Pulang sekolah pun tiba, anak anak pulang seperti biasa. Arzi yang sedang mengambil tas dan bergegas keluar kelas, lalu ditarik oleh Ariel.
"Ziii..Tunggu bentar" Kata Ariel memegang tangan Arzi.
"Ada apa Riel?" tanya Arzi.
"Lho jadikan mau bantuin aku, kok malah kabur" jawab Ariel singkat.
"Eh..Oo ya lupa, kapan nih, sekarang ya?" Tanya Arzi.
"Iya sekarang, tunggu sebentar" Ucap Ariel sambil mengambil tas.
"Oke ayo ikut aku Zi" Ucap Ariel.
Ariel mengajakku menuju ke belakang sekolah, ntah dia mau ngapain disana. Aku pun terus mengikutinya.
Sesampainya di Belakang sekolah ternyata Ariel menunjuk Kearah suatu barang disana."Zii, bisa ambilkan Bola itu ga?, aku ga brani kesana zi" tanya Ariel sedikit ketakutan.
Ternyata dia menyuruhku mengambil bola digudang yang gelap dan hanya diterangi oleh sinar matahari yang masuk melewati lubang diatap.
Arzi pun memasuki gudang itu yang bersama Ariel dibelakangnya."Bola yang mana riel, disitu ada beberapa bola" tanya Arzi.
"Itu loh itu bola berwarna hitam putih itu" jawab Ariel sambil menujuk bola tersebut.
Arzi pun mulai memasuki gudang itu lebih dalam lagi, dan "buk" suara itu terdengar sangat keras. Arzi yang mau mengambil bola itu terkejut namun rileks, sedangkan Ariel Kaget lalu memegang tangan kanan Arzi dengan sangat erat. Genggaman erat itu membuat kita berdua berdiam sementara.
"Sudah, tak apa Riel, jgn takut, paling suara kucing nyenggol kayu" Ucap Arzi dengan gurauan.
Arzi kemudian melanjutkan mengambil Bola yang dimaksud Ariel. Setelah mengambil bola itu, mereka berdua keluar dari gudang.
"Nih Riel bolamu, sudah aku ambil kan" sambil memberi bola.
"Wah. Makasih ya zi, sudah mau mengambilkan"
Kemudian mereka berjalan ke depan sekolah
"Zi aku pulang dulu ya"
"Ya, hati hati Riel dijalan"
Mereka berdua berpisah, Tiba tiba Kak Hans datang menghampiri Arzi dengan motornya.
"Zi... sedang nunggu jemputan ?"
Wajahku cemberut karena perasaan ku yang sebal tadi belum hilang, tapi aku berusaha untuk tidak menunjukannya.
"Iya kak Hans, Aku sedang nunggu jemputan, tapi kok lama sekali ya, biasanya ibuku sudah menungguku disini"
"Uhmm... mau ga kakak antarkan pulang kerumah"
"Nggak usah kak makasih, ntar ngrepotin lagi"
"Udh gpp zi, lagian kan, tadi pagi aku sudah mengantarmu"
Dengan terpaksa Arzi pun menerima tawaran itu karena tidak enak untuk menolak.
"Uhmm okelah" Ucap Arzi
"Nanti kalau salah arah kasih tau ya zi"
"Ya kak"
"Nih, helm nya dipakai dulu, biar aman nanti dijalan" sambil memberikan helm.
"Sudah siap?"
"Sudah kak"
Motor yang ditumpanginya berangkat.
Saat diperjalanan menuju kerumah Arzi, Dia melihat ada kotak yang terbungkus plastik hitam di motor Kak Hans. Aku pun langsung bertanya kepada kak Hans
"Kakak Hari ini ulang tahun ya?"
"Enggak, kakak ga ulang tahun"
"Kok dicantolan itu ada kado? Itu punya siapa?"
"Ohh, itu tadi temen kelas kakak, dia nitipin kado buat saudaranya yang berada di dekat rumah kakak, karena temen kakak mau pergi ke luar kota".
Perasaanku yang sedikit curiga berubah menjadi tenang
"Oh, kukira kakak ulang tahun hari ini"
Tiba tiba.....
---------- Bersambung ----------
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Senior, Or ?
RomanceAda seorang anak yang baru saja pindah dan memasuki sekolah barunya, dia tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang di sekolah itu. Dari tabrakan itu anak itu mulai menyukai seseorang yang ditabraknya. Apakah anak tersebut berani untuk mengungkapkan...