Part 018 In The Kitchen

2.2K 75 1
                                    

~°~°~

Gairah dan kemesraan Natalya dan Bram di dapur tetap berlanjut.

Setelah bram berhasil melepas kaitan penyangga payudara Natalya Bram kembali beraksi dengan membelai punggung Natalya dari dalam baju halus, lembut dan bulu-bulu tipis punggung mulai berdiri.

Ciuman nafsu mereka pun tetap berlanjut bahkan lebih mendalam, membuat mereka lupa posisi mereka yang berdiri di dapur lebih dari dua puluh menit, bergemul dalam mulut saling menarik lidah dalam nafsu mereka masing-masing.

Natalya bahkan tanpa sadar terbuai akan sentuhan-sentuhan itu mulai berani meraba punggung Bram, satu tangannya tetap berada di tengkuk leher Bram berusaha agar mendapatkan lidah Bram lebih dalam lagi.

Bram meraba pinggang ramping Natalya dari dalam baju, beralih ke perut yang rata menaikan posisi tangannya sedikit-sedikit ke puncak payudara yang mengeras.

Natalya mendesah tanpa ia sadari "aahh" saat di tengah-tengah ciuman mereka yang dalam itu.

Kring...
Kring...
(Handphone Natalya)

"ehm"hanya suara itu yang Natalya keluarkan mendengar handphonenya berbunyi disaat yang tidak tepat, mereka tetap melanjutkan aktifitas mereka bergelut dengan lidah yang saling menarik dan meraba-raba setiap titik sensitive lawan mereka masing-masing, tanpa mempedulikan bunyi yang mengganggu hingga hilang dengan sendirinya.

Kring...
Kring...

"ehmm, maaf Baby can i?"Natalya akhirnya menghentikan ciuman panasnya dengan Bram dan meminta ijin untuk menghentikan aktifitas mereka, menurutnya ini telfon yang penting.

"Yes Hon, it's ok".

"Ya bunda?"Natalya merasa aneh bunda menelfonnya dua kali.

"Anakku apa yang sedang kau lakukan?, Apa Bram masih bersamamu sekarang?"

"Ya Bunda masih, kami baru saja selesai makan malam, tadi berhenti sebentar di taman kota", ada apa bunda?

"Oh.. Tidak apa-apa anakku", ntah perasaan bunda gusar sebelumnya dan memikirkanmu.

"Aku baik-baik saja bunda", istirahatlah ini sudah malam.

"Ya anakku, begitu pula denganmu istirahatlah". Bunda menutup telfonnya

"Ada apa dengan Bunda sayang?".

"Tidak apa-apa, hanya ingin menelfonku karna cemas". Padahal tidak pernah dalam hidupnya  Bunda menelfon berkali-kali karna cemas, Natalya menaikan alis kanannya dan meletakan handphonenya di meja berjalan menuju Bram.

"Sayang sudah pukul sebelas aku pulang ok?besok pagi aku jemput kita jogging".Bram memeluk Natalya yang berdiri didepan kursi yang ia duduki.

"Ya Baby", see you tomorrow.

Bram mengengggam tangan Natalya menuju pintu utama apartment, mengecup kening Natalya dan kembali memeluk erat tubuh langsing yang hangat itu sebelum meninggalkannya malam ini.

"Bye"Bram melambaikan tangan ke Natalya sebelum memasuki lift.

"Bye sayang".

Natalya menutup pintu apartmentnya berjalan ke kamar mandi, menyalakan air di bathtubs dengan air hangat, di tuangkan beberapa tetes sabun cair di dalamnya beserta aroma terapi.

Natalya merendamkan seluruh tubuhnya kedalam air hangat yang harum, kembali membayangkan yang terjadi hari ini mulai dari siang hari bersama Bram hingga malam ini, begitu banyak hal yang terjadi, tanpa sadar membuat pipi putih itu merona membayang...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Natalya merendamkan seluruh tubuhnya kedalam air hangat yang harum, kembali membayangkan yang terjadi hari ini mulai dari siang hari bersama Bram hingga malam ini, begitu banyak hal yang terjadi, tanpa sadar membuat pipi putih itu merona membayangkan yang mereka lakukan di dapur, "untung Bunda telfon, kalau tidak mungkin lebih dari itu tadi".

Astaga sejak kapan diriku begitu mudah luluh di tangan laki-laki, itu ciuman pertamaku yang begitu dalam"hihihi", Natalya tersenyum membayangkannya sambil menepuk-nepuk pipinya merasa malu akan dirinya sendiri, diciuman pertama ia sangat aktif menarik lidah Bram, seperti sudah terbiasa melakukannya.

Membenamkan setengah kepalanya kedalam bathtub, membayangkan setiap detik yang mereka lakukan di dapur.

Disisi lain Bram mengemudikan mobilkan menuju parkir area di hotel, dalam perjalanan ia pun membayangi Natalya,"untung saja Bunda menelfon disaat yang tepat"kalau tidak bisa saja aku melakukan hal yang lebih disaat kencan pertama.

~°~°~

Maaf kan aku readers dalam dunia nyataku sedikit sibuk, akan ku usahakan untuk update dua hari sekali ok😊

TERIMA KASIH ATAS VOTENYA 😊

Love, Job and? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang