Main Hati

Catorce

Jungkook masih setia menunggu Eunha yang belum sadarkan diri, syukur Eunhanya tak terlalu kehabisan darah, infeksi dan lain sebagainya.

Dia usap usap jemari Eunha yang diperban, masih jelas dikepala Jungkook ketika Eunha dengan tangisnya menyayatkan cutter ke lengannya.

"Aku harus deket kamu terus ya biar kayanya, biar kamu engga kenapa napa...." gumam Jungkook kecil

"engga usah tuh"

Jungkook langsung mendongak, menatap Eunha yang sudah siuman. Tak ada adegan layaknya di drama drama atau sinetron, yang menggerakak kelopak matanya dulu atau jarinya dulu, eunha langsung terbangun saja.

"Kamu udah bangun? Kamu mau apa? Minun? Atau makan? Biar aku ambilin." kata jungkook, yang dibalas gelengan oleh Eunha

"Kenapa lo bisa dateng?" tanya Eunha datar

Jungkook diam sesaat, baru dia menjelaskan jalan cerita kenapa bisa dia datang dan menyelamatkan Eunha.

"Oh gitu, makasih ya." eunha ngegumam kecil, bahkan mungkin tak kedengan dari jarak satu meter. Untung jungkook dekat dengan dia.

"Engga apa kan aku pacar kamu." kata jungkook, mengelus pipi Eunha

"Lo tau ga, gue benci cowo."

Flashback

Masa SMA, dengan segala ke hedonan dan ke tenaran yang Eunha miliki dia bisa melakukan apapun yang ia mau. Guru guru bahkan tak berani mengusik hidup Eunha, selain Guru Jung yang notaben nya Sepupu Eunha. Dan pastinya paling Eunha hormati.

"Kamu mau engga jadi pacar aku?"
Park Chanyeol, kapten basket di SMA yang terkenal ganteng dan bahkan ada yang bilang lirikannya saja bisa membuat semua fansnya hamil.

Tentu Eunha menerima, dan Chanyeol satu satunya cowo yang beruntung bisa diterima Eunha.

Chanyeol, dia romantis sekadarnya anak anak SMA. Bunga, coklat, boneka selalu Eunha dapatkan tiap malam minggu. He treat eunha like no one else.

"happy 6th monthsary ya sayang..." kata chanyeol sambil memcium puncak kepala Eunha

6 bulan terakhir yang ia lalui bersama chanyeol adalah hal terindah bagi Eunha. Walau selanjutnya yang terjadi sangat amat menyakitkan bagi dirinya.