4

8.3K 840 24
                                    

Renjun membuka matanya perlahan, ruangan bernuansa cream dan putih menghiasi pandangan matanya yang masih samar.

Dia memegang pelipisnya, pusing. Ya itu yang dia rasakan saat ini. Setelah mengumpulkan seluruh kesadarannya, dia tersadar bahwa dia bukan berada dikamarnya sendiri. Lalu dimana dia? Kenapa dia bisa ada di sini?

Renjun mengedarkan padangannya keseluruh penjuru kamar. Lalu dia mendapati Eunji yang sedang tertidur pulas disudut sofa kamar tersebut.

Oh ini kamarnya Eunji -batin Renjun

Dengan sekuat tenaga Renjun berdiri untuk menghampiri Eunji, namun sebelum Renjun beranjak dari ranjang Eunji terlihat menggeliat lalu terbangun. Eunji menguap lalu mengucek matanya, membiarkan dia tersadar.

Tanpa sadar Renjun tersenyum simpul melihat gerak gerik Eunji yang menurut Renjun sangat menggemaskan.

Eunji menyadari bahwa Renjun sekarang sudah bangun dan tengah bersender pada ranjangnya.

"Oh sudah bangun" kata Eunji menghampiri Renjun.

Renjun mengangguk samar.
Eunji memegang dahi Renjun, seolah dia dokter yang sedang memeriksa pasiennya. Sesekali dahinya berkerut.
Dan lagi, Renjun tersenyum namun segera menyembunyikannya dan kembali memasang ekspresi datar andalannya.

"Sebentar, akan ku buatkan bubur" ucap Eunji lagi dan melesat pergi menuju dapur tanpa mendengar tanggapan Renjun.

Eunji mengotak atik kompor gasnya, sambil men scroll asal ponselnya untuk mencari resep bubur.

Jujur, sebenarnya ini adalah hari pertama dia akan memasak sesuatu kecuali ramyeon dan air panas. Dia membaca resep dengan teliti dan mengangguk-angguk tanda mengerti.

"Aduhh, kenapa baunya seperti ini?" gumamnya mengaduk bubur yang sudah jadi.

Dan seperti yang kalian pikirkan, bubur itu gosong.

Eunji kembali membuat bubur yang lebih baik. Setelah hampir 1 jam berkutat dengan bubur dan dapurnya, dia selesai dan merasa bahwa bubur buatannya kali ini lebih baik dari sebelumnya.

Eunji naik keatas membawa nampan berisi bubur dan air putih.

Keluarga Eunji memang keluarga berada, namun ibunya tidak ingin menyewa pembantu ataupun supir dan kawan-kawannya. Beliau lebih suka melakukan pekerjaan rumahnya sendiri, dibantu oleh Eunji. Terkadang, 1 bulan sekali keluarga mereka akan membersihkan rumah bersama-sama dan itu sudah menjadi tradisi.

Eunji membuka pintu kamarnya dan memandangi Renjun yang tengah berbaring membelakangi dirinya.

"Renjun-ah.." panggilnya, memastikan apa Renjun tidur atau tidak.

"Hmm.." Renjun menjawab tanpa membalikkan badannya.

"Kau harus makan" perintah Eunji lagi.
Renjun membalikkan badannya lalu memposisikan dirinya setengah terduduk di atas ranjang.

Eunji menghampiri Renjun dan menyodorkan bubur, masakan yang pertama kali dia buat.

Renjun menatap bubur itu seolah tak percaya dengan Eunji.

"Aa.." Eunji menyendokkan buburnya menyuruh Renjun membuka mulutnya.
Renjun memalingkan wajahnya.

"Apa itu bisa disebut bubur?" tanyanya membuat Eunji mengerucutkan bibirnya sebal.

"Hei. Aku sudah memasaknya dengan susah payah." gerutunya.
Renjun mengaduk bubur yang sangat encer itu dengan tatapan eneknya.

"Ini bukan bubur, ini air" ucapnya lagi.
Eunji menghela nafas.

The Young Marriage with RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang