18

5K 504 1
                                    

“Bagaimana jika....” ucapan Renjun menggantung. Membuat Eunji makin penasaran apa yang ingin dikatakan Renjun padanya.
“Jika?”
“Jika...jika kita membuat cucu?”
MWO??”

Eunji syok mendengar penuturan dari Renjun yang tiba-tiba. Otak laki-laki itu ternyata sudah benar-benar tidak normal lagi. Bukankah dia yang dulu bilang tidak ingin merusak Eunji karena mereka berdua masih remaja.

“Mereka kan pengen? Apa salahnya” bantah Renjun membuat Eunji menggeleng.
“Kau ini kenapa? Hah?” “Apa bisa hal seperti itu direncanakan?”
“Kenapa? Bisa saja”

Eunji memegangi kepalanya karena melihat kepolosan Renjun. bagaimana dia bisa bicara seperti itu tanpa ada rasa malu sedikitpun. Sedangkan pipi Eunji sudah memerah seperti tomat.

“Astaga. Renjunnn” geramnya membuat Renjun melongo. “Kau ini memang polos atau tidak peka? Hah?” timpalnya.
“Apa?” jawab Renjun dengan muka polosnya.
Molla. Molla” jawab Eunji lalu kembali melanjutkan kegiatanya.

“Padahal aku hanya ngomong saja. Kenapa dia marah. Huh” gerutu Renjun yang juga melanjutkan kegiatannya memasukkan sampah ke kantong plastik. Tidak ada percakapan apapun diantara keduanya setelah itu.

***

“Hallo” sapa suara diseberang sana. Eunji langsung tersenyum cerah.

“Hei.. hana-ya” sapanya balik pada suara yang dia kenali adalah suara Hana sahabatnya sekaligus teman terbaiknya saat SMA dahulu.

“Hei. Apa kabarmu?”
Eunji otomatis mengerucutkan bibirnya “Baik. Kau tidak pernah menghubungiku atau pergi ke rumahku!” kejarnya langsung.
Terdengar kekehan singkat dari seberang sana “Mian. Aku terlalu sibuk dengan urusan kuliah dan kerja paruh waktuku”

“Apa kau juga kerja di akhir pekan?”
“Tentu saja tidak. Hei, itu waktuku untuk tidur beristirahat"

“Kau bisa jika akhir pekan kerumahku” melas Eunji pada Hana. Jujur dia sangat merindukan sahabatnya itu. Sudah beberapa bulan ini dia tidak saling menghubungi satu sama lain. Apalagi besok adalah ulang tahun Hana, Eunji harus menyiapkan kejutan padanya.

“Haha. Ya aku besok akan kerumahmu. Oke?”
Sebelum mengiyakan Hana, terlintas dipikiran Eunji tentang Jaemin. Bagus jika Jaemin membantunya membuat kue untuk ulang tahun Hana.

“Tidak. Kita bertemu di Na Cafe saja! Nanti aku kirim lokasinya. Pokoknya besok kau harus datang. Oke?”
“Yayaya terserah.Oh ya, Renjun bagaimana?
Eunji otomatis tersenyum saat mendengar nama Renjun.
“Dia juga baik-baik saja” jawabnya sumringah.

“Bicara dengan siapa?” tanya Renjun yang baru selesai lari pagi, terlihat dari kaos oblongnya yang basah karena keringat. Renjun lalu merebahkan dirinya di sofa dengan kepalanya diatas paha Eunji. Akhir-akhir ini Renjun sangat senang melakukan hal itu.

“Ya. Renjun-ah. Jangan menggangguku” gerutu Eunji mencoba menyingkirkan kepala Renjun dari pahanya namun Renjun tetap diam tak berkutik.

“Aku lelah”
Eunji menutup hidungnya “Kau berkeringat. Ish”
Hana yang mendengar dari balik telepon hanya bisa bergidik.

“Apa yang dilakukan pasangan suami-istri itu pagi-pagi begini?” herannya pelan.
“Hah? Atau jangan-jangan mereka?! Aish. Kenapa Eunji meneleponku disaat-saat begituan”

“Ha-hallo.. eunji-ya
“Ya?”
“Kau dengan Renjun sedang apa?”
“Maaf menganggu kalian. Lanjutkan saja.!”
Lalu panggilan itu terputus. Eunji melotot mendengar ucapan Hana. Pasti dia memikirkan hal yang tidak-tidak.

Ya. Renjun sepertinya Hani salah paham. Dia mengira kita sedang begituan. Aish. Kau ini benar-benar”
“Begituan bagaimana?” tanya Renjun sok polos.
Eunji memutar bola matanya malas “Ani. Cepat mandi. Jika tidak aku akan menyiramu dengan air panas” ancamnya pada Renjun membuat Renjun pura-pura ketakutan.
“Hohoho.. Siap Bu bos!” Ucapnya sembari berdiri dan melakukan hormat kepada Eunji lalu berjalan menaiki tangga.

“Eh tunggu!”
Renjun menoleh menatap Eunji “apa lagi? Minta dicium?”
Eunji langsung membuat ekspresi mau muntah andalannya “Sadar diri dong! Lagi bau begitu!” oloknya “Besok aku akan merayakan ulang tahun Hana, kau ikut yaa” lanjutnya.

Renjun sejenak berpikir lalu kemudian menggeleng “Mian. Aku ada rapat.. besok akan ku antar saja yaa”

Eunji tampak kecewa dengan jawaban Renjun namun langsung mengerti bahwa renjun adalah orang yang sibuk saat ini.

“Apa akhir pekan juga masih ada rapat?” selidik Eunji sedikit sebal.
“Besok sabtu bukan minggu”
“sama saja. Itu akhir pekan Renjun-ah”
“Yasudah. Acara dengan Hana ganti hari minggu saja bagaimana?”
“Tidak bisa!
“Yasudah aku akan mengantarmu saja, aku benar-benar tidak bisa”
“Tidak usah mengantarku, acaranya siang. Kan kau harus pergi kekantor” jawab Eunji pengertian dan hanya dibalas senyuman dari Renjun. lalu Renjun mngangguk.

***

Jaemin masih sibuk mengotak atik Kue tart buatannya dengan berbagai topping diatasnya. Matanya sesekali melirik ke arah jam dinding.

“Sudah jam 2 siang ya” gumamnya sendirian lalu berhenti dengan kegiatannya untuk merenggangkan tubuhnya sebentar.
“Ah. Aku lelah” keluhnya sendirian.

Setelah melakukan peregangan, Jaemin kembali berkutat dengan kue tart coklat didepannya. Hari ini Jaemin sengaja menutup Cafenya karena Eunji mau datang untuk berkunjung bersama temannya. Katanya ini hari spesial, maka itu Jaein disuruh menutup Cafenya dan hanya membukannya untuk Eunji.

Pintu Cafe itu terbuka menimbulkan suara kerincingan membuat Jaemin mendongak, melihat sosok yang dinantinya. Senyum simpul tergambar jelas ketika sosok itu adalah orang yang dia tunggu dan dia cintai selama ini. Iya Eunji.

“Oii Chef!” sapa Eunji melambaikan tangannya pada Jaemin dan dibalas senyuman lebar dengan deretan gigi putihnya ala Jaemin.

“Oh. Kau datang”
Eunji mengedarkan pandangannya keseluruh Cafe, tak ada seorang pun disana. Hanya ada dirinya dan Jaemin. Eunji tersenyum puas.
“Apa kau mengosongkan Cafemu demi aku?”

Eunji menghampiri Jaemin dan duduk di kursi di depan etalase serta mencomot topping kue milik Jaemin.
“Kau harus membayarnya” jawab Jaemin. Dan hanya dibalas acungan jempol oleh Eunji.
“Sudah siap”

Jaemin mengangkat kue tart coklatnya untuk diperlihatkan pada Eunji, mata Eunji langsung terbelalak kagum.

“Wah. Ini bagus sekali” pujinya jujur.
“Kau tadi bilang ingin membantu. Tapi kenapa baru datang? Hah?”
Eunji hanya terkekeh dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal “Maaf, tadin aku ketiduran. Kau kan sudah bisa diandalkan” rayunya.

Jaemin melepas celemek dan sarung tangan plastiknya, dia enghampiri Eunji dengan membawa kue itu serta nampan berisi camilan dan minuman untuk mereka. Mereka lalu duduk bersama di kursi dekat jendela besar di Cafe itu.

“Mana temanmu?”
Eunji mencomot biskuit coklat yang disuguhkan Jaemin untukknya. “Masih dijalan. Tunggu saja” jawabnya dengan mulut penuh biskuit.

Jaemin hanya tersenyum dan terus memandangi Eunji dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan. Tak ada percakapan diantara keduanya. Sampai pada saat Eunji menyadari bahwa sedaritadi Jaemin memandanginya terus menerus. Itu sedikit membuat Eunji risih salah tingkah.

Eunji meraba wajahnya “Apa ada yang salah dengan wajahku?” tanyanya.  “H-hem?” ucap Jaemin kaget karena dia melamun. “Oh.. tidak. Tidak ada” lanjutnya kembali tersenyum. “Wajahmu terlalu cantik” tambahnya langsung membuat Eunji merona.

“Kau ini apa-apaan”

Jaemin mengangkat bahunya “Aku serius”
Eunji hanya mengangguk angguk malas “Yaya terserah” lalu dia kembali sibuk dengan biskuit didepannya.

“Eunji-ya” panggil Jaemin. “Hem” jawab Eunji tanpa menoleh.
“Lihat aku” perintah Jaemin dan Eunji pun menurutinya.

Mereka hanya bertatapan tanpa ada yang membuka mulut satu sama lain. Tiba-tiba Jaemin mengangkat tangannya menuju wajah Eunji, Eunji hanya bisa diam dia tak tahu Jaemin akan berbuat apa.

Ya..”

Jaemin tak menghiraukan panggilan Eunji. Tangannya masih sibuk menuju wajah Eunji lalu tepat di samping bibir Eunji. Eunji tersentak kaget namun lagi-lagi dia tidak bisa berkutik dengan sentuhan Jaemin.

Jaemin tersenyum menatap Eunji “ada biskuit di sudut bibirmu” ucapnya sambil mengusap lembut ujung bibir Eunji lalu kembali menjauhkan tangannya dari wajah Eunji.

Eunji menghela nafasnya lega-lega, ada apa dengan pikirannya? Dia sempat berpikir bahwa Jaemin akan menciumnya atau apa, tapi ternyata tidak. Tapi tunggu, apa dia sedang berharap sekarang?

“Kau pasti berpikir bahwa aku akan menciummu kan” curiga Jaemin.
“Ti-tidak. Kau gila?” mata Eunji bergerak cepat pertanda bahwa dia sedang gugup dan itu membuat Jaemin tertawa.
“Kau itu lucu sekali” ucapnya smbil mengacak-acak rambut Eunji.
“huh. Kau itu sama seperti Renjun, menyebalkan! Selalu saja merusak rambutku” gerutunya tak sengaja menyebut naa Renjun didepan Jaemin.

Jaemin yang mendengar kalimat Eunji langsung terdiam. Ada rasa sakit yang sulit dijelaskan saat Eunji menyebut nama Renjun. dDirinya cemburu. Iya sangat cemburu.

“Eunji-ya”  panggil Jaemin lagi.
“Apa?’ jawab Eunji masih sebal sambil menata ulang rambutnya.
“Bisakah kau menjadi milikku?”

Eunji mengehntikan kegiatannya setelah mendengarkan apa yang diucapkan Jaemin, dirinya mendongak menatap mata Jaemin.

“Bisakah kau.. pilih aku daripada Renjun?”
Tak ada jawaban apapun dari Eunji, ya karena Eunji bingung dia harus bereaksi seperti apa, dia hanya diam mematung. Ada sedikit rasa bersalah yang menyelimuti hatinya.

“Bisakah kau menyukaiku. Karena aku menyukaimu. Aku mencintaimu Eunji-ya”

The Young Marriage with RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang