II.Suara dimalam hari

63 6 0
                                    

"Mama, tadi malem Delia denger suara lagi. Itu suara yang kata delia bagus waktu itu ma" perkataan Delia membuat semua orang melihat padanya.
Sementara Delon mulai menutup telinganya karena tak ingin mendengar perkataan saudara kembarnya itu.
"Suara anak cowo yang Delia denger malem-malem itu?" Tanya mama nya pada Delia. Delia mengangguk
Sementara saudara dan kedua orang tuanya saling bertatapan.
"Tapi, kakak tidurnya udah malem banget kok. Gak ada suara orang nyanyi" sambung Feranita meyakinkan adiknya itu.
"Ada kok, Delia denger dia nyanyinya bagus banget bang" jawab Delia.
"Alah kamu pasti boong kan? Cuma mau nakutin Delon doang" ganggu Satria yang membuat Delia menatap kesal padanya.
"Udah-udah, gak usah di bahas. Ayo makan"
tegas pak Anwar dengan gagah layaknya seorang prajurit negara
"Siap laksanakan!" Semua anak-anak nya mengankat tangan hormat.
Membuat suasana kembali cair dan terkesan lucu.

***

"Huaaa!!!!!hiks..hiks..hiks.." suara tangisan dua saudara kembar Delia dan Delon memenuhi seluruh ruangan dikediaman pak Anwar.
"Apa lo? Kalian tuh anak dapet tau gak, mama sama papa bilang mereka nemu kalian didekat tong sampah" ganggu Satria kepada kedua adiknya itu
"Huaaaaa!!!mamaaa" Delon dan Delia masih menangis.
"Gak kok, kita anak kandung" kata Delia yang mulai sedikit tenang
"Huuuu..lu mah diboongin ama mama, orang gua aja ngikut waktu ngambil kalian" Satria tetap menganggu kedua adiknya itu, dia sangat jahil dengan kedua adiknya terutama dengan Delon yang lebih cengeng dibanding Delia.
"Alah, abang boong! Bilang aja abang ngiri sama kita. Karena kita abang jadi gak dimanjain lagi sama mama papa kan?" sekarang Delia sudah berhenti menangis
"Apaan? Gak kok, emang kalian anak angkat yang..." kalimat Satria terpotong karena ponselnya bergetar, sepertinya ia mendapat telepon dari seseorang dan pergi meninggalkan Delia dan Delon begitu saja.
Delia hanya memanyunkan bibirnya melihat kakak nya pergi tanpa merasa bersalah itu hingga ia menghilang dibalik pintu.
Delia melirik kearah Delon yang masih berlinang air mata
"Huaaaa...hiks hiks hiks" Delon masih menangis
"Udah kali Lon, gak capek apa kamu nangis" kata Delia datar
"Kayak nya..hiks hiks..kita emang anak angkat de, hiks..hiks liat aja bang Satria jahatin kita terus..Huaaa" kata Delon tersendat-sendat.
"kamu bego deh Lon, bang Satria tuh cuma gangguin kita doang" sambung Delia seraya beranjak dan meninggalkan Delon.

***
"Aku deket mama" Delon merentangkan tangan dan kakinya tepat disebelah mamanya hingga taka da ruang untuk Delia.
Delia menatap sinis kearah Delon
"Gak!!aku mau deket mama" Delia mendorong tubuh Delon namun tak berhasil
"Wekkkk!!" Delon menjulurkan lidahnya mengejek Delia
"Ma..Delia mau dideket mama" rengek Delia pada mamanya
"Emang kenapa gak ada yang mau disebelah papa?" Tanya pak Anwar
"Bukan gitu pa, kan Delia selalu dideket mama. Sih Delon main serobot-serobot aja" Delia menjelaskan dengan wajah kesal
Sementara Delon sudah memeluk mamanya dan memjamkan mata
"Awas kamu ya Delon!" Delia beranjak dari tempat tidur
"Eh, mau kemana de?" Tanya mamanya
"Aku mau tidur sama kak Nita aja" kata Delia sambil keluar kamar
Pak Anwar dan istrinya hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan anak kembarnya itu
"Kapan kalian bisa akur" gumam bu Merlita.

(Kamar kak Nita)
"Tok..tok..tok" Delia mengetuk pintu kamar kakak perempuan satu-satunya itu
Pintu pun terbuka Nita terlihat mengintip dibalik pintu
"Loh, siapa yang ngetok ya?" Gumam Nita ngeri karena tak mendapati orang yang mengetuk pintu kamarnya
"Kak Nita!!Delia dibawah" Delia cemberut karena kesal kepada kakak perempuannya itu.
"Oh..hahhaah, maaf de. Abis kamu pendek sih kak Nita kan gak liat kebawah" Nita nyengir kuda.
"Delia tidur sama kaka ya?" Pinta Delia sambil masuk kedalam kamar
"Iya de, kenapa kalah rebutan sama Delon?" Goda Nita sambil menaha tawa
"Udah ah" Delia segera naik keatas kasur dan menarik selimut tak lupa ia selalu membawa boneka nemo nya. Boneka ikan badut yang selalu ia bawa setiap tidur, karena jika tidak Delia akan susah tidur.
Nita masih sibuk dengan ponsel nya, ia sedang asyik
Voice call dengan pacarnya. Delia melirik kearah jam dinding, sudah menunjukkan pukul 21.30 wib. Ia belum bisa memejamkan mata karena terganggu dengan suara kakak perempuannya yang sedang kasmaran itu.
"1...2...3.." Delia berhuitung pelan. Tak lama suara keras nan tegas terdengar menegur
"Nita...udah malem, tidur. Ntar papa sita handphone kamu"
Nita terkejut dan segera mematikan ponselnya lalu bergegas menarik selimut dan tidur. Pak Anwar memberi batas jam malam paling lama jam 21.30 lewat dari itu ada saja hukuman yang anak-anaknya dapat. Mulai dari handphone disita, uang jajan dipotong,dilarang main dengan teman seminggu, dan...banyak lagi.
Delia tersenyum geli melihat kakak nya saat ini. Tak begitu lama Nita sudah benar-benar tertidur sementara Delia masih setia dengan kesadarannya. Rasa kantuk tak kunjung menyerangnya. Delia memeluk erat nemo nya namun tak juga berhasil.
Ia hanya takut jika hingga tengah malam nia tak kunjung tidur maka ia akan mendengar suara lelaki kecil itu lagi.
Dan akhirnya suara itu benar-benar terdengar

"Tidurlah....selamat malam...Lupakan sajalah aku.."

Suara merdu diringi petikan gitar membuat Delia bergidik ngeri, ia menarik selimut hingga hanya menyisahkan matanya yang terlihat. Delia memaksakan matanya untuk terpejam, namun telinga Delia masih dapat mendengarnya

"Mimpilah...dalam tidurmu...bersama bintang...oooohhhh"

Samar-samar suara itu menghilang Delia sedikit legah dan kembali berusaha untuk tidur karena takut suara itu kembali terdengar.
.
.
.
.
.
.
Halo^^author balik lagi nih, gimana ceritanya? Menarik gak? Semoga iya ya. Author mau minta maaf kalo typo bertebaran:v maklum pemula. Inshaallah author bakal usahain updatenya cepet.
Dan...jangan lupain story author yang lama "Fall" karena author bakal tetep lanjutin tuh story sampe end.^^
Vote and comment ditunggu selalu♡
xoxo:*

Beautiful Voice Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang