☆Chapter #4☆

6.5K 236 15
                                    

   Sesampainya disekolah motor Kak Hans Menuju ke parkiran, parkiran itu bersebelahan dengan kelasku. Aku turun dari motornya.

   "Em... makasih ya kak, maaf lo ngrepotin" ucap Arzi ragu.

   "Ya sama-sama dek, Jawab Kak Hans dengan senyuman

   Aku melepaskan helm dan kak Hans berjalan memasuki pintu utama sekolah dan berpisah masuk ke kelas mereka.
   Aku masuk ke kelas, suasana dikelas sudah banyak anak anak disana. Aku pun duduk dan bermain ponsel, lalu.

   "Hai zi sedang apa nih? Kok datang sambil senyum, coba ceritakan dong? Coba ceritakan dong hehehe" tanya Ariel bercanda.

   "Hehehe nggak, nggak kok riel aku ga apa hihihi" jawab Arzi tersipu malu.

   "O ya, bisa bantuin aku ga zi, pulang sekolah nanti, boleh ya pliss?

   Arzi pun nampak kebingungan apa yang di Tanyakan oleh Ariel. Tapi dia hanya bisa menjawab seadanya saja

   "Ya, ya udah nanti aku bantu, tapi bantu apa?" ucap Arzi.

   "Ya nanti liat aja" jawab Ariel tenang.

   Bel masuk sekolah berbunyi, mereka pelajaran sampai bel istirahat pertama.
   Aku berjalan keluar kelas dan duduk diteras sekolah. Aku melihat kak Hans yang baru saja keluar kelas bersama teman kelasnya dan menuju ke kantin. Aku hanya bisa menatap dia dari kejauhan.
   Tak berselang lama datang lah Ariel dia mengajak ku ke kantin, aku pun menyutujuinya.
   Sesampainya di kantin aku melihat kak Hans dan teman nya makan disana, aku pun membeli makan dan duduk di meja makan yang berada di belakang kak Hans.
   Aku melihat dia disana sambil makan dan minum bersama Ariel. Aku membayangkan kalau aku ingin duduk disana dan makan bersama kak Hans.
Saat aku lagi membayangkan kak Hans, tiba tiba...
   "Crott..." bunyi suara dari Sambal sachet yang di buka Ariel mengenai bajuku. Untungnya hanya sedikit sambal saja yang mengenai bajuku.

   "Aduh... Zi maaf ya, Aku g sengaja mengenaimu dengan Sambal ini" Ucap Ariel menyesal.

   Ariel segera meminta tisu ke penjual di kantin itu dan mengelap cipratan sambal itu dengan tisu.
Ntah kenapa saat dia mengelap di bajuku dia merasa begitu sedikit bersemangat, aku liat muka dia senyum-senyum sendiri, ntah apa yang dia bayangkan. Cipratan sambal di bajuku pun sudah bersih.
   Tak berselang lama kak Hans berdiri dari duduknya dan mulai meninggalkan kantin. Aku pun juga membuntutinya dari belakang.
   Sesampainya di depan kelas, aku pun berhenti dan duduk di teras kelas sambil memperhatikan kak Hans yang tengah asyik bermain HP sambil berjalan menuju ke Kelasnya.
   Saat kak Hans hampir memasuki kelasnya, tiba tiba ada seorang cewek mendekati dia. Perasaanku yang senang memperhatikan dia berubah menjadi tegang.
   Aku pun terus memperhatikan kak Hans dan cewek itu, mereka sedang bercakap cakap disana, sambil duduk di teras kelas nya. Dia tampak asyik sekali dalam obrolan si cewek itu.
   Yang aku takutkan adalah cewek itu menyukai kak Hans. Tiba tiba cewek itu memberikan sesuatu kepada kak Hans, bentuknya seperti kotak berwarna merah polkadot dengan Pita diatasnya, ntah apa isinya aku tak tau. Disitu aku merasa sedih, melihat cewek itu memberikan hadiah kepada kak Hans.
   Aku pun langsung bergegas masuk kedalam kelas tanpa melihat kak Hans yang sedang mengobrol itu.
   Bel istirahat telah usai semua siswa memasuki ruangan kelas dan pelajaran dimulai kembali.
---------- Bersambung ----------

My Beloved Senior, Or ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang