2

10.8K 935 67
                                    

Sepulang dari pertemuan konyol itu Eunji langsung berlari kedalam kamarnya. Tanpa sepatah katapun dia menangis, tentu saja dengan tersedu sedu. Ibunya yang tak tega ikut menyusul menenangkan Eunji. Dia menghampiri Eunji yang masih terisak di sudut tempat tidurnya, itu sedikit membuat wanita paruh baya itu merasa bersalah.

"Apa yang terjadi bu?" ucapnya terisak masih tidak percaya. Setelah melihat ibunya muncul dari pintu kamarnya.

"Ini juga bukan kemauan ibu nak. Tapi mau tak mau kau harus melakukan ini" ucap ibunya menenangkan Eunji, mengelus punggung Eunji dengan sayang.

Eunji menggeleng cepat masih tidak percaya. Oke boleh di bilang kali ini orang tuanya jahat.

"Kalau masalah meneruskan jabatan diperusahaan Taeyong Oppa juga bisa.." ucapan Eunji menggantung tidak ada kata-kata yang muncul di otaknya untuk membantah ibunya. Dia sangat kesal dengan perlakuan keluarganya.

"Ini sudah keputusan ayahmu. Dia ingin kau mempunyai masa depan yang baik dengan Renjun. Asal kau tau saja Eunji-ya. Renjun adalah teman masa kecilmu dahulu."

Eun Ji menghentikan kegiatan menangisnya dan menatap ibunya bingung. Namun sedetik kemudian dia mendengus membayangkan wajah menyebalkan milik Renjun. Bagaimana dia bisa berteman dengan anak laki-laki angkuh seperti Renjun. Sepertinya ibunya kali ini berbohong.

"Maksud ibu apa?" Tanyanya enggan, entah sejak kapan dia telah berhenti menangis.

Ibunya tersenyum. Caranya mendapat perhatian Eunji ternyata berhasil. Dan dia mulai bercerita sedikit tentang kisah Eunji dengan Renjun.

"Kalian sudah berteman dulu, dan berpisah. Kami juga sudah merencanakan pernikahan ini dari sebelum kalian lahir. Saat ibu dan mamanya Renjun sama-sama mengandung kalian berdua.." jelas ibunya lembut hanya di dengarkan sedikit oleh Eunji. Dengan tatapan memincing, Eunji membayangkan saat Renjun menciumnya tadi, demi apapun laki-laki itu ingin sekali ditendang oleh Eunji ke ujung samudera jika Eunji bisa,  gadis itu masih benar-benar sebal.

"Yang sekarang ini bukanlah ayah asli Renjun.." lanjut ibunya menerawang. Kali ini Eunji menoleh menatap ibunya dengan alis mata yang terangkat, hal tidak Eunji bayangkan sebelumnya.

Eunji tak berniat menjawab atau apa, dia masih menunggu ibunya melanjutkan bercerita.

"Kami berempat adalah sahabat. Kau tau?"
Eunji masih tidak bergeming.

"Ayah Renjun baru saja meninggal, mamanya Renjun berjanji padanya agar kalian menikah. Dia sangat menyayangi kalian berdua. Dia sangat ingin mempunyai anak perempuan"

Ibu Eunji masih menerawang mencoba mengingat masa lalunya, sesekali tersenyum sambil tangan kirinya mengelus rambut Eunji sayang. Sadar, bahwa waktu telah lama berlalu, dia menatap anak bungsunya, rasanya baru kemarin dia hamil Eunji dan mengidam yang aneh-aneh pada suaminya tapi sekarang, Eunji sudah sebesar ini bahkan sebentar lagi akan menikah.

"Paman yang tadi siapa?" Tanya Eunji sedikit tertarik, sambil menghapus air matanya yang nyaris mengering dengan kasar. Membuat ibunya tersadar, sembari masih tersenyum.

"Dia saudara ibu Renjun. Renjun memanggilnya ayah. Tidak.." ibu Eunji menggeleng "Renjun sedang membohongi dirinya sendiri tentang ayahnya"

Eunji menghela nafasnya kasar. Entahlah disisi lain dia sangat kesal dengan Renjun tapi disisi lainnya dia kasihan dengan anak laki-laki itu setelah mendengar cerita ibunya.

"Iya menikah aku mau tapi tidak sekarang.." ucapnya sudah memutuskan. Itu membuat ibunya mengangkat kedua alisnya dengan antusias.

"Kenapa? Lebih cepat lebih baik kan?"

The Young Marriage with RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang