jangan lupa berdoa" suruh kak Hans.
"Siap kak Hans he he he" jawab Arzi dengan senyum sendiri dikamarnya.
Arzi meletakkan HP nya dan berdoa, kemudian sebelum tidur Arzi merasa ada rasa suka terhadap Hans.
"Semoga aja saat tidur aku ingin bermimpi tentang Kak Hans" Ucap Arzi dalam pikirannya. Arzi pun tertidur nyenyak sampai hari pagi tiba.
---------- Bersambung ----------
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Senior, Or ?
RomanceAda seorang anak yang baru saja pindah dan memasuki sekolah barunya, dia tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang di sekolah itu. Dari tabrakan itu anak itu mulai menyukai seseorang yang ditabraknya. Apakah anak tersebut berani untuk mengungkapkan...