20

5.4K 453 1
                                    

Renjun terlihat sangat serius menatap layar laptopnya, sesekali dia mendesah pelan dan mengusap wajahnya kasar.

“Apa-apaan ini?” gerutunya dengan nada sedikit marah.

“Ini minumanmu” tiba-tiba saja Eunji datang dengan membawa jus jeruk yang terlihat sangat menyegarkan, Renjun langsung meneguk habis jus itu untuk sekedar menyegarkan hatinya yang sedang panas sekarang. Setelah meneguk habis jus jeruk itu, dia kembali sibuk dengan laptopnya.

“Sudah 2 minggu ini kau terus-terusan begini Renjun-ah” protes Eunji yang sekarang sudah bersedekap dada disamping Renjun, menatap Renjun dengan kesal karena sudah 2 minggu ini dia diabaikan oleh Renjun karena Renjun sedang sibuk entah dengan apa itu.

Kertas-kertas berserakan kemana-mana, bahkan Renjun selalu tidur menjelang pagi hari dan itu membuat Eunji khawatir akan kesehatan laki-laki itu. Jika ditanya apa yang dia lakukan Renjun tidak menjawab apa-apa kecuali dengan tersenyum. Ya, Renjun benar-benar telah mengabaikannya sudah selama 2 minggu belakangan ini, dan Eunji sudah tidak tahan lagi.

“Jika kau terus seperti ini aku akan tidur dirumahku” acam Eunji kemudian, Renjun mendongak menatapnya dengan tatapan bingung.

“Jangan seperti itu. Aku sekarang benar-benar sibuk Eunji-ya” jawabnya sedikit frustasi. Renjun lalu melirik jam tangannya. Pukul 9 malam, dia ada janji bertemu dengan Jaemin malam ini.

Setelah menutup laptopnya dan memasukkannya kedalam tas ransel miliknya, Renjun segera menyambar jaket dan kunci mobilnya.

“Aku akan lembur, jangan menungguku” ucapnya kemudian, tak lupa dia mengelus rambut Eunji sebentar lalu sedikit berlari dan menghilang dari balik tangga sesegera sebelum Eunji menjawab perkataannya. Eunji hanya bisa menghela nafasnya panjang.

“Dia sudah berubah”

***

Renjun memasuki cafe Jaemin dengan terburu-buru, mencari-cari rekan barunya itu dan disanalah Jaemin bersama dengan Jungwoo serta Hana teman Eunji. Tunggu kenapa bisa ada Hana? Setahu Eunji hanya Jungwoo saja yang diajak mereka berdua tentang Bank Gongju. Ini bahkan kali pertamanya brtemu dengan Hana lagi setelah lulus dari SMA.

Jaemin yang melihat kedatangan Renjun segera melambaikan tangannya mengisyaratkan agar Renjun mengampirinya. Tak lama mereka berempat sudah bersama.

“Kenapa kau disini?” tanya Renjun langsung menatap Hana yang sama terkejutnya dengan dirinya.

“Harusnya aku yang bertanya begitu. Kenapa kau bisa kesini?” Hana balik bertanaya pada Renjun.

“Oh kalian sudah saling mengenal?” tanya Jaemin menengahi. Hana dan Renjun mengangguk bersama.

“Dia teman sekelasku waktu SMA” jawab Renjun.

Jaemin terlihat mengangguk tanda dirinya mengerti “Oke, dan dia teman sekampusku sekarang” ucapnya.

Sebenarnya ada alasan khusus dia mengajak Hana kemari, Hana adalah anak jurusan Teknik jaringan dan komputer. Tentu saja itu sangat berguna bagi misi mereka kali ini. Bukan karena Jaemin tidak dapat membayar jasa seorang agen, namun dia hanya ingin melakukan misi ini secara rahasia dengan orang-orang didekatnya saja, dan kebetulan ada Hana.

Tak pikir panjang lagi, Renjun segera membuka laptopnya, layar monitor itu langsung menampilkan file daftar pasokan barang , uang, jasa, hutang dan segalanya yang telah masuk ke Bank Gongju. Jaemin dan Jungwoo lalu mengangguk puas.

“Kita bisa melakukannya besok” sahut Jungwoo kemudian. Namun dibalas gelengan oleh Jaemin. “Tidak sekarang hyung”  tolaknya.

“Kita masih harus melakukan sesuatu”  lanjut Renjun.

Tak lama ponsel Renjun berdering.  “Hallo. Sayang “ ucap Renjun dengan nada yang dibuat-buat.
“...”
“Bertemu sekarang?”
“....”
“Tentu saja. Kau ada dimana? Aku akan menjemputmu?”
“...”
“Oh. Baiklah aku akan segera menyusulmu disana”
“...”
“Ya, aku juga mencintaimu. Sampai nanti!”
Setelah panggilan itu terputus Renjun langsung melemparkan ponselnya kasar ke meja didepannya.

Dia menghela nafasnya.

“Aku benar-benar geli melakukan ini” keluhnya membuat ketiga temannya tertawa.

Semenjak dia dan Jaemin membuat Rencana untuk menjatuhkan Bank Gongju, semenjak itu pula Renjun mendekati wanita bernama Choi Hyeri itu. Awalnya dia menolak benar-benar tidak mau, namun setelah melihat keuntungan yang akan didapatkannya, dia harus memanfaatkan kesempatan ini.

The Young Marriage with RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang