☆Chapter 10☆ 《Last》

6.7K 208 13
                                    

   "Sudah siap nih kak"

   "Wah kerennya, wangi pula, pakai parfum ya ziii"

   "Iya nih hehehe"

   "Oya kak, mana teman kakak? Katanya mau nonton bareng kakak?"

   "Iya zi, aku suruh mereka menunggu kakak di dpn bioskop, jadi saat kita dateng mereka sudah siap menunggu kita.

   "Uhm oke deh"

   Aku segera mengunci kamar apartemen dan turun kebawah. Kami pun langsung berangkat menuju bisokop di mall tersebut.
   Setelah sampai di parkiran mall, kami langsung menuju ke mall itu, dan disana sudah ada teman kak Hans yang sudah menunggu kami dari tadi. Setelah bertemu dan berkenalan kami langsung menuju ke bioskop teersebut.
   Sesampainya di bioskop aku menunggu kak Hans yang sedang memesan tiket. O ya film yang Kami tonton bergenre romance gt. Setelah memesan kami menunggu jadwal tayang film itu dimulai.
   Sambil menunggu kak Hans membelikan ku Pop Corn

   "Nih zi, aku belikan buat kamu pop corn, buat dimakan nanti didalam bioskop"

   "Makasih kak" jawab Arzi senang

   Selang beberapa menit kemudian jadwal bioskop pun tiba. Kami langsung memasuki bioskop itu dan mencari nomor bangku dikarcis itu. Setelah mendapat nomor bangku itu, kami mendapatkan kursi dibagian tengah. Aku duduk bersebelahan dengan kak Hans.
   Setelah menunggu beberapa menit kemudian, film itu dimulai, lampu bioskop dipadamkan. Aku menonton film itu sambil memakan pop corn yang dibeli kak Hans. Aku menawarkan pop corn itu ke kak Hans

   "Kak nih dimakan pop corn nya"

   "Oke deh"

   Kami memakan pop corn bersama, tiba tiba saat aku mengambil pop corn itu, tanganku tak sengaja memegang tangan kak Hans yang juga sedang mengambil pop corn itu.
   Aku pun kaget dan deg degan. Aku pun segera melepaskan nya, kulihat wajah kak Hans tampak biasa biasa saja, apa karna dia sedang fokus menonton, tapi ah sudahlah.
   2 jam berlalu kami menonton film itu, mataku terasa sedikit mengantuk tapi aku tetap berusaha agar tidak tidur di bioskop.
   Akhirnya film itu selesai, lampu bioskop menyala, semua penonton keluar dari pintu belakang. Sesampainya didepan mall, kak Hans berpamitan dengan temannya. Lalu aku dan kak Hans naik motor meninggalkan mall itu.
   Awalnya kupikir dia mengantarku pulang, namun dia malah mengajak ku ke taman luas yang berada di daerah perbukitan. Kami turun dari motor dan duduk disana.

   "Kak kita mau ngapain disini"

   "Kakak sebelumnya belum pernah ke taman ini, jadi aku mau mengajakmu kesini buat liat pemandangan di kota ini, katanya si bagus tempatnya"

   "Oohh gt"

   Aku dan kak Hans melihat pemandangan dari ketinggian ditaman ini.

   "Kak, aku haus nih beli minum yuk kak"

   "Tunggu bentar ya zi, aku belikan minum dulu buat kamu"

   Aku menunggu kak Hans yang sedang membeli minuman, sambil menunggu akupun pun berkata sendiri
  
   "Berawal dari bertabrakan dengan seseorang yang tidak kukenal sampai sekarang aku merasa nyaman banget sama kak Hans, dia udah baik banget sama aku selama ini, membantukulah, mengantarkanku ke sekolah sampai membelikan sesuatu kepadaku, aku ingin sekali dia menjadi pacarku, tapi aku masih ragu, apakah dia mau menerima ku seperti ini?"

   Kata kata yang aku ucapkan sendiri membuatku merasa sedih. tiba tiba kak Hans datang dan menghampiriku.

   "Jadi kamu selama ini menyukai ku?

   "Hah!!!" Aku berdiri dari dudukku

   Aku pun sontak langsung terkejut, yang kemudian aku berbicara dalam hati

   "jangan jangan dia mendengarkan perkataanku ini, aduh gobloknya aku, kalau sampai dia marah gimana nih, aku takut nanti dia membenciku selamanya"

   "Jawab yang jujur zi perkataanku"

   "Euhm, i i i iya kak, aku ss s su ka sama kakak" dengan gugupnya aku menjawab

   Dia langsung menjatuh kan botol minuman yang kak Hans beli dan tiba-tiba dia memeluk ku dengan sangat erat sambil mengeluarkan air mata. Aku pun terkejut melihat kak Hans memeluk ku.

  "Ziii. Sebenarnya kakak juga sayang sama kamu zi, kakak senang melihatmu disekolah dari kejauhan dan memikirkanmu saat mau tidur,  aku juga ragu kalau aku ingin mengungkap semua ini kepadamu Arzi, aku takutnya kamu akan benci sama kakak"

   Hatiku seakan akan meledak seketika mendengar apa yang diucapkan kak Hans,  karena ternyata kak Hans juga selama ini menyukaiku.
  
   "Zii.. mau nggak kamu menjadi pacar kakak?"

   Tiba tiba kak Hans menembakku menjadi pacarnya, Aku langsung menjawab.

  "Aku mau kak menjadi pacar kakak"

   Kak Hans berhasil menembakku, kemudian dia mengusap air mataku yang mengalir, dan dia langsung menciumku, dia menciumku begitu cukup lama. Ini merupakan ciuman pertamaku dengan orang yang sesama jenis.

   Setelah selesai menciumku aku langsung bertanya.

   "Kak Hans bagaimana orang tua kita tau kalau kita pacaran"

   "Tenang saja zii, orang tua kita g akan tau kok, selagi bisa merahasiakan privasi kita"

   "Oke kak, akan ku simpan omongamu itu"

   Lalu kak Hans mengambil botol minuman yang terjatuh dan kami duduk kembali dibangku. Kami saling merangkul dan melihat pemandangan kota dimalam hari.
   Ini merupakan pertama kalinya aku ditembak oleh kakak Kelasku sendiri.
---------- TAMAT ----------

My Beloved Senior, Or ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang