14. Nggak marah, cuma sakit hati :c

125 24 5
                                    

Hai readrs🌈
KBFTS! Update!
Jangan lupa Vote'n coment💕
Sangkyu💕😋

Hari ini aku masuk sekolah seperti biasa. Ya, biarpun kalau inget hal itu bikin aku pengen makan orang. Tapi kan, masa cuma gara-gara masalah gitu aja jadi nggak sekolah. Gue itu bukan anak alay.

"Na," panggil Dian teman sebangku Yusan.

"Hooh," jawabku lalu mengambil buku ditas.

"Kamu..." ucapnya terpotong.

"Milae kan, aku anaknya Dahlan." sambar Mifta cepat.

"Dilan kamvret lain Dahlan." sahut Syali.

"Aku maunya Dahlan sih." jawab Mifta tegas.

"Sakarepmu." jawab Syali rada sinis. Malas berdebat soalnya.

Dian yang merasa diusik pun hampir saja mengeluarkan jurus elemen Api milik Boboboy. Tapi tidak jadi, dia masih berusaha sabar dan hanya bisa diam.

"Na, itu buat masalah si Yusan. Anu.." ucapnya ragu-ragu.

"Hep, STOP! Lebay amat, aku masih hidup kan? Ya udah sih, kecuali kalau aku sampe bunuh diri tuh terjun dari kelas ini kebawah lewat jendela." jelasku panjang lebar kepadanya.

"Belum mati kalau terjunnya dari sini mah. Paling cuma luka-luka." cerocos Ipeh.

"Tau darimana kamu peh?" tanya Mifta tidak percaya.

"Taulah, emang yang pinter tuh cuma si Hanna, Fitri doang. Aku juga pinter kali." ujarnya dengan gaya so soan.

"Coba jajal peh. Aku nggak percaya." ucap Syali.

"Nah, iya peh. Teori kamu tuh sulit dimengerti kalau belum dibuktikan." sambung Eca.

"Ogah amat."

"Ya udah, maaf." ucap Dian lalu pergi ketempat duduknya.

"Na," panggil Mifta.

"Kalau mau bahas aneh-aneh mendingan pergi." jawab Hanna dengan nada cuek.

"Nggak ko. Aku mau nanya." ucap selanjutnya.

"Apaan?"

"Boleh minjem bukunya nggak?" tanyanya.

"Nah ambil aja." jawabnya sambil memberikan bukunya.

"Oke makasih. Aku soalnya lupa nggak bawa buku buat literasi, hehehe."

Hanna langsung menatap ke arah Mifta.

Lalu, dia hanya bisa menarik nafas panjang. "Pake aja, nggak papa." ucapnya pasrah.

"Ciusss." ucapnya dengan mata terbinar-binar. Sebenernya sih agak jijik gitu kalau liat ekspresi si Mifta kalau gini.

"Iyaa. Petrus Canisius kali ah."

"Miieee apah?" ucapnya kembali dengan nada alay.

"Eh, bentar. Kamu kenal si Petrus na?" sambung Syali.

"Iya, kan dia Mang-ku." jelasku.

"Kacang njirr ucapan aku." ucap Mifta disedih-sedihin ekspresi mukanya. Tapi, tetep aja yang dia ucapin nggak direspon. Alhasil, dia akhirnya memutuskan untuk membaca buku pinjaman dari Hanna.

"Nah udah, jangan sama Yusan. Sama Petrus aja." bisik Eca sambil lirak-lirik kayak maling.

"Nggak bisa bloon." ucap Khurul yang tiba-tiba datang.

"Ya harus dibisaiin." celetuk Mifta yang udah asik baca buku.

"Beda agama."

"Nah eta, si Petrus Canisius Tua Hasiholan Sinaga Bonar Yang Namanya Kepanjangan..." cerocos Khurul sambil menahan nafasnya.

"Nafas dulu rul." ucap Eca sambil mengkibas-kibaskan tangannya. Kagak ngaruh sebenernya mah.

Tenggggg.....

"Nah, udah bel. Aku ke kelas dulu. Jangan kagen." ucap Khurul yang disambut ekspresi jijik dari teman-temannya.

"Na, bawa buku buat literasi nggak?" tanya Naufal teman sebangku-ku.

"Ada, dipinjem Mifta tadi." ucapku.

"Kamu bawa berapa fal?" tanyaku berharap dia bawa 2 buku. Gara-gara bahas laki-laki jadi lupa mau ke Perpustakaan.

"Cuma ini." ujarnya lalu menunjukan buku yang tipis banget.

"Ya Allah, ini mah buat kipas juga bisa fal."

"Biarin, yang penting ada. Soalnya kalau hari ini nggak bawa buku buat literasi bakalan dihukum."

"Mampusss."

Ya Allah, kuatkanlah Hambamu ini. Tolong berikan kesabaran kepada Hamba Ya Allah. Santuyy, kudu kalem. Kudu tenang, rilex. Ari kiyeu mah urang teu bisa rilex. batin Hanna tawuran :'v

~Bersambung~

Hai readrs❤
Maaf ya, Kau Best Friends The Somvlak baru update😩
Soalnya aku tuh banyak banget kegiatan sama tugas. Terus, sempet sakit juga. Jadi mohon maaf ya aku yang sebesar-besarnya🙇
Sebagai gantinya aku update 2 part yaaa^^

See you next chapter guys!!!💕

Kau Best Friend The SomvlakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang