XI.Konsisten?

36 3 0
                                    


Ekspresi cemas bercampur takut tertera jelas diwajah cantik seorang Delia.
Ia terlihat sedari tadi berulang kali mengelilingi setiap sisi kamarnya sambil menggigiti kuku jemari tangannya.
"Aduh mati gue! Gimana kalo yang gue tabrak tadi meninggal?"
Ia menggeleng kuat kemudian mencoba mengatur napasnya.

"Dek..." bu Merlita memanggil Delia
Membuatnya semakin panik serta jantungnya berdebar semakin cepat.
"I..i iya ma?"
"Turun dulu" titah bu Merlita

Dengan langkah lemah dan perlahan Delia menuruni tangga. Ke khawatirannya memang benar, terlihat beberapa warga yang sedang berbincang diruang tamunya saat ini.

"Kamu nabrak orang kan tadi?" Tanya pak Anwar tegas
Delia tertunduk tak berdaya, ia terlalu takut untuk mengaku
"Kenapa kamu kabur? Mana tanggung jawab kamu? Papa gak pernah ngajarin anak papa begitu"
Delia semakin takut.

"Bapak-bapak urusan ini biar saya yang selesaikan, saya janji akan bertanggung jawab sepenuhnya atas apa yang sudah anak saya lakukan" pak Anwar mencoba menjelaskan kepada warga

Sementara Delia masih tertunduk disana bahkan untuk duduk pun ia terlalu takut.
Pak Anwar berjalan kearah Delia
"Kamu gak seharusnya begitu, kalo kamu salah kamu harus tanggung jawab"

"Udah pa, Delia juga panik waktu itu" Bu Merlita menenangkan Delia yang hampir menangis
"Gak bisa, kalo dibiarin dia bakal begini terus. Kamu tau siapa yang kamu tabrak?"
Delia menggeleng

"Dia anak tetangga kita, dia baru pindah dari luar negeri dan dia tinggal sendiri disini"
Delia menaikkan pandangannya
"Ma..maafin Delia pa. Delia bener-bener gak sengaja"
"Jangan minta maaf ke papa, minta maaf ke dia langsung. Kamu tahu seberapa parah lukanya?"
Delia kembali menggeleng

"Kamu liat aja sendiri, pokoknya papa gak mau tau kamu kesana malam ini minta maaf sama dia"
Delia membelalak

"Ta..tapi pa Delia kan.."
"Gak ada tapi-tapian, kamu harus minta maaf".

***

"Wah parah lo, baru bawa mobil sehari aja udah nabrak anak orang" ganggu Delon
Delia menatap sinis kearah Delon.
"Brisik lo! Ini semua juga gara-gara elo gak mau nemenin gue"
"Apaan? Kok jadi gue yang salah"
"Diem gak lo? Gue timpuk pake remot mau lo ha?"
Delon terkekeh dan meninggalkan Delia sendiri.

"Baru pindah? Dari luar negri?" Gumam Delia
"Jangan-jangan Yurika!" Ia semakin panik mengingat bahwa Yurika juga baru pindah ke Indonesia.
Bagaimana jika benar Yuri yang menjadi korban tabrak lari Delia, Delia akan sangat merasa bersalah.

"Huuuuuft, oke gue siap" dengan keyakinannya Delia mengambil jaketnya dan menuju kebawah
"De, ini bawa.Sebagai permintamaafan kamu"
Bu Merlita menyodorkan beberapa makanan dan buah-buahan kepada Delia.
"Delia pamit ma" ia mencium tangan ibunya lantas menuju keluar.

***

(Skip-Disekolah)

"Gara-gara do'a lucknut dari lo pada, gue nabrak orang beneran kemaren"

"Lah eomma bener nabrak orang?" Gia menanggapi
"Iya, gue kena marah abis-abisan sama bokap gue" sambung Delia
"Aduh, makanya kan gue bilang ati-ati"
Riska menasehati.
"Emang lo nabrak siapa De?" Tanya Keyla
"Tetangga baru gue" jawab Delia sambil beranjak dan menuju kelasnya.

***

Oon :
De gue ada urusan, jadi lo pulang sendiri aja ya

Delia berdecak kesal setelah membaca pesan dari Delon. Bagaimana tidak setelah hampir setengah jam menunggu di parkiran saudara kembarnya itu baru memberitahunya jika ia sudah pergi terlebih dahulu meninggalkan dirinya.

Beautiful Voice Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang