XIII. Abs Deyvin

28 1 0
                                    

"Abis ini ikut aku ke kantin aja ya gabung sama temen-temen aku"
Yuri mengangguk menanggapi perkataan Delia barusan.
Mereka pun berjalan meninggalkan perpustakaan.

"Eh ada Yuri" Gia, Riska dan Keyla menoleh kearah Delia dan Yuri yang sedang menuju kearah mereka
"Dari mana?" Tanya Riska sesaat setelah Delia dan yuri duduk.
"Dari perpus, tadi gue ngeliat Yurika digangguin sama senior-senior didekat kelas, jadi gue nemenin dia ke perpus" jelas Delia
"Wah eomma jadi pahlawan kepagian"
Siapa lagi jika bukan Gia yang selalu membuat Delia ingin memukul gadis bertubuh mungil tersebut.
"Duhhh anak eomma, mau ditendang gak? Apa mau ditampol pake mangkok bakso?" Tanya Delia seraya tersenyum semanis mungkin
"Eomma jahad" Gia cemberut
Sementara Yuri serta Keyla dan Riska tertawa melihatnya.
"Udah udah, makan bakso nya ntar keburu dingin di diemin aja" ajak Riska.

Yuri yang masih tersenyum tetap memperhatikan kelakuan keempat sohib itu, jika memang masih ada tempat baginya diantara ke empat sahabat itu mungkin Yuri ingin bergabung. Dia merasa nyaman dengan keramahan dan kelucuan dari Delia, Riska,Gia dan Keyla.

***

"De lo gak ada niatan mau pindah gitu?" Kipli menatap serius pada Delia yang sibuk mencatat materi.
Delia menoleh kepada Kipli
"Lo ngusir gue?"
"Kaga De, cuma ngasih kode doang"
Delia tersenyum manis mendengar kalimat Kipli barusan
"Oh kode biar gue pergi gitu? Biar lo bahagia duduk sama Riska?"
"Engga gitu De, tapi kalo lo ngerasa nya gitu ya gue iyain aja" jawab Kupli tanpa rasa bersalahnya

"Lo belum pernah ngerasain dicolok sama pena pli?" Tanya Delia sambil mengangkat pena nya kedepan wajah Kipli
"Ha? Belom sih, tapi kalo dikasih duit juga gue gak bakal Mau ngerasain" sambungnya santai
Delia menurunkan penanya dan memukul lengan kipli dengan keras
"Pergi gak lo? Gue lagi nyatet serius banget dan lo ganggu gue cuma buat ngusir gue biar lo bisa duduk sama Riska yang jelas-jelas gak berani sama lo" oceh Delia sambil tetap memukuli bahi Kipli
"Aduh aduh sakit begok!!" Kipli meringis kesakitan
"Iya iya, maapin gue. Gue khilaf tadi" sambungnya sambil berusaha menangkis pukulan Delia.

"De udah kenapa, sakit kali tangan anak orang kalo lo mukul keras-keras gitu" tegur Riska
"Cinta? Kamu khawatir sama aku?" Kipli tersenyum bahagia mendengar kalimat Riska barusan
"Ih apaan? Engga kok, maksud gue ntar tangan Delia yang sakit kalo mukulin lo terus!" Bantah Riska sambil mengalihkan pandangan kearah berlawanan.
"Pokoknya kamu khawatir sama aku. Makasih ya Cinta. Kalo gini mah pukulan terkuat dari Delia anak pak Anwar ini gak ada apa-apanya"
Tak seperti biasa jika Riska selalu menjawab setiap ocehan Kipli hari ini Riska lebih memilih diam dan kembali fokus pada bukunya.
Sementara Delia menaikkan bahunya seraya memandang Kipli yang juga memandang bingung padanya.

***

Setelah selesai dengan semua tugasnya dirumah setiap akhir pekan, Delia memiliki banyak waktu senggang hari minggu kali ini.
Tak seperti minggu kemarin, hari ini Delia memutuskan untuk bersantai dirumah. Karena tak ada tugas yang harus dikerjakan bersama ketiga sahabatnya.

Delia merebahkan tubuhnya diatas kasur miliknya. Tak lupa dengan ponsel di tangan.
"Ngapain ya?"
Gadis itu tampak memandangi ponselnya bingung.
Tak lama sebuah pesan masuk di ponsel Delia.
Tertera sebuah nomor tak dikenal memberinya pesan melalui whatsapp.

Delia mengerinyitkan dahi sebelum mebuka pesan tersebut

0812-xxxx-xxxx :
Kerumah gue sekarang, gue butuh bantuan lo.

"Siapa ni? Enak aja main nyuruh-nyuruh gue kerumah dia. Orang gue juga gak tau dia siap...."
Delia membelalak setelah menyadari siapa yang mengirim pesan tersebut.
Delia bangkit dari posisi tidurnya dan langsung berlari keluar.

Beautiful Voice Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang