DAISY ~ PART 3

616 83 7
                                    

"Pagi suster .."

"Pagi dokter .."

Jaehwan menyapa para perawat dan dokter yang bekerja pagi ini.

Senyumnya mengembang seiring langkahnya menuju ruangan yang terletak diujung lorong.

Ia menggenggam seikat bunga.

Ya .. Bunga daisy putih kesayangan Minhyun hyungnya.

Jaehwan mengetuk pintu, lalu membukanya sebelum pemilik ruangan itu mengatakan sesuatu.

"Pagi Minhyun hyung", sapa Jaehwan dari balik daun pintu.

Minhyun tersenyum seketika, melihat keceriaan Jaehwan pagi ini.

"Oh, kau datang ..", sambut Minhyun, menghampiri lalu memeluknya.

"Apa yang membawamu kemari pagi-pagi ? Kau sakit lagi ? Atau obatmu habis ?"

Minhyun menangkupkan kedua tangannya pada pipi Jaehwan yang bulat, mengelusnya lembut.

"Memangnya tidak boleh datang kemari ? Aku kan rindu hyung", protes Jaehwan, bibirnya manyun.

Minhyun tertawa lepas melihat tingkah kesayangannya ini, tidak tahan dengan kepolosan dan kelucuan Jaehwan.

"Tentu saja boleh .. Jaehwan nya hyung boleh datang kapan saja untuk menemui hyung .. dengan satu syarat .."

"Apa itu ?", tanya Jaehwan selidik.

Minhyun mengelus kepala Jaehwan lembut ..

"Jangan datang pada hyung dengan keadaan sakit .. Hyung tidak ingin melihatmu dengan keadaan seperti dulu .. Hyung mohon, jaga kesehatanmu, Jaehwan~ah"

Minhyun menatap Jaehwan lekat-lekat, ada tatapan sedih dari matanya, takut apabila kesayangannya tergolek lemah seperti dulu.

Hanya memikirkannya saja Minhyun sudah merasa sakit ..

"Aku akan sehat terus, aku kan sudah berjanji pada hyung .. Aku tidak pernah lupa makan obat, aku selalu istirahat tepat waktu, aku juga selalu makan dengan teratur .. Jadi hyung jangan khawatir, aku akan selalu menjaga diriku sendiri demi Minhyun hyung .."

Jaehwan mendekap tubuh Minhyun, menatapnya manja, menggoda Minhyun dengan senyum manisnya.

"Jaehwan~ah, jangan sekarang, jangan disini .. Nanti kita ketahuan .. Bagaimana kalau suster atau dokter tiba-tiba masuk ???"

Minhyun mulai salah tingkah .. Ia senang Jaehwan bermanja-manja padanya, namun ia sadar hubungan seperti apa yang mereka jalani.

Rona merah malu-malu dikedua pipinya menampakkan diri.

Jaehwan yang melihat semu merah dikedua pipi hyung kesayangannya itu langsung tertawa ..

"Hyung malu yah .. Pipi hyung merona .. hahaha", goda Jaehwan.

"Jaehwan~ah, jangan menggoda hyung terus ..", protes Minhyun malu-malu.

Jaehwan melepaskan pelukannya ..

"Baiklah .. Baiklah .. Aku tidak akan menggoda hyung lagi .. Tapii .."

Tapi apa ?"

"Biarkan aku menginap di rumah hyung malam ini, boleh yah ? Yah ? Yah ? .. hyung ..", Jaehwan mulai memasang wajah lugu andalannya, ia tahu Minhyun hyungnya selalu lemah dengan ekspresi satu itu.

Minhyun menghela napas, namun tersirat kebahagiaan dari raut wajahnya ..

"Tentu saja Jaehwan nya hyung boleh menginap .. Tinggal bersama hyung juga boleh", goda Minhyun.

"Benar hyung ? Aku boleh tinggal bersama hyung ?", mata Jaehwan membulat.

Minhyun yang menyadari candaannya ditanggapi serius ..

"Ah .. tidak, tidak .. Hyung hanya menggodamu saja .. "

"Mengapa begitu ? Hyung tidak mau tinggal bersamaku ? Apa aku ini hanya seperti beban untuk hyung ?", Jaehwan menatap Minhyun sedih.

Minhyun yang tak tahu harus bagaimana melihat Jaehwan seperti terluka karena candaannya ..

Cup !

Kecupan singkat mendarat di bibir Jaehwan.

Hanya itu yang terpikirkan oleh Minhyun saat ini, satu kecupan cukup untuk menenangkan hati Jaehwan.

Jaehwan yang terkejut mendapatkan satu kecupan dari Minhyun, membalas mencium pipinya.

Minhyun tersipu malu karena aksi Jaehwan yang tiba-tiba, kembali mengelus kepalanya lembut, hal yang paling disukai Jaehwan.

Usapan di kepala Jaehwan selalu mampu membuatnya merasa dicintai dan dilindungi.

.
.
.
.
.

"Jaehwan~ah .. Bagaimana masakan hyung ? Enak ?"

"Sangaaattt enak ! Hyung memang ciptaan Tuhan yang paling sempurna", Jaehwan memberikan dua jempolnya.

Minhyun yang melihat aksi Jaehwan hanya bisa tersipu malu.

"Hyung tidak sesempurna itu, Jaehwan~ah .. Kau terlalu berlebihan"

"Tidak .. tidak .. Hyung memang sempurna .. Hyung tampan, baik, ramah, pintar, bahkan bisa memasak .. terlebih lagi, hyung menyayangiku dengan ini ..", Jaehwan menunjuk dada kiri Minhyun.

"Hyung mencintaiku dengan hati yang luar biasa .. hingga terkadang aku berpikir, apakah aku memang pantas mendapatkannya ?", Jaehwan berkata lirih.

Minhyun hanya menatapnya tanpa mengatakan sepatah katapun.

Mendekatkan wajahnya, lalu mencium bibir Jaehwan lembut.

"Hyung menyayangimu, Jaehwan~ah .. dan akan terus begitu ..", Minhyun berbisik pelan ditelinga Jaehwan.

Dilihatnya Jaehwan memejamkan mata, mencoba untuk tertidur dengan senyuman kebahagiaan.

Minhyun yang masih terjaga terus menatap Jaehwan, ia ingin merekam kesayangannya didalam ingatannya.

Ia takut bila suatu saat nanti pria yang ada dihadapannya ini akan pergi meninggalkannya, menyisakan kenangan yang tak akan sanggup Minhyun bayangkan.

Dielusnya rambut Jaehwan, rambut yang terasa halus melewati jari jemarinya.

Minhyun tiba-tiba terperanjat, ia terdiam disamping Jaehwan yang terlelap dipelukannya.

Rambut halus Jaehwan terperangkap disela-sela jari Minhyun, cukup banyak untuk membuat wajah Minhyun memucat putih.

"Tidak mungkin .. tidak Tuhan, jangan sekarang .. Aku belum siap menghadapi ini lagi .."

~tbc~

Song : Sejeong (Gugudan) ~ Flower Road

DAISY ~ [MINHWAN] -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang