11

6.5K 619 27
                                    

Eunji menghela nafasnya kasar, dia menyetel lalu mematikan TV-nya, melempar remote TV asal. Pasalnya dia sangat bosan, dia tidak mempunyai pekerjaan apapun di rumah. Hari ini dia tidak ada kelas memasak. Sebenarnya dia ingin menulis, namun pikirannya sedang kosong tak ada imajinasi sedikitpun yang terlintas dikepalanya.

Sesekali Eunji melirik jam di dinding.
"Baru jam 12. Huftt.. Renjun baru akan pulang 5 jam lagi.. Huahhh.. Apa yang akan aku lakukan. Aku bosan" bicara Eunji sendirian sambil meletakkan kepala dibantal sofa dengan malas.

Dia mencoba mengerjapkan matanya agar mengantuk lalu dia akan tidur, namun masih saja gagal. Lalu handphone miliknya berdering, Eunji melirik handphone di atas meja dengan malas lalu mengangkatnya.

"Halo" suara diseberang membuka percakapan dengan Eunji.
"Halo. Jaemin? Ada apa?" tanya Eunji yang mengetahui pemilik nomor yang menelponnya itu adalah Jaemin.

Jaemin tertawa. Membuat Eunji mengernyit entah apa yang lucu dan membuat Jaemin tertawa.
"Tidak. Aku hanya mau tanya. Apakah kau sibuk hari ini?" tanyanya.
Eunji menggelengkan kepalanya dengan otomatis.
"Tidak, ada apa?" tanyanya lagi.
"Ayo pergi bersama" ajak Jaemin hati-hati takut Eunji menolak.

Eunji tersenyum cerah, hari ini Jaemin adalah penyelamat kebosanannya dirumah.
"Oke. Kau yang traktir ya?"
Jaemin kembali tertawa.
"Oke baiklah. Nanti ku kirim lokasinya padamu. aku tunggu.." ucapnya kemudian lalu menutup teleponnya.

Jaemin mengirimkan lokasi

Setelah membuka pesan dari Jaemin, Eunji segera bergegas untuk menemui Jaemin. Setelah mandi dan memakai pakaiannya, berias serta menyisir rambutnya asal lalu mencepolnya. Kemudian mengambil tas selempang miliknya lalu bergegas memesan taxi menuju lokasi yang dikirim oleh Jaemin.

***

Eunji memasuki cafe bergaya modern yang dinding dan lantainya serba cream dengan variasi putih membuat cafe ini terlihat sangat minimalis. Aroma kopi dan donat tercium setelah Eunji memasuki Cafe tersebut.

Setelah Eunji memesan dia bergegas mendudukan dirinya di kursi ujung ruangan yang menghadap langsung ke arah jendela. Melihat pemandangan orang berlalu lalang di trotoar dengan pemandangan teduh kota Seoul. Tak lama pesanan Americano Latte kesukaannya datang.

Eunji terkejut karena Jaemin yang membawa pesanannya. Hari ini Jaemin cukup tampan. Mengenakan kemeja putih yang lengannya di gulung sampai kesiku. Walaupun memakai celemek, itu tidak membuat penampilannya rusak, malah lebih tampan. Eunji baru menyadari bahwa teman SMP nya ini sangat tampan. Kenapa tak dari dulu saja?

"Ini pesananya" ucap Jaemin layaknya melayani seoarang pengunjung cafe.
Eunji tersentak sadar dari lamunanya tentang Jaemin membuat Jaemin tertawa kecil.
Lelaki ini memang sering tertawa! Ya Eunji akui Jaemin tampan sekali jika tertawa lebar.

Setelah meletakkan pesanan milik Eunji, Jaemin duduk di di hadapan Eunji.
"Kau bekerja disini juga?" tanya Eunji sambil menyedot Americano Latte-nya.
"Iya. Aku mengunjungi cafe ini sesekali" jawab Jaemin memanggil pelayan untuk mengantar kopi untuknya sendiri.

Eunji mengernyit, Jaemin bekerja disini namun bertingkah layaknya bos.
"Kau benar bekerja disini?" tanya Eunji memastikan.

Sebelum Jaemin menjawab seorang pelayan datang mengantarkan minuman Jaemin.
"Ini kopinya pak" ucap pelayan itu membuat Jaemin mendesis tidak suka.
"Jangan memanggilku seperti itu. Kita ini seumuran" ucapnya membuat pelayan itu tertawa canggung dan mengangguk lalu kembali ke tempatnya.

"Pak?"
Tawa Eunji pecah mendengar pelayan itu memanggil jaemin dengan sebutan 'pak' .
"Hahaha. Kau terlihat sangat tua. Jaemin-ah..." sahut Eunji disela tawanya.
Jaemin mengerut lalu ikut tertawa juga.
"Aku baru 18 tahun ya" ucapnya.
"Tapi dia sudah memanggilmu pak. haha"
"Itu sudah kebiasaan" jawab Jaemin menyeruput kopinya mambuat Eunji menghentikan tawanya.
"Maksudmu?" tanya Eunji bingung lalu kembali manggut manggut paham. Jaemin adalah bos di cafe ini. Dilihat dari sikap dan sikap pelayan kepadanya.

The Young Marriage with RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang